Jungkook menenteng dua buah koper di tangannya. Dia berjalan tegap namun tetap santai menuju ruangan Madam Goo yang sudah menunggunya. Dia mengetuk pintu mahoni cokelat tersebut sebanyak dua kali dan tanpa menunggu lama dia membuka knopnya---suasana ruangan pengap akibat asap rokok segera tercium.
Tatapannya dan wanita itu bertemu. Setibanya Jungkook di hadapan Madam Goo, Jungkook sengaja sedikit menghentakkan koper yang tampak berat tersebut ke atas meja sang wanita yang sedang menyesap cerutu guna meminimalisir ketegangan. Tensi akan kehadiran Jungkook luar biasa mengubah suasana hatinya.
Madam Goo memperhatikan penampilan Jungkook yang kian tampan. Necis sekali. Rambutnya diklimis, dia mengenakan mantel panjang membalut kemeja biru garis. Kacamata membingkai wajah yang tampak sangat bersinar. Sampai-sampai Madam Goo yang notabene merupakan wanita nyaris menyentuh usia lima dekade, sampai ikut panas dingin melihatnya.
Jungkook … sepuluh kali, tidak ratusan kali lipat lebih memesona dari sebelumnya. Walau sewaktu Jungkook membuka kacamatanya, Madam Goo seperti terkena sorotan leser yang seakan-akan mampu membelah dahinya.
Tatapan Jungkook tajam dan penuh kebencian. Namun juga licik dan penuh keangkuhan.
“Padahal kau masih punya waktu tiga hari lagi. Kenapa harus buru-buru?”
“Aku tidak mau terlibat dengan lintah sekaligus ular betina sepertimu, Madam Goo,” ketus Jungkook.
“Ugh, sangat kasar seperti biasa.”
Jungkook tersenyum tipis.
“Kudengar kau menjadi anak buah Yongpal. Dari dulu dia menginginkan dirimu, asal kau tau,” ujar Madam Goo. Dia menaikkan kaki berbalut sepatu merah ke atas meja.
“Aku tau. Maka dari itu Black Shark menerimaku dengan baik pada kesan pertama. Katanya, dia mengenalku.”
“Tak heran dia memberikan misi pertama di level 1… membakar hidup-hidup musuh terbesar Yongpal setelah membuatnya melawanmu adalah hal sulit,” Madam Goo tertawa remeh. “Kau dan sisi monstermu tidak akan terpisah sekeras apapun kau berusaha.”
Jungkook bergeming selagi Madam Goo menelitinya dari atas ke bawah. Lalu Madam Goo menghela kasar.
“Kiara milikmu. Setelah kau menebusnya dengan darahmu seperti ini, maka wanita itu sepenuhnya milikmu. Kau bebas memakainya sepuas yang kau mau sekarang. Bukankah itu tujuanmu? Wanita itu,” Madam Goo menghembuskan asapnya. “…wanita itu juga tidak terlalu spesial. Aku pasti akan segera mendapat penggantinya dengan yang lebih baik.” Terdengar seperti Madam Goo sangat kecewa telah kehilangan boneka favorit-nya.
“Berhentilah, Madam,” ujar Jungkook. tenang namun menusuk. “Aku tidak mau membuat Kiara harus terjerumus dengan orang-orang sepertimu lagi. atau wanita manapun terlibat denganmu lagi. Dan biarpun aku monster, hewan buas, iblis, tetap saja, Kiara tidak boleh hidup dengan cara orang-orang seperti kita hidup. Kiara ingin hidup normal. Dia bukan barang dan aku tidak mau memakainya sekalipun aku sudah menebusnya dengan nyawaku.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Precious Desire [sequel Burning Desire]
FanfictionDua orang yang sama-sama hancur, akhirnya kembali terjatuh di kegelapan yang sama lagi. Dan perjalanan keduanya masih tetap dipenuhi luka dan air mata, serta perjuangan laki-laki itu untuk membuktikan bahwa cintanya pada Kiara adalah cinta yang memb...