14 Minggu
Haechan sedang menyiram bunga di taman belakang rumahnya, Mark sedang sibuk di perusahaan bahkan belum pulang dari kemarin karna sibuk dan lembur bersama Jeno, Haechan mengelus perutnya dengan lembut dan berharap Mark bisa mengelus perutnya juga.
"Haechanie, ayo makan nanti sakit kamu ga makan dari kemarin lho" ucap Bibi Kang, Bibi Kang khawatir Haechan kenapa napa karna ia belum makan semenjak Mark belum pulang ke rumah, Haechan benar benar drop sekali seperti hp yang belum di charge.
"Nanti aja bi, Mark belum pulang" ucap Haechan hingga mereka berdua mendengar suara pintu depan terbuka "Haechan, bibi, aku pulang" suara lesu dan lelah dari Mark Lee yang baru saja pulang, Haechan langsung pergi menemui Mark lalu memeluknya erat dan tanpa diduga Haechan menangis.
Mark panik mendengar Haechan menangis bahkan baju kerjanya basah oleh air mata Haechan "sayang, kenapa hm? Ada yang sakit??" Tanya Mark panik, Haechan menggeleng cepat "engga, aku kangen kamu" ucap Haechan, Mark terkekeh mendengarnya "aku kan bilang ke kamu klo aku lembur selama 2 hari karna perusahaan hampir bangkrut" jelas Mark, Haechan menatap mata Mark yang memiliki kantung mata dan wajah lesu bahkan pipi tirusnya terlihat lebih manly.
Mark melihat wajah Haechan yang berbeda, pipinya semakin tirus, matanya bengkak "sayang, kamu kenapa gini??" Tanya Mark khawatir, Mark menatap bibi Kang "maaf tuan, nyonya muda tidak mau makan ketika tuan belum pulang bahkan nyonya muda mengurung diri dalam kamarnya" jelas Bibi Kang sambil menundukkan kepalanya takut Mark marah.
"Aduh Haechan, kenapa gini?? Kasian baby loh, Bibi Kang udah berusaha keras bikin kamu gendut lagi" ucap Mark, Haechan yang mendengar akhir kata Mark langsung mencubit perut Mark "ih apa apaan, aku ga gendut ya" ucap Haechan sambil menghapus air matanya dengan wajah kesal.
Mark tersenyum "yuk makan, kebetulan aku kangen masakan bibi nih sama istriku yang manis dan baby Lee" ucap Mark, Haechan mengangguk lalu mereka berjalan ke meja makan dan makan bersama (dengan bibi Kang).
15 Minggu
Haechan sedang asik bermain dengan Brock tentunya, Mark yang sedang menyiram bunga tersenyum melihat Haechan akhirnya tidak seperti beberapa hari sebelumnya, yaitu kurus dan pipi tirusnya terlihat tidak tembem lagi.
Mark menatap hasil USG kemarin dan tersenyum, bayinya tumbuh besar dan sehat "syukurlah bayi kecil ini masih bisa bertahan" ucap Mark, awalnya Mark ketakutan setengah mati takut bayinya tidak bisa bertahan karnanya tapi sesuai kata dokter, kandungan Haechan kuat dan sepertinya apa yang di katakan Yuta benar "mungkin yang di katakan ayah Yuta benar, kekuatanku dan Haechan tak bisa di kendalikan maka anak kami akan lebih dari itu, aku harap dia bukanlah siluman yang di incar dan di inginkan seperti lumba - lumba, bahkan beruang kutub" ucap Mark yang entah pada siapa.
Mark lumayan senang karna Haechan dalam suasana hati yang bagus dan damai daripada dia marah marah melulu, masih muda udah tua duluan wkwkw.
16 Minggu
Tebak apa yang terjadi :).
"MARK MARK!! BAYINYA" Teriak Haechan, Mark yang mendengar teriakan Haechan langsung mendatangi Haechan bersama Bibi Kang "kenapa?!" Tanya Mark panik, Haechan mengambil tangan Mark lalu menaruhnya di perutnya "rasakan Mark" dua kata itu lalu duakk dari dalam perut Haechan bayinya menendang dengan sangat keras tapi singkat.
Mark terkagum kagum "wah!!! Bayinya!!" Ucap Mark, Haechan mengangguk lalu memanggil bibi Kang untuk merasakan Tuan Muda nya ini, Bibi Kang tersenyum lebar "wah sangat kuat tendangannya, itu pertanda bagus untuk tuan dan nyonya, tapi Bibi kurang tau karna kalau di sekitaran para siluman standar mereka menandakan itu pertanda bagus" ucap Bibi Kang, Haechan berpikir "hmm mungkin, tapi semoga saja" ucap Haechan sambil tersenyum pada Bibi Kang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Soulmate [END]
FanfictionHaechan seorang beruang lucu dan imut bertemu dengan singa ganas yang bisa saja memakan orang kapanpun dan dimanapun yaitu Mark. Tetapi Mark bisa menjadi singa normal tanpa harus membunuh orang, hanya butuh darah dari Soulmate nya maka ia normal. Ba...