5: Rela

239 23 0
                                    

Happy reading 😁



"Ini siapa yang udah nge-kill gue!?" teriak Juniar. Hampir saja dia melempar konsol game di tangannya.

"Meimei!" seru Ethan.

"Gue main aja kagak, ya!"

Hingga sampailah sebuah bantal pada kepala Ethan. "Sorry sorry, gue salah nyebut! Maksudnya Haira!" Hampir saja ia kalah.

"Cih!"

Setelah mendengar perkataan Ethan, Jun langsung menoleh pada pelaku yang membunuhnya. Dilihatnya Haira yang fokus pada layar didepannya. Tidak terlihat merasa bersalah.

"Ethan lo gak becus banget jadi tim!"

Ethan memegang dadanya, merasa tersakiti. "Lah Jun, lo mending-"

"Apa, hah!?"

"Gak jadi."

K.O

Tulisan berwarna merah itu terpampang jelas pada layar monitor.

Juniar mengamuk pada Ethan selaku rekan setimnya, tak rela kalah. Sedangkan Haira dan Nanda bertos ria karena berhasil mengalahkan mereka berdua.

"Ra, tolongin gue!!" teriak Ethan yang sudah diamuk. Juniar itu ambis apalagi soal permainan, jadi begini deh kalau kalah.

"Hajar aja Jun!" kompor Haira. Nanda ikut bersorak dibelakangnya seolah sedang menonton pertandingan tinju.

Zeta hanya geleng-geleng melihat kelakuan mereka. Diantara teman-temannya cuman dia yang masih waras, mungkin.

"Udahlah, makin berantakan ini paviliun. Lo pada mau beresin!?" Zeta sudah berdiri seperti kak Ros.

Mereka semua diam, ibu negara sudah berkata jadi jangan main-main. Zeta ini memang orang yang paling ditakuti di circle mereka selain Juniar. Keduanya terkenal akan keganasannya saat marah. Meskipun ada yang lebih menakutkan lagi, yaitu ketika anak absurd seperti Ethan dan Nanda diam kayak kerasukan setan introvert.

"Terima kasih, cantik jelita!" Ethan menangkupkan kedua tangannya. "Btw, kaki lo kenapa?" tanyanya salah fokus. Ia membenarkan bajunya yang acak-acakan.

"Kena meja," jawab Zeta sambil memperhatikan kembali kakinya yang terlihat membiru. Tapi tak terlalu sakit karena telah diurut oleh mamanya.

Tiba-tiba pintu terbuka dengan kencang.
"Halo kawan-kawan!" heboh Yhara.

Benar, Yhara yang dalam pandangan orang-orang sifatnya kalem ini sebenarnya absurd. Tepatnya semenjak bergaul dengan Ethan dan Nanda, jadilah begini. Ketiga orang yang bergolongan darah AB itu memang sudah out of the box tingkahnya.

"Nona Yhara gue kangen nih!" Ethan melebarkan tangannya agar dipeluk. Diikuti dengan yang lainnya, melepas rindu karena sudah lama LDR.

"Yang lain mana?" tanya Yhara.

"Alan baru pulang gym, Gia jemput Karin belanja," ujar Haira.

Namun tak lama setelah Haira berbicara, Gia dan Karin sudah membuka pintu lebar-lebar. Gia terlihat lemas sedangkan  Karin tampak melas. Dan tiba-tiba Gia berteriak begitu melemparkan dirinya di kursi.

"Kenapa tuh!?" Juniar sampai kaget dibuatnya.

"Gi, masih waras kan?"

Gia menggeleng pada Ethan. "Gini rasanya patah hati, ya? Jadi pengen nangis."

Melihat hal itu Karina merasa bersalah. Tapi jika tadi tidak diberitahu olehnya, nanti yang ada Gia galau brutal karena tahu sendiri.

"Patah hati? Bang Jay dong?" tanya Ethan memastikan pada Karin yang dibalas anggukan.

S+ (Absurd)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang