Chapter 12 : Penyimpangan

73 7 2
                                    

Kabut semakin menebal dan langit mengeluarkan gemertuk petir dan Guntur dikejauhan sejak lima menit armada yang ku pimpin semakin mendekati zona abyysal dan tepat setelah melewati kabut ini kami akan tiba di zona abyysal dan aku bisa langsung berlayar kemanapun aku mau.tiga hari terakhir berlayar bersama armada membuat mereka akhirnya terbiasa denganku yang tidak bisa tersenyum,juga aku harus berterima kasih pada atago yang terus mengganggu penelitian ku untuk dibuatkan makan siang dan malam,tapi justru karena itu aku jadi lebih dekat dengan kansen lain di armadaku.

"Kurangi kecepatan semuanya,kabut ini berbahaya"kataku dari radio anjungan kapal,aku keluar menuju geledak kapal saat aku menyadari ada salah satu lampu kapalku yang belum menyala.kabut memang sangat berbahaya bagi kapal dan mungkin aku sedikit egois untuk memaksa mereka menembus kabut ini agar cepat berpisah dari mereka,tapi bukan kabut ini yang kucemaskan tapi memori yang dia bangkitkan kembali dari kepala ku.

Aku bisa saja segera memperbaiki lampu sorot itu jika bukan karena atago yang bersembunyi di balik kabut berusaha untuk mengagetkanku.

"Aku sudah tahu kau disana"kataku tanpa menoleh pada atago dan tetap fokus pada lampu sorot yang akhirnya menyala

"Huh,kau memang tidak seru,ya"kata atago sebal sembari menghampiriku.

"Ada perlu apa ?"tanyaku sambil sambil membersihkan tangan dari debu.

"Tidak ada,apa aku tidak boleh berkunjung ?"kata atago tanpa dosa.

"Tempat ini berbahaya,bahkan untukku,sebaiknya kau kembali ke kapal mu"kataku sambil menatapi kabut tebal tanpa ujung di depan.

"Eh, memangnya kenapa berbahaya ?,apa kau pernah kemari sebelumnya?"tanya atago bingung.

"Ini tempat pertama kali aku terbangun"kataku santai sambil berjalan melewati atago hendak kembali ke anjungan kapalku.

"Pertama kali bangun ?,maksudmu ?"tanya atago masih bingung sambil mengikuti dari belakang.aku kemudian berhenti setelah mendengar pertanyaan atago dan mendekati salah satu dari tiga turret meriamku yang berada ditengah.dan menunjukkan atago salah satu bagian aneh di sana yang terlihat penyok akibat hantaman benda tumpul dan memang sengaja tidak aku perbaiki sebelum kami berangkat.

"Disini,waktu itu aku terbangun di lantai geledak dengan keadaan sangat mengerikan.aku tak ingat apapun tentang masa laluku,hanya nama dan misiku saja yang kuingat.aku sangat ketakutan dan bingung saat itu.aku berusaha mencari sesuatu yang mungkin berhubungan dengan masa laluku di dalam kapal.dokumen,video,apapun itu.tapi aku lebih terkejut begitu melihat rekaman kamera pengawas di geledak kapal"kataku.aku berhenti sejenak untuk mengambil nafas,dan melihat ke atago yang masih fokus mendengarkan ceritaku.

"Ternyata aku sudah bangun sebelum itu,tapi aku sepertinya menjadi gila dan berkeliaran di kapal ini seperti monster dengan tubuh berlumuran darah sambil bertanya-tanya siapa aku dan sesekali memukul benda disekitarku,dan setelah itu aku pingsan lagi dan sadar di tempat ini"kataku mengakhiri ceritaku.

"Lalu penyok itu..?"tanya atago

"Salah satu benda yang kupukul itu,sebagai pengingat aku ini monster,aku sudah dibuang dan entah siapa yang membuang ku,pasti sudah sadar bahwa aku ini tak lebih dari produk gagal dan sampah yang patut disingkirkan"kataku sambil menempelkan tangan ku pada penyok itu.tapi sebelum aku bisa menarik kembali tanganku atago mengulurkan tanganya dan menggenggam tangan kiriku yang menyentuh penyok.entah apa maksudnya aku kebingungan sambil menatap atago yang berdiri dekat sekali disampingku sambil tersenyum padaku.

"Kau bukan monster Zaen,kau itu kansen,salah satu dari kami,kansen punya jiwa kemanusiaan,dan kau hanya perlu menemukanya dan suatu saat pasti"katanya sambil tersenyum,dan entah kenapa senyum itu selalu saja bisa membuatku tenang jika sedang marah atau sedih.

Azur lane : Cursed ShipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang