Kiara menatap kepergian Jungkook dengan tatapan yang amat sedih. Tetapi, dia pun tidak berani untuk mengejar laki-laki itu karena tahu bahwa semua yang dia ucapkan benar adanya. Kiara harus lebih berhati-hati dan lebih tegas dalam mengambil keputusan. Jungkook belajar dari kesalahannya di masa lalu, tetapi Kiara justru sebaliknya. Dia masih gegabah dan membuat segalanya semakin rumit.Kiara berdiam di tempatnya sembari terus menerus mencerna makna ucapan Jungkook. Sebagian dirinya ingin menyerah tetapi sebagian dia tidak rela. Maka, dengan menebalkan muka, Kiara pun berlari mengejar laki-laki itu. Jika dia ditolak, Kiara berjanji akan tetap berusaha memohon maafnya seperti yang pernah Jungkook lakukan. Daripada dia tersiksa lagi, dia akan mengakhiri penderitaan yang dia alami selama ini karena laki-laki itu.
Jungkook mendekati mobilnya yang terparkir di basement.Alisnya menukik dengan dahi berkerut.Ekspresinya sudah tak karuan lagi. Tidak. Dia menggeleng. Dia harus mempertahankan ego kali ini saja, dia harus menepis rasa kasihannya pada Kiara kali ini saja. Sekalian biar perempuan itu tahu bagaimana penyesalan itu bersarang di dadanya.
Jungkook saat ini berusaha untuk tidak goyah. Tapi sumpah, rasanya berat sekali melihat wajah lusu dan meminta belas kasih Kiara.
Barusan saja dia membuka pintu mobil tiba-tiba saja dia mendengar seseorang berlari di belakangnya dan memeluknya. Jungkook tercekat.
Lengan kurus itu melingkari perutnya kian erat.Jungkook dapat merasakan tubuh itu gemetar. Dia menunduk untuk melihat bagaimana jemari Kiara sangat erat saling bertaut, seolah benar-benar tidak ingin dirinya pergi. Otomatis Jungkook memejam.
Ayolah. Ayolah jangan seperti ini! Beri dia pelajaran lebih lama lagi!
"Maafkan aku," isak Kiara. "Maafkan aku, Jungkook." Hati Jungkook berdenyut mendengar suara lembut Kiara.
"Aku sudah menyuruhmu pergi," ucap Jungkook.
"Tidak mau," isak Kiara sambil merengek. Sudah sebulan lebih, Kiara sangat merindukan Jungkook.Dadanya sesak karena diabaikan dan rasanya sakit sekali."Aku tidak mau pergi."
"Pergi," usir Jungkook.
"Tidak."
Jungkook menghela.Dia menutup kembali mobilnya lalu mengurai pelukan Kiara di perutnya. Jungkook berbalik dan menatap langsung wajah Kiara yang basah akan air mata. Kiara terisak kecil.Berusaha meredam tangisan walau Kiara tak mampu. Air matanya masih saja terus mengalir seolah tak akan dapat berhenti.
"Bagaimana rasanya?" tanya Jungkook. "Apakah sakit?"
Kiara mengangguk.Air matanya bertambah banyak kala dia memejam dan menunduk dan tetes-tetes airmatanya berjatuhan ke lantai.
Jungkook menyentuh dagu Kiara agar menatapnya. "Sesakit apa?" tanya Jungkook.
Bibir perempuan itu bergetar. "Sakit sekali.Aku ... aku kesakitan.Aku menyesal sudah melakukan itu padamu.Maafkan aku.Aku salah, Jungkook. Aku salah," Kiara menangis hebat. "Jungkook. Jangan lakukan ini padaku. Rasanya aku bisa mati karena merindukanmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Precious Desire [sequel Burning Desire]
FanfictionDua orang yang sama-sama hancur, akhirnya kembali terjatuh di kegelapan yang sama lagi. Dan perjalanan keduanya masih tetap dipenuhi luka dan air mata, serta perjuangan laki-laki itu untuk membuktikan bahwa cintanya pada Kiara adalah cinta yang memb...