Hampa [3]

92 29 49
                                    


Alo guys... Walcome to my cerita...

Ini karya gue yang sekian kalinya wkwk.
Jan lupa follow,vote and komen kalo suka^^
-
-
-
-
Perpisahan bukan akhir segalanya, namun jika terlalu larut dalam perpisahan itu maka kau akan menjadi hancur dan kelabu🕊️

***

"Lin, hentikan! Saya akan menghubungi kamu lagi jika saya sudah di hutan! Jadi saya mohon pulanglah. Jangan buat saya marah Lina! Ini sudah jadi tugas saya membuang anak itu jauh-jauh!"ujar Papa sambil menaikan kembali kaca mobilnya.

"Tuan... Saya mohon tuan... Tuan!!"

"Bibi..."

   Mobil mulai menjauh dari kediaman rumah Papa, bangunan bernuansa Belanda kini jauh dari pandangan Arvin. Anak itu terus saja menangisi sang Bibi dari balik kaca bagasi mobil.

"Bibi..."tangisnya.

"Berisik sekali kau anak haram?! Mau saya turunin di jalan hah!?"

"Pah, Udah.. kasian Arvin Pah"lirih Mama membela, biar bagaimanapun Arvin tetaplah putranya yang sangat ia cintai.

    Anak yang tak di harapkan kehadirannya karena di takutkan Arvin akan membawa Mala petaka jika ia terus di pertahankan di rumah megah itu.

"Kamu ini bela anak itu terus Wi! Kamu tau saya gak akan segan-segan buat habisi dia kalo..."

"Pah, saya mohon.. dia itu putra kita, dia darah daging kita Pah.."lirih Mama membuat Papa melirik tajam.

"Dewi, ini semua adalah rencana iblis sialan itu! Kau tau jika kita mempertahankan anak panas dalam keluarga kita maka keluarga kita akan hancur sehancur-hancurnya?!"

"Aku gak percaya Her, kamu masih saja percaya hal yang gak masuk akal itu. Kamu tau dia anak kita!! Darah daging kita Her?! Anak yang masih saja kita telantarkan.."kesal Mama sambil terisak.

"Sudahlah!! Jangan pancing emosi saya Wi!! Saya gak akan segan-segan untuk habisi kamu jika kamu terus menghalangi saya membuang anak sialan itu!!"tegas Papa kali ini membuat Mama memalingkan pandangan sambil mengusap air matanya yang jatuh begitu saja.

     Sudah tidak ada yang menjadi pendukungnya, kini hidupnya benar-benar hampa, Arvin hanya bisa menatap nanar jalanan kota, Matanya yang mulai meredup dengan hati yang kacau membuat dirinya semakin tak merasa berharga lagi, Perjalanan cukup memakan waktu hingga Arvin pun tertidur dalam air mata yang masih mengalir deras.

   Anak itu tertidur di bagasi sambil meringkuk, hatinya begitu sakit apalagi kata-kata yang di ucapkan sang Papa.

'Arvin, anak yang tidak di inginkan..'

'buat apa juga Arvin hidup lagi... Arvin udah gak peduli Papa dan Mama akan sayang sama Arvin... Tapi Arvin gak bisa hidup tanpa Bibi... Arvin takut, Arvin sekarang sendirian... Apakah ini perjalanan terakhir Arvin?... Kenapa Arvin sakit banget ya.. Arvin bukan iblis itu kenapa Papa giniin Arvin...'tangis Arvin dalam hati.

    Secarik harapan kini telah sirna, tak ada lagi tujuan hidup dalam diri Arvin. Semuanya hancur berantakan, ia bisa melihat masa depan namun ia tak bisa menghindari itu semua. Ia hanya bisa menerima dengan ikhlas kemana garis takdir membawanya, bibir merah itu kini telah pucat, Arvin memeluk erat mainan yang di beli Bibi tadi di pasar, tangan mungilnya bergetar akibat kelaparan karena ia belum sempat sarapan pagi tadi.

Story Arvin (Brokenhome)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang