**✿❀On The Contrary.06.❀✿**

2.8K 91 2
                                    

Biasakan vote sebelum membaca
Terima kasih🐰

Arsya memainkan pena di tangannya sambil melihat semua gerak gerik zayan dari ruangannya. Kamera yang sengaja ia pasang dan tersambung ke sebuah laptop guna mengawasi apa saja yang dilakukan zayan saat dirinya tak ada di sampingnya.

Dilihatnya zayan berjalan mendekati lemari dan membukanya, terlihat juga seperti memilah barang di dalamnya Lalu zayan mengambil sebuah borgol tangan dan kaki serta beberapa lilin di tangannya. Setelah itu dia simpan borgol dan beberapa lilin yang ia ambil di atas nakas di samping kasur.

Arya tersenyum ketika tengah melihat zayan yang tak memakai sehelai baju pun melenggang kesana kemari
Dengan memperlihatkan belahan pantat yang semok ikut bergerak karenanya.

Apakah zayan sedang memilihkannya mainan untuk dirinya sendiri? Pikir arsya.

Sudah tiga bulan berlalu zayan bersamanya, sudah banyak hal yang arsya lakukan pada zayan, dan sudah banyak perubahan yang lumayan signifikan selama ia hidup menjadi budaknya. Seperti belakangan ini, zayan sering meminta pada arsya untuk memilih sendiri permainan yang akan ia gunakan untuk menyiksanya. Arsya benar-benar menyukainya.

Tak berapa lama arsya pun berdiri hendak menemui zayan di ruangannya

Sebelum itu arsya sempatkan terlebih dahulu menemui orang tuanya, ia meminta izin untuk tidak lagi tinggal bersama kedua orang tua angkatnya itu. Dia akan menetap dan tinggal di apartemen.

Karena, selama kepulangannya dari Ny. Arsya berpindah-pindah dari apartemen ke rumah Williams dan Cassie.

Setelah mendapat izin, arsya membawa koper berisikan pakaian dan barang barang arsya lainnya dan memasukannya ke bagasi mobil. Arsya mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang menuju apartemen nya. Toh ia juga sesekali akan menginap di rumah orang tuannya.

Sesampainya, arsya langsung membuka pintu dan menyeret kopernya untuk di bawa masuk.

"Zayaaan!"

Panggil arsya setelah membuka pintu kamar. Arsya tidak menemukan keberadaan zayan di ranjangnya

"Zayhhhpppp" "mmmppphhhh" "Mmggpphhh"

Arsya panik ketika di belakangnya ada zayan sedang memiting lehernya dan membekapnya dengan sebuah slayer kain. Arsya tahu di slayer itu sudah lebih dulu zayan beri bius

"MMMPPHHHH"

Sebisa mungkin arsya tidak menghirup bius itu. Bisa-bisa ia bisa tumbang begitu saja.

Zayan membekap mulut arsya memperkuat bekapan kain itu di hidung arsya, tak lama arsya pun pingsan dalam bekapan zayan.

"Finally" zayan menyunggingkan senyum kemenangan, lalu zayan membawa tubuh arsya ke kasur dan menidurkannya dengan hati-hati.

"The wheel will always spin, and victory will always be in my hands, Zayan Julianto" bisik zayan di telinga arsya

Zayan membuka baju serta celana yang digunakan arsya hingga telanjang bulat memperlihatkan kejantanan arsya yang sering memasuki lubangnya selama tiga bulan ini.

Akhirnya, penantian yang ditunggu-tunggu sudah ada di depan mata. Ia berjanji akan merubah arsya dengan caranya sendiri. Cara yang membuat arsya mencintainya

"Sleep well babe"

"Cup"

Zayan membuka koper arsya dan mengambil sepasang pakaian seperti kemeja dan celananya untuk dia gunakan, karena selama ia disini, dia tak pernah memakai pakaian sehelai pun.

Zayan memasangkan borgol di tangan arsya dan kaki arsya dan menyambungkannya ke sisi ranjang. Lalu zayan memposisikan badannya untuk ikut terlelap di samping arsya.

Zayan menatap wajah arsya yang terlelap, terlihat damai dan tenang. Tangannya spontan mengelus serta menyibak rambut yang menutupi matanya, lalu turun ke pipi dan rahang arsya. Huh memang penyesalan datang nya di akhir. Andai saja dulu dia tidak sebrengsek itu untuk menggagahi ibu dari orang di depannya ini sampai meregang nyawa. Dirinya juga waktu itu dalam keadaan mabuk berat setelah pulang dari bar milik temannya.

Lama memikirkan masa lalunya, zayan memejamkan matanya tak sabar untuk hari esok





T
B
C

Target per chap 20 vote ya
Byeee🐰

REVENGE FOR MY STEPBROTHER🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang