"Yup! Bagus, seperti itu." Seru Soobin bertepuk tangan.
Chorim tersenyum bangga untuk dirinya sendiri, karena baru beberapa jam tapi ia sudah bisa mengendalikan kekuatannya.
Tangan kanannya mengikuti arah bulan, lalu perlahan-lahan cahaya yang di pancarkan nya menyorot Chorim dengan sempurna, seperti lampu panggung.
"Saya kira ini akan sulit, namun itu salah. Terimakasih telah membantu ku dan membuat latihan ini menjadi mudah." Ujar Soobin duduk di kursi taman.
Btw, mereka berada di halaman belakang mansion. Soobin mengajak Chorim berlatih di sana karena suasananya yang tenang dan juga mendukung.
Hari semakin malam, tubuh Soobin mulai kelelahan karena harus membimbing kesepuluh orang yang notebate nya sekarang menjadi murid mereka.
Chorim ikut duduk di sebelah Soobin yang sedang memeluk dirinya sendiri karena kedinginan akibat angin malam.
"Kak Soobin kedinginan?" Tanya Chorim khawatir, "kita masuk ke dalam aja yuk! Pasti kak Soobin capek karena dari pagi gak istirahat." Sambungnya.
Soobin mengangguk, "terimakasih. Tapi saya ingin disini sebentar."
"Kalau gitu aku temenin." Balasannya.
Cukup lama mereka duduk terdiam seperti itu, hening dan tenang rasanya. Di saat yang lain tidur, namun Chorim harus berlatih sampai selarut ini.
"Kang Chorim." Panggil Soobin tiba-tiba.
Yang di panggil pun menoleh, "ya?"
Tanpa mengalihkan pandangannya, Soobin berkata, "ada sesuatu yang ingin ku beritahu padamu."
Satu alis Chorim terangkat seakan-akan penasaran dengan apa yang akan Soobin beritahu pada dirinya.
"Chorim, sebenarnya ibu mu masih hidup." Mendengar itu jantung Chorim seakan berhenti berdetak.
Soobin menatap Chorim lembut, "ia tidak meninggal, namun dia kembali ke tempat asalnya." Jari telunjuk Soobin mengarah kepada bulan yang bersinar terang di atas langit gelap sana.
Chorim perlahan-lahan mengikuti arah yang di tunjuk, pelupuk matanya sudah mulai menampung air. Jujur, Chorim sangat sensitif kalau ada yang membahas tentang ibunya.
"Dia sedang menantikan kedatangan putri cantiknya, dia sangat merindukan mu. Tapi Ratu bulan tidak bisa menghampirimu kesini karena terlalu berbahaya untuknya." Seperti dugaan air mata itu lolos seketika. Chorim sangat merindukan ibunya.
"J-jadi ibu masih hidup? Gimana kamu tahu?" Soobin mengangguk.
"Maaf, aku tidak bermaksud membuatmu menangis. Hanya saja aku ingin menyampaikan pesan dari Ratu." Soobin jadi kebingungan sendiri saat Chorim tidak bisa berhenti menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lord of ELEMENT | Enhypen
FantasyPara keturunan itu masih hidup. Mereka benar-benar ada. Penerus kekuatan dan penyelamat bagi kami semua. Kedua belas manusia dengan kekuatan mereka ini menjadi penentu kemenangan ada di tangan yang baik atau yang jahat. Bagaimana cara mereka men...