.
.
.
.
.
"Mau kemana kamu?"
Wah parah. Udah jelek, buta lagi. Masa nih orang tua gak bisa liat Altair pakai seragam?
"Sekolah."
"Tidak."
"Ya," jangan kalian pikir Altair akan kembali ke kamar. Oh no! Orang kenyataannya Altair kembali melangkah keluar.
"Selangkah lagi kamu maju. Abang enggak akan segan-segan hukum kamu Altair."
Ini nih sebenernya pada kenapa si? Gak nih orang tua gak itu si anaknya sama aja.
Altair berbalik menatap daddynya dan Lorenzo dengan tatapan yang emm sengit?
Bukannya takut dengan ancaman Lorenzo. Kini Altair berjalan mundur keluar.
"Emm aku tak salah kan? Dia bilang selangkah aku maju. Tapi kan sekarang aku mundur bukan maju."
Terus melangkah mundur ia tak tahu saja di belakangnya sudah ada abang ke 2 nya.
"Mau kemana?"
Altair yang kaget reflek menjauh tapi sepertinya sudah ketebak oleh Shaka. Shaka langsung menggendong Altair koala.
"Nakal."
"Lepas," sekuat tenaga Altair mencoba melepaskan diri.
Semakin memberontak saat ia dibawa Shaka ke tempat daddy dan abang pertamanya berada. Kena lagi nih.
"Mau dihukum hm?"
Dari suaranya saja ketara sekali jika Lorenzo tengah menahan amarah.
Altair si ya mau gimana lagi? Mau kabur gak bisa secara sekarang ia didudukkan dipangkuan Shaka. Jadi ya udah pasrah aja.
"Jawab Altair. Mau dihukum hm? Kenapa tadi tidak mendengarkan abangmu?" Kini giliran suara daddynya yang terdengar.
"Dengar apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi ZAXE [END]
Teen FictionZaxe adalah manusia buatan yang paling sempurna. Ia diprogram khusus dengan kepintaran yang luar biasa. Wajahnya yang tampan bak dewa Yunani bisa mengelabuhi siapa saja. Hanya saja ia tak memiliki perasaan sebagaimana robot semestinya. Zaxe dicipt...