Para keturunan itu masih hidup.
Mereka benar-benar ada.
Penerus kekuatan dan penyelamat bagi kami semua.
Kedua belas manusia dengan kekuatan mereka ini menjadi penentu kemenangan ada di tangan yang baik atau yang jahat.
Bagaimana cara mereka men...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kak Young!" Panggil gadis berponi di depan gang, melambai-lambaikan tangan pada orang yang dipanggilnya.
Hwayoung mempercepat langkahnya, "lama ya?" Tanyanya ketika sampai di depan gadis itu, yang tidak lain adalah Eunhye, adik kelas sekaligus tetangganya.
Eunhye menggeleng, "gak kok. Ayo ke rumah aku." Hwayoung mengangguk
Setelah sampai tempat yang dituju atau rumah Eunhye, mereka langsung masuk ke dalam. Satu kata yang tidak pernah terlewat dalam benak Hwayoung ketika menginjakkan kaki disini, megah.
Yup, kata itu yang menggambarkan bangunan dimana sekarang kakinya berpijak. Rumah modern ini yang di penuhi peralatan canggih yang mengikuti perkembangan globalisasi.
"Kak Young tunggu disini bentar yah, aku mau ganti baju dulu." Ujar Eunhye berlenggang menaiki tangga menuju kamarnya.
Hwayoung hanya mengangguk, mengambil buku nya untuk dibaca selagi menunggu.
Ohiya, Eunhye dan Hwayoung awalnya memang tidak saling mengenal karena Eunhye baru saja pindah rumah di sekitar rumah Hwayoung. Yah walaupun berbeda blok tapi tetap satu komplek. Beda kasta soalnya :)
Nah karena Eunhye gak kenal siapa-siapa dan kebetulan pas pindahan ketemu Hwayoung makanya jadi deket. Mereka suka belajar bareng dan juga sering main bareng di rumah Eunhye, soalnya kan dia anak tunggal dan orang tuanya sibuk kerja jadi dia sendirian.
Setelah selesai ganti baju, Eunhye kembali ke ruang tengah bergabung dengan Hwayoung yang sedang baca buku.
"Buku cerita apa tuh kak?" Tanyanya.
"Oh ini cerita fantasi doang." Balas Hwayoung.
"Kakak suka cerita yang tema begitu yah?" Hwayoung mengangguk.
"Aku punya banyak buku cerita kayak gitu. Kakak mau lihat? Sebentar aku ambil dulu." Eunhye berdiri lalu berlari ke kamarnya.
Hwayoung cuma geleng-geleng kepala melihat nya. Dasar bocah.
Padahal kalian cuma beda setahun doang ಥ‿ಥ
Sekembalinya, Eunhye datang dengan satu box lumayan besar di pelukannya.
"Nah! Ini buku-bukunya, banyakkan?" Ia menaruh box tersebut di atas meja.
Hwayoung membuka box tersebut, yah hanya buku saja yang memang banyak.
"Ini sebenarnya buku lama, soalnya buku-buku waktu aku kecil gak pernah di buang, sayang banget. Jadinya aku taro di box ini." Tangan Eunhye mulai mengeluarkan satu persatu buku dari dalam.
"Kamu suka baca buku pasti." Tebak Hwayoung dan mendapat anggukan sebagai jawaban.
"Iya. Soalnya aku kan jarang main ke luar rumah, jadi aku suka ngabisin waktu buat baca buku, gambar, atau gak main game hehe." Hwayoung manggut-manggut.
