Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Shhhhhhhh" yedam meringis pelan saat merasakan rasa sakit yang luar biasa pada kepalanya,kedua telinganya berdenging. Yedam bertanya-tanya apakah ini akan menjadi akhir dari kehidupannya? Atau dia masih memiliki kesempatan untuk hidup lagi? Kedua pertanyaan itu terus berputar di otak yedam.
Netra rubah yedam tak bisa terfokus,jangankan untuk melihat dengan fokus yedam bahkan tidak dapat mengerakkan tangannya karna terlalu lemas.
"Siapapun gue mohon tolong gue" lirihnya dalam diam. Perlahan tapi pasti bulir bening mulai jatuh dari sudut matanya,yedam menangis. Rasa sakit yang menyerangnya seakan tidak memberinya jeda sedikitpun untuk berusaha bertahan atau melawan rasa sakit itu.
Ditengah rasa sakitnya,samar-samar yedam melihat seonggok tubuh yang juga tergeletak di depannya. Bau anyir juga tercium di sekitarnya. Beberapa kali yedam berusaha memfokuskan matanya untuk melihat siapa orang yang juga bernasib sama sepertinya itu atau mungkin lebih parah darinya. Namun yedam tetap tidak bisa,itu semakin membuat kepalanya sakit.
Tap
Tap
Tap
Langkah kaki seseorang terdengar mendekati yedam.
Pria itu berjongkok di hadapan yedam,menunduk lalu menampilkan smriknya yang terlihat seperti iblis yang sedang menatap mangsanya.
"Ck,ck. Harusnya kamu nggak bernasib seperti ini bang yedam dan seharusnya kalian tidak ikut campur dengan urusanku." ucap pria itu dengan nada daramtis yang dibuat-buat olehnya.
"Dari mana dia tau nama gue" batin yedam bertanya.
Orang tersebut mengelus rambut hitam yedam yang sudah basah oleh darah dan membiarkan tangannya ikut ternodai darah yedam. "Kamu pasti penasaran kan,kenapa saya tau nama kamu?" Pria itu menghentikkan kegiatannya mengusap rambut yedam lalu mendekatkan bibirnya ketelinga yedam dan berbisik. "Apa kau yakin tidak mengenali suara ini?" Tanyanya diakhiri senyuman miringnya.
"S-suara itu...." batin yedam dibuat terkejut,beberapa memory masa lalu tiba-tiba terputar kembali di benaknya.
Yedam berjalan santai di sepanjang koridor kampus dengan sebuah earphone yang dipakainya di telinga kanannya,yedam sedang mendengarkan beberapa materi secara online.
"Yedam!!" Seruan seseorang membuat yedam menoleh ke belakang dimana disana terlihat seorang perempuan tengah berlari menghampirinya. "Ada apa?" Tanya yedam begituperempuan itu berdiri di hadapannya.