Kelakuan absurd para mahasiswa yang sudah menginjak semester 3.
*Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
Enjoy my work and happy read...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tepat pukul dua siang. Semuanya sudah berkumpul di taman yang sudah didekorasi sedemikian rupa. Ada yang duduk di kursi, ada yang duduk di tikar, ada juga yang duduk lesehan di atas rumput sintetis.
Mereka mulai menyantap satu persatu hidangan yang sudah disajikan. Cuaca hari ini sangat mendukung, tidak panas tidak juga mendung. Di atas sana hanya ada awan dan biru langit yang terlihat.
"Kalau malam-malam lebih enak suasananya nih Tan," celetuk Ethan pada bundanya Nanda yang membantunya menuangkan cilok.
"Tapi yang hadir cuma kamu," balas Yasmin sembari terkekeh. Ia memberikan mangkok besar itu.
"Katanya mau perform, tuh udah disediain panggung." Sadha menunjukkan panggung kecil yang berada di dekat pohon.
"Sabar ya Om, makan is numero uno. Makasih ya Tante Yasmin yang sangat cantik, kalau mau minta ciloknya jangan sungkan."
Setelah berkata seperti itu Ethan langsung kembali bergabung dengan yang lainnya, duduk lesehan di atas rumput.
"Gue yang beli cilok aja udah bosen liatnya," ujar Lano.
"Pokoknya udah UAS harus ke Jepang," seru Ethan dengan wajah tengilnya, mengabaikan komentar Lano.
"Kampret! Lu kira kayak liburan ke Monas!"
Penaltinya pasti tidak jauh-jauh dari kata uang. Temen-temennya itu kan memang suka ngelunjak. Satu orang sih gak papa, tapi ini hampir nyamain pesepakbola bagaimana? Terakhir yang kena penalti cuman bayarin tiket ke Ancol, lah dia?
"Jadi ke Jepang nih?" Haira tiba-tiba duduk di antara mereka. Diikuti dengan yang lainnya, kemudian mereka duduk melingkar.
"Gue pengen tapi males," ujar Nanda yang tengah bersandar pada Juniar.
"Yang deket-deket aja lah," sahut Yhara.
Yang lain mengangguk setuju. Sepertinya kalau terlalu jauh akan benar-benar capek. Lagipula liburan kemarin mereka baru pergi ke negara tetangga.
"Gimana kalau ke Surabaya? Cuman tempat kelahiran Zeta aja yang belum disinggahi," usul Karin.
"Vote aja vote. Yang pengen ke rumah Cici Suroboyo angkat kaki!" Ethan berseru. Tak sampai satu detik sudah ditabok Juniar. "Becanda, angkat tangan aja."
Semuanya mengangkat tangan kecuali Zeta sendiri.
"Yaudah fiks Surabaya."
"Nanti nginepnya mau di mana?"
Gia tiba-tiba mengacungkan jarinya. "Gue pernah nginep di apart deket Pakuwon Mall, gila mantul!"