Setibanya bus yang mengangkut mereka hingga pemberhentian terakhir, Kiara langsung melengos dengan Jungkook di belakangnya---masih berusaha menarik perhatiannya.
Kiara membiarkan pria bebal itu menempel selayaknya anak kucing mengeong-ngeong, hingga mereka tiba di sebuah panti asuhan yang letaknya agak menepi dari Seoul.
Sejak kejadian ciuman tadi, Kiara malah semakin mempertebal iman dan takwanya untuk menjauhkan diri dari godaan Jungkook yang tertampan. Sebab semudah itu pertahanannya runtuh sebagai seorang wanita hanya karena menghirup aroma maskulin itu. Bukan main berbahayanya. Satu langkah lagi Jungkook berhasil menciumnya tadi kalau Kiara tidak segera menamparnya keras-keras sampai pipi Jungkook merah sebelah.
Selagi mengekori Kiara yang mukanya makin masam, Jungkook berhenti tepat sebelum melewati gerbang demi melihat pamflet besar yang menaungi gerbang tinggi.
Dibiarkannya Kiara pergi lebih dulu selagi dirinya mendongak dan matanya menyipit kala tersiram cahaya matahari sewaktu berusaha membaca tulisan “SELAMAT DATANG DI PANTI ASUHAN CHEONSA, TUHAN MEMBERKATIMU”
Segera itu juga dilihatnya punggung Kiara dengan pertanyaan mengalir di kepala: mungkinkah wanita itu sengaja membiarkannya ikut kali ini? untuk menunjukkan padanya hal ini?
Jungkook mengejar langkah kaki Kiara.
“Kiara,” panggilnya. Tapi dia tidak tau mau bilang apa. mendadak lidahnya kelu.
Suasana panti asuhan begitu cerah dan ceria. Bangunannya mirip seperti sekolah, bertingkat namun dicat berwarna-warni. Halamannya luas ditumbuhi rumput-rumput dan ratusan pot bunga menghiasi sepanjang teras.
“Kak Kia!” suara melengking bocah perempuan membuat keduanya sama menoleh ke arah pintu masuk panti. Kaki-kaki kecil pun turut berlarian menuju Kiara ketika menyadari sosok yang mereka rindukan datang.
Anak-anak lain yang mendengar teriakan nama Kiara pun turut mendekat hingga kerumunan di sekitar Kiara semakin lama tambah banyak.
Kiara seperti dikerubuni semut sementara Jungkook menyaksikan itu di belakangnya.
Kiara memeluk anak-anak itu dengan senyum dan tawa paling manis dan paling tulus yang tidak pernah Jungkook lihat selama mengenalnya. Seakan terpana, tanpa sadar Jungkook tak dapat mengedipkan matanya melihat pemandangan indah itu.
“Cantiknya …” tanpa sadar dia berbisik seperti itu kepada angin.
“Kami merindukan kakak!”
“Kemana saja tidak mengunjungi kami?”
“Aku semalam mimpi kau datang.”
“Kak Kia makin cantik!”
“Bawakan kami hadiah apa?!”
Kiara dengan sabarnya menjawab satu persatu pertanyaan yang datang padanya dari bibir-bibir mungil mereka. Hingga Jungkook khawatir saraf di wajah Kiara mati rasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Precious Desire [sequel Burning Desire]
FanficDua orang yang sama-sama hancur, akhirnya kembali terjatuh di kegelapan yang sama lagi. Dan perjalanan keduanya masih tetap dipenuhi luka dan air mata, serta perjuangan laki-laki itu untuk membuktikan bahwa cintanya pada Kiara adalah cinta yang memb...