🅻.🅾.🅴 𝕏 Sυɳɠԋσσɳ

46 5 0
                                    

"Heh! Jangan kabur kalian!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Heh! Jangan kabur kalian!"

Seorang wanita paruh baya berlari mencoba mengejar ketiga orang remaja di hadapannya.

"Gila sih tuh guru cepet banget larinya." Ujar Jay di sela larinya.

"Ini salah lo!" Balas Jake.

"Kok gue?!"

"Siapa yang ngajak bolos jam pelajaran hah?!"

Sunghoon hanya menggelengkan kepala nya melihat kelakuan temannya itu.

"Yah tapi—"

Bruk!

Mereka berdua, Jay dan Jake terjatuh sebab Sunghoon berhenti mendadak, karena dialah yang lari duluan.

"Aduh!"

"Sunghoon! Lo bisa gak sih ngomong dulu kalo mau berhenti, sakit nih!" Protes Jay.

Sunghoon menatap mereka malas, "mending kita sembunyi daripada harus lari kaya gini. Mumpung bu guru ketinggalan jauh."

Mereka menoleh ke belakang, ah ternyata bu guru sudah tidak terlihat mengejar namun masih terdengar langkah kaki yang menghampiri mereka.

Jay bangun dari posisinya, "yaudah ayok buruan!"

"Jake ayok bangun, jangan bengong!"

Jake memerjapkan matanya kemudian menatap kesal ke arah Jay. Andai saja kalau Jay bukan sahabat nya sudah ia bom rumah nya. Mengingat dia menjadi susah sendiri karena Jay yang ingin makan tteokbokki di pagi hari dan mengancamnya bahwa jika ia tidak ingin menemani nya Layla akan di jual ke pasar gelap.

"Sabar dong!"

Akhirnya mereka bersembunyi di halaman belakang sekolah dengan tempat yang berbeda-beda. Seperti Jay yang bersembunyi di semak-semak, Jake di bawah kursi panjang yang sedikit terhalangi juga oleh barang-barang tak terpakai, sedangkan Sunghoon di atas pohon.

Wanita paruh baya yang menjabat sebagai guru itu akhirnya sampai di halaman belakang, melihat sekeliling. Tidak ada yang mencurigakan.

"Aish! Kemana pula anak-anak nakal itu?" Setelahnya ia pergi dari sana. Jasuke bernafas lega, mereka keluar dari persembunyiannya.

"Hampir aja."

"Hampir darimana? Emang udah ketahuan! Nanti kalo tuh guru lapor ke mommy gue gimana?! Bisa bisa uang jajan gue jadi taruhannya." Gerutu Jake.

"Iya maaf."

"Sekarang gimana? Percuma juga kita ke kelas, mending sekalian bablas." Ucap Sunghoon.

"Nah bener! Udahlah gas." Jay menarik Jake untuk memanjat tembok.

"Hiks! Uang jajan."

★★★

"Enak banget." Jay memakan habis tteokbokki terakhir nya.

"Apa sih Jake? Sinis banget." Jay menatap heran Jake yang di sampingnya yang sedang memperhatikan dirinya dengan tatapan tajam.

Jake memalingkan mukanya dan lanjut menghabiskan tteokbokki miliknya.

Kayanya Jake lagi PMS :-)

"Om! Saya mau satu lagi." Ujar Jay memanggil pelayanan kedai tersebut.

"Tumben banget lo makan tteokbokki sampek habis 3?" Sunghoon menatap Jay heran.

"Like like me lah!"

"Pasti gak di kasih makan sama emak lo kan?" Jake memincing mata.

"Sembarangan! Mama gue tuh baik hati, cuma kemaren kagak soalnya gue habis pecahin vas bunga kesayangan dia :("

"Mampus!"

"Akh!"

Jay dan Jake kompak menoleh kearah Sunghoon yang memegang perutnya.

"Kenapa lo?"

Tanpa menjawab Sunghoon berdiri dan meninggalkan mereka berdua.

"Woy hoon! Mau kemana lo?!"

"Udah sih positif thinking aja, mungkin dia mau panggilan alam." Balas Jay.

Karena tak ambil pusing Jake sih manggut-manggut doang, lagipula Sunghoon larinya ke arah toilet, berarti benar toh.

★★★

Sunghoon keluar dari salah satu bilik kamar kecil, lalu ia berjalan ke wastafel untuk mencuci tangannya.

Ia sempatkan untuk membasuh muka dan rambutnya dan berakhir sedikit lembab di area tersebut.

"Astaga Sunghoon lo ganteng banget." Pujinya sambil memperhatikan wajahnya di cermin.

Dia pun membuat pose pose ganteng sambil bergaya di cermin dan terus memuji dirinya sendiri. Iya hoon tau kok lo ganteng :)

Yah inilah Sunghoon, yang terkenal cool, cuek, galak, judes tapi berbeda kalo dia lagi sendiri kaya begini. Apalagi kalo sama Jay Jake makin gila dia.

"Mau gimana pun juga tetap tampan hoon." Iyain dah kesian.

Tiba-tiba saja pintu kamar mandi terbuka.

Sunghoon langsung bersikap seperti biasa mencoba tak terjadi apa-apa. Malu dia tuh keciduk.

Seorang remaja laki-laki yang tingginya kaya tiang panjat pinang masuk ke sana. Ia mencuci tangannya di samping Sunghoon.

Sunghoon curi-curi pandang. Masih gantengan gue, batinnya.

Orang itu selesai mencuci tangannya, lalu ia merapihkan lengan sweater nya.

"Park Sunghoon ya?" Tanyanya.

Sunghoon menyeritkan dahi, "Ya. Siapa?"

Orang itu terkekeh, "ternyata ada kesamaan."

Gila, pikir Sunghoon.

"Maaf, tapi apa kita pernah bertemu?" Tidak ada jawaban dan membuat Sunghoon kesal.

Ia berniat meninggalkan kamar mandi, namun langkahnya terhenti saat kalimat yang terucap membuat nya penasaran.

"Kesamaan yang di miliki olehnya ada padamu."

Laki-laki itu menyinggung senyumnya saat Sunghoon membalikkan tubuh menjadi menghadap nya.

"Apa maksud anda?"

Laki-laki itu berjalan mendekat ke Sunghoon yang menatapnya dengan wajah datar.

Dengan lancang, tangannya menyentuh pundak kiri Sunghoon.

"Aku tidak menyangka kita akan bertemu disini—

—penguasa elemen ice, Park Sunghoon"

—penguasa elemen ice, Park Sunghoon"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lord of ELEMENT | EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang