Alo guys... Walcome to my cerita...
Ini karya gue yang sekian kalinya wkwk.
Jan lupa follow,vote and komen kalo suka^^
-
-
-
-Kadang sebaik apapun kita terhadap orang lain tapi tetap saja jika kita di nilai oleh orang yang salah maka akhirnya akan berujung menyakitkan🕊️
....
Arvin terbangun dari paginya, ia kini tersadar jika semua itu hanya mimpi. Arvin memegangi kepalanya yang terasa sakit akibat di siksa sang Papa, wajahnya terlihat memar dengan senyum tipis tergambar di wajahnya.
"Cuma mimpi... Arvin kangen Oma.."lirih cowok itu sambil menatap kaca yang pecah."Kenapa si hidup Arvin selalu menyebalkan... apa Arvin gak pantas bahagia?"lirih cowok itu sambil berdiri dengan gemetar, memang cowok itu tidak merasakan sakit namun tidak dengan hatinya yang terluka.
"Arvin, kamu sekolah kan? Bibi siapin baju kamu ya? Kamu nggak usah mandi, soalnya lukanya belum kering."ujar Bibi sambil mengecup kening Arvin dengan lembut.
"Hmm... gak perlu nanti Arvin ambil baju sendiri aja Bi, baju putih biru kan ya?"
"Iya sayang"
"Ya udah Arvin mandi dulu"datar Arvin sambil mengambil handuk.
Arvin menatap nanar kamar mandi tempat ia di siksa semalam, terlihat dengan jelas bercak-bercak darah di sudut kamar mandi.
Cowok itu langsung mandi tanpa memperdulikan luka yang kini mengeluarkan darah.
Ia dengan sengaja menggosok kulitnya dengan kuat.
"Argh..."kesal Arvin sambil melempar sabun cair itu hingga berantakan.
"Sialan! Tua bangka itu..."
***
Arvin terdiam menatap siswa-siswi yang terlihat asing baginya, matanya teralihkan saat ada lengan yang merangkul tubuhnya, dengan cepat Arvin menepis tangan itu dengan tatapan tajam sangat tajam.
"Mau apa lo?!"tajam Arvin membuat orang itu-Kenzo cengengesan.
"Galak banget si kamu.. hehe"seri cowok berwajah barat itu membuat Arvin memutar bola matanya.
"Buset... siapa tuh Zo?"
"Temen baru kita nie.. hebat gak?"tawa Kenzo sambil mencoba merangkul tubuh Arvin namun sayang cowok itu begitu garang.
"Singkirin tangan jahanam lo dari badan gue?!"kesal Arvin membuat Said menarik Kenzo agar sedikit menjauh.
"Buset dah baru masuk ini baru masuk! masa kamu udah marah si? Siapa si namanya?... Oohh... Arvin"ujar Said dengan polosnya, cowok berwajah arab dengan mata besarnya.
"Cikh...!"
"Elah.. kita kan sama-sama anak baru, masa cuek banget si kamu ya gak gengs?"ujar Rafael mencoba menengahkan.
"Hmm..."datar Arvin ketika menatap mata Rafael yang begitu penuh semangat.
"Eh eh kenalin nama saya Rafa~?"
"Udah tau! Gak usah lo kenalin, jijik gue"datar Arvin sambil berjalan menjauh sedangkan ketiga curut itu hanya bisa membeku di tempat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Story Arvin (Brokenhome)
RastgeleHarta tak mampu membayar kebahagiaan, harta juga tak mampu membayar rasa cinta yang tak pernah di tunjukkan. Mungkin orang akan mengira jika harta adalah segalanya, dan menjadi anak orang kaya adalah impian terbesar semua orang. Cowok bleste...