IX

4.3K 463 5
                                    

Selamat pagi!
Pagi! Pagi! Pagi!

Jangan lupa di vote























Terimakasih yang sudah nge vote, selamat membaca!














***








Pukul 23.00 Malam, Zean mendapatkan panggilan mendadak dari Marsha, ia mendapatkan kabar bahwa ayah nya merasakan sakit kembali. Dengan sigap, Zean langsung ke rumah marsha untuk memeriksa keadaan Ayah marsha.

  Sesampainya di rumah Marsha, Zean langsung bergegas menuju ke kamar Ayah Marsha. Di Kamar Ayah marsha, seluruh keluarga Marsha sudah menangis, takut terjadi apa apa. Zean menyuruh keluarga nya untuk menunggu di luar, di dalam Zean bersama Aran, asisten pribadi. Walaupun Aran juga dokter, namun dengan senang hati ia membantu Zean.


" Gimana, dok?" Tanya Aran.

" Kita harus ke rumah sakit" Jawab Zean cepat.

" Kabari keluarga Marsha di depan, aku akan memasangkan alat pernafasan" Lanjut Zean.

Aran mengangguk, ia langsung meninggalkan Zean di dalam, dan menyusul keluarga Marsha di luar.

" Dokter, gimana keadaan suami saya?" Ujar Nyonya Andra dengan suara bergetar.

" Tuan Andra, harus di bawa ke rumah sakit sekarang, Nyonya. Kami sudah memanggilkan ambulan, kalian bisa menyusul" Jawab Aran yang membuat keluarga Marsha terkejut dan semakin menangis.

  Tak berselang lama, datanglah Ambulan. Perawat yang membawa Ambulan, langsung mengeluarkan bankar yang di gunakan untuk membawa Andra ke runah sakit, Di dalam Zean di bantu oleh perawat untuk memindahkan Andra dari kasur ke bankar. Setelah aman, Zean, dan para tenaga medis lainnya langsung membawa Tuan Andra keluar dan di bawa ke rumah sakit.

  Marsha memegang lengan Zean, Zean tau Marsha sangat takut kehilangan sang Ayah. Zean mengusap tangan marsha.

" Berdoa ya? Semua akan baik baik saja" Ujar Zean sembari mencium kening Marsha.

Marsha mengangguk, ia membiarkan Zean membawa Ayahnya, lalu ia bersama keluarga menyusul dari belakang. Sesampainya di rumah sakit, Andra langsung di bawa ke UGD untuk di periksa lanjut. Dan keluarga marsha menunggu di luar.




1 Jam, 2 jam, 3 jam, berlalu. . .

  Zean belum keluar dari ruangan UGD, raut wajah khawatir, takut, dan panik tercetak di wajah keluarga Marsha. Di dalam ruang UGD, kondisi masih genting. Kondisi Tuan Andra belum kunjung membaik. Zean tak sendiri, ia bantu 3 dokter spesialis bedah dan Jantung, salah satu nya Sean yang langsung turun tangan membantu Adiknya.

  Tiba tiba, sebuah tangan bergerak. Tangan tersebut memegang tangan Zean yang sedang sibuk memasang kan alat. Zean menoleh ke arah Tuan Andra yang menatap Zean dengan tatapan sayu.

" Ada apa, tuan?" Tanya Zean.

  Zean mendekatkan telinganya ke arah mulut Tuan Andra.

" T-t-tolong j-j-jaga marsha ya nak? Om su-sudah eng-engga k-kuat..., s-sakit" Ucap Andra dengan terbata-bata.

Zean terkejut. Ia langsung menyuruh dokter dan suster untuk bekerja cepat.

𝗡𝗔𝗕𝗔𝗦𝗧𝗔𝗟𝗔 [ 𝗘𝗡𝗗]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang