You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is difficult that I even stay up all night.
Tidak boleh publikasikan ceritaku di website lain tanpa seizinku karena memikirkan alur cerita itu sulit sekali bahkan aku sering begadang.
Happy reading
🍁 Shoichi memilih untuk
Aku telah keluar dari rumah sakit dua hari yang lalu. Ucapan tsunade benar bahwa aku sengaja menyiksa diriku sendiri dengan penyakit ini.
"Tumor otak ganas dan gagal jantung. Ditambah aku memiliki maag akut." Ucapku lirih.
Sejak keluar dari rumah sakit aku tidak pernah istirahat. Ayahku memaksa diriku mengerjakan pekerjaan kantor. Aku menurut saja dan memilih diam tidak membantah.
Aku sekarang berada di taman belakang sekolah. Ini jam istirahat tapi aku malas makan. Ada yang menepuk pundakku ternyata itu deidara dan sahabatku yang lain.
"Bukannya istirahat di rumah." Ucap Deidara.
"Tempatku pulang masih terasa jauh." Ucapku.
"Ucapanmu aneh shoi." Ucap Sasori.
"Kau sedih shoi?" Tanya Tobi.
"Aku bahagia." Ucapku tersenyum.
"Apa yang membuatmu bahagia?" Tanya Hidan.
"Bebanku akan terangkat setelah ini." Ucapku.
"Perkataanmu seperti akan pergi meninggalkan kita semua saja." Ucap Kakuzu.
"Suatu hari nanti apabila aku tiada maka bawa jasadku menjauh dari sini." Ucapku.
"Lu kalau ada masalah cerita!" Kesal Deidara.
"Tidak ada." Ucapku.
"Gua perhatikan juga wajah lu makin kurus saja." Ucap Hidan.
"Hanya perasaan lu aja." Ucapku mengelak.
"Ada yang ngajak tawuran." Ucap Tobi.
"Boleh saja." Ucapku.
"Lu baru pulih." Ucap Sasori.
"Otot gua kaku. Pengen merenggangkan badan gitu." Ucapku.
Aku berbicara banyak hal dengan semua sahabatku. Aku bahkan menahan rasa pusing di kepalaku agar tetap bersama mereka. Jam pulang aku menuju parkiran disana kulihat sosok sasuke.
"Menunggu neechan sepertinya." Ucapku.
Aku menghampiri sasuke. Dia sedikit mengernyitkan dahi melihat kehadiranku.
"Jaga kakakku ya sasuke. Setelah ini aku tidak bisa menjaganya." Ucapku.
"Ucapanmu aneh." Ucap Sasuke.
Aku tidak peduli akan balasan sasuke. Aku pergi menuju kearah motorku berada. Aku berniat pergi ke rumah sakit untuk memeriksa keadaanku.
Di lorong rumah sakit aku diam saja. Tiba di ruangan tsunade aku mengetuk pintunya. Disana kulihat ada tsunade yang tengah makan.
"Masuklah." Ucap Tsunade.
Aku masuk dan tiduran sebentar. Rasa pusing itu masih ada bahkan semakin sakit.
"Kau tidak mau mengangkat penyakitmu?" Tanya Tsunade.
"Aku disini hanya untuk mengatakan bahwa akan menyumbangkan semua organku untuk rumah sakit ini." Ucapku.
"Shoichi!" Kesal Tsunade.
"Aku bertahan disebabkan menunggu kebahagiaan kakakku. Setelah dia menemukan kebahagiaan dirinya maka aku bisa beristirahat dengan tenang." Ucapku.
"Bertahan demi dirimu sendiri shoi." Bujuk Tsunade.
"Sejak awal aku hanya boneka saja. Jadi boneka ini telah kehabisan baterai tsunade-san. Biarkan boneka ini tidur sangat tenang." Ucapku tersenyum.
Tsunade terdiam dan malah memeluk tubuhku sangat erat. Aku diam saja tidak membalas pelukan tsunade sama sekali. Tubuhku lemas sekali makanya aku pergi kesini untuk meminta obat.
Saat jam makan malam aku tiba di rumah. Baru saja melangkah masuk ke rumah, pipiku tertoleh kearah samping. Tamparan hal pertama yang kudapatkan saat tiba di rumah.
"Sudah kukatakan harusnya kau tidak perlu bermain seperti anak kecil!" Kesal Kizashi.
"Maaf." Ucapku.
"Semua dokumen sudah berada di kamarmu. Kerjakan sana!" Pekik Kizashi.
"Baiklah." Ucapku.
Aku melangkah masuk ke kamarku. Saat membuka kamar ternyata ada sosok sakura disana.
Aku tersenyum kearahnya lantas memeluk tubuh kecilnya sangat erat. Pelukanku membuat sakura kaget.
"Shoi tubuhmu hangat." Ucap Sakura.
"Sebentar lagi tubuhku tidak terasa hangatnya." Ucapku.
"Kau tidak sayang neechan?" Tanya Sakura.
"Sayang. Aku ingin egois kali ini." Ucapku.
"Kau sudah makan?" Tanya Sakura.
"Sudah." Ucapku.
"Shoi!" Panggil Sakura.
"Hm." Ucapku.
Aku melepaskan pelukanku dari sakura. Aku memeluk kembali tubuh sakura dan menaruh kepalaku di pundak sakura.
"Kau akan pergi meninggalkan neechan sendirian?" Tanya Sakura sedih.
"Neechan sekarang ada sasuke." Ucapku.
"Kita kembar shoi." Ucap Sakura.
"Aku tahu." Ucapku.
"Kau tidak ingin bertemu dengan keponakanmu kelak?" Tanya Sakura.
"Aku bisa melihatnya kok." Ucapku.
Sakura malah menangis karena ucapanku barusan. Aku hanya bisa menenangkan sakura saja.
🍁 Menyerah
Haru Twins
~ 25 October 2023 ~
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ Haruno Sakura Twins (oc male reader)
Historia CortaTIDAK ADA UNSUR LGBT SAMA SEKALI DAN KARAKTER COWOK YANG KUJODOHKAN DENGAN MC KUUBAH JADI CEWEK GENDERNYA STOP BILANG BOOK AKU INI YAOI DAN SEBAGAINYA SAKIT HATI TAHU AKU BACANYA Note alternatif universe yang berarti sangat tidak terkait dengan mang...