CIGARETTE

3.1K 173 15
                                    

Tiga puluh tujuh menit, gadis itu sudah berada di dalam kamarnya selama itu, dia menghabiskan sekitar lima botol soda dan tiga cup mie, membaca dan memainkan ponselnya selama itu di dalam kamarnya sambil mendengarkan lagu.

gadis bersurai pendek itu hanya terbaring di kasur, menunggu keadaan di luar menjadi lebih tenang, di luar hujan deras sejak sejam yang lalu sementara dia tidak bisa kemana mana.

"Aku tidak peduli jika kau mencintai jalang itu atau tidak! Dia tidak boleh tinggal disini!"

"Jungkook! Tutup mulutmu! Kau keterlaluan!"

"Kau yang keterlaluan sialan! Aku muak disini!"

"Jungkook!" Maki seseorang membuat gadis yang sedari tadi di kamar hanya terkekeh kecil lalu menerima pintu kamarnya di buka dengan kasar.

"Bajingan!" Desisnya membuat gadis itu bangun dari atas kasur lalu menatap pria di hadapannya.

"Kau sudah puas?"

Pria bernama Choi jungkook itu melirik adiknya lalu berdecih. Dia berjalan mendekati lalice, adiknya yang berusia tujuh belas tahun.

"Apa kau senang melihatnya?"

Lalice menaikan bahunya, mengambil sodanya lalu meminumnya, dimana jungkook sudah mendudukkan dirinya di sisi sang adik "aku muak disini"

"Ingin pergi?" Balas lalice membuat jumgkook meniup wajah adiknya.

"Dan membiarkan pria tua itu memukul mu?"

Lalice tertawa, memposisikan kepalanya di paha jungkook lalu meraih tangan pria itu dimana dia bisa melihat luka basah di sana.

"Kau memukul ayah?"

"Hm" gumamnya, menarik tangannya lalu mengusap wajah lalice yang pucat.

"Kau sudah makan?"

"Sudah" balasnya, menatap wajah Jungkook.

"Apa yang kau makan?" Tanya pria itu membuat lalice menendang cup mie di lantai.

Jungkook menghela nafas, menatap wajah lalice yang tengah menatapnya membuat pria itu mencubit ujung hidung gadis itu membuat lalice tertawa.

"Jauhkan makanan itu, kau tahu aku melarang mu bukan?"

Lalice berdehem, bangun dari duduknya lalu mengusap luka basah di ujung bibir pria itu. Lalice tahu bahwa itu semua berasal dari ayahnya, tidak memungkinkan bagi lalice bahwa jungkook tidak akan melawan ayah mereka.

"Kau terluka" ucap lalice, menyentuh luka itu membuat jungkook meraih tangan lalice.

"Itu bukan masalah selagi bajingan itu tidak menyentuh mu"

Lalice tersenyum, mengecup ujung bibir jungkook lalu merebahkan tubuhnya lagi di atas ranjang, menatap pria itu lalu tertawa.

"Kemarilah, aku merindukan mu"

Disana jungkook terkekeh, merebahkan dirinya, membawa tubuh adiknya kedalam pelukannya dimana pria itu menghela nafas dengan gugup.

Semenjak kematian ibunya yang bunuh diri, jungkook dan lalice menerima sifat kasar dari ayahnya. Jika mungkin waktu dapat di ulang, mungkin jungkook akan membawa ibunya pergi.

Jika bukan karena paman mereka yang menghamili ibunya, dan membuka hubungan gelap mereka, mungkin ayahnya takkan seperti ini.

Ibunya bunuh diri bersama kandungannya, sementara pamannya pergi meninggalkan rumah dan menyisahkan ayah jungkook dan lalice.

Selama bertahun-tahun, mereka hanya menerima bentakan dan makian dari ayahnya. Sambutan hangat di gantikan dengan suasana sunyi.

Pelukan dan ciuman manis di habisi oleh rasa benci dan hanya di isi dengan makian dan pukulan keras dari ayahnya. Itu mengapa jungkook tidak pernah kembali pulang.

BLANK SPACE [lizkook Oneshot]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang