8

94 13 0
                                    

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is difficult that I even stay up all night.

Tidak boleh publikasikan ceritaku di website lain tanpa seizinku karena memikirkan alur cerita itu sulit sekali bahkan aku sering begadang.

Happy reading

🌸 Sakura tidak tahu

Aku tengah memperhatikan shoichi yang serius melihat berkas-berkas kantor. Seragam sekolah masih melekat di tubuh shoichi. Sejak pulang sekolah ayahku memaksa shoichi melihat berkas kantor.

Aku pergi ke dapur untuk membuat cemilan bagi shoichi. Setelah selesai aku menuju ke kamar shoichi. Saat akan membuka kamar shoichi kudengar suara bentakan cukup keras.

"Kau payah shoichi!" Kesal Kizashi.

"Aku lelah touchan." Ucap Shoichi.

"Ck alasan!" Pekik Kizashi.

Aku mundur untuk bersembunyi agar kizashi tidak tahu keberadaan diriku. Pertengkaran mereka berlangsung setelah cukup lama, sekitar tiga puluh menit kizashi keluar kamar shoichi.

Aku membuka kamar shoichi. Pemandangan pertama yang kulihat adalah shoichi menundukkan kepalanya. Aku mendekat kearahnya lantas menaruh cemilan diatas meja belajar. Shoichi mendongakkan kepalanya kearahku. Kedua pipinya tertampak jelas bekas tamparan.

"Neechan." Lirih Shoichi.

Aku memeluk tubuh tinggi shoichi. Shoichi adikku menangis akhirnya sangat keras. Adikku yang biasanya terlihat kuat, hari ini dia menangis karena beban dia.

"Capek." Lirih Shoichi.

"Shoi mau pergi saja." Lirih Shoichi.

"Semua usaha shoi gagal terus di mata touchan." Lirih Shoichi.

"Shoi rela begadang demi mengerjakan itu semua, tapi touchan tidak menghargai sama sekali." Lirih Shoichi.

"Neechan bisa sewa pembunuh bayaran untuk membunuhku." Lirih Shoichi.

"Tidak akan!" Protesku.

"Sejak kemarin perutku sakit terus dan kepalaku juga pusing." Lirih Shoichi.

"Neechan telah membawa makanan untukmu." Ucapku.

Shoichi melepaskan pelukannya dari tubuhku. Shoichi tersenyum kearahku tak lama shoichi malah ambruk di tubuhku.

"Dek bangun!" Pekikku menepuk pipinya berulang kali.

"Kaachan! Touchan! Adikku pingsan!" Teriakku panik.

Pintu kamar terbuka kizashi langsung menggendong tubuh shoichi ke luar. Aku mengikuti langkah kaki kedua orangtuaku. Tiba di rumah sakit shoichi dibawa ke ruangan IGD.

Aku menunggu dalam diam. Saat ayahku ingin mendekat aku menjauhinya. Dia tetap berusaha mendekat jadi aku memeluk tubuh ibuku.

"Sakura kenapa kau menjauhi touchan?" Tanya Kizashi.

"Apabila adikku tidak sadar maka aku akan menyalahkan touchan selamanya." Ucapku datar.

"Adikku pasti hanya bersandiwara saja." Ucap Kizashi.

Aku mengepalkan tanganku. Kizashi selalu melihat adikku sebagai boneka hidup sejak dia lahir. Aku tidak bisa berbuat banyak karena belum memiliki kekuasaan sendiri.

Dua jam kemudian dokter keluar. Dia menatap kami sejenak. Entah kenapa firasatku sangat buruk mengenai ini semua.

"Kami berhasil menyelamatkan nyawa pasien." Ucap Dokter.

"Syukurlah." Legaku.

"Tapi." Ucap Dokter.

"Kenapa dok?" Tanyaku.

"Pasien dinyatakan koma. Penyebab dia koma karena ada beberapa organ vitalnya yang mengalami kerusakan." Ucap Dokter.

"Astaga shoi." Kagetku.

"Pasien juga memiliki hal yang disembunyikan dari kalian." Ucap Dokter.

"Apa itu dok?" Tanyaku.

"Tanyakan langsung kepada pasien saat dia bangun nanti." Ucap Dokter.

"Saya permisi. Masih banyak pasien yang perlu aku tangani." Ucap Dokter.

Dokter tersebut pergi. Tak lama ada ranjang keluar. Disana kulihat shoichi yang tampak pucat. Kami mengejar para suster yang membawa shoichi ke ruang rawat.

🌸 Bahwa shoichi menyembunyikan sesuatu darinya

Haru Twins

~ 20 Oktober 2023 ~

Maaf lama banget updatenya

✔️ Haruno Sakura Twins (oc male reader) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang