Your | Senku x Reader [NGGAK LANJUT] X!

0.09

"Hentikan perdebatan konyol ini, jadi Senku apa yang akan kita lakukan selanjutnya?"

***

Skip setelah Senku memberitahu rencananya, Nathan tampak berpikir sejenak.

"Sepertinya ini akan berhasil, iya kan (Name)?" Melirik ke kakaknya. Yang di balas dengan anggukan kecil oleh (Name).

Sebelumnya Nathan selalu dipaksa oleh kakaknya untuk menonton anime Dr.Stone jadi kurang lebih dia tahu bagaimana alurnya.

Terlepas dari keterkejutan Senku atas persetujuan Nathan terhadap rencana tersebut, Nathan menggandakan keinginannya.

"Aku akan mengikuti rencana mu, tapi aku ingin (Name) tidak terlibat hal yang berbahaya." Ucap Nathan tajam. Sang pemilik nama yang merasa dipanggil tersinggung.

"Nathan, apa kau ingin bilang aku lemah? Kau meremehkan ku?"

"Kau tahu aku hanya khawatir padamu (Name), kau satu-satunya orang yang kusayangi. Sejak insiden itu aku tidak sanggup melihat kau dalam bahaya lagi..." Matanya menatap sendu pada (Name).

"Jangan khawatir, kau ini terlalu overprotektif tahu! Bukankah kau sendiri tahu betapa kuatnya aku?"

"Baiklah, tapi dengan satu syarat kau tidak boleh gegabah. Mengerti?" Nathan mendengus, kalau dia teruskan percakapan ini bisa-bisa kakaknya merajuk nanti.

"Oke!"

Senku sejak tadi diam melihat dan mendengar percakapan keduanya menatap sinis. Dia benar-benar penasaran apa hubungan mereka. Tapi sekarang ini bukan waktu yang tepat untuk mempertanyakan hal itu.

'Nanti aku bisa bertanya pada (Name) langsung.'

Sore menjelang malam Senku menyuruh (Name), Nathan dan Chrome untuk masuk pondok. Tapi kami berdua menolak lebih memilih di luar. Alasannya mereka berdua sudah tahu kalau Senku akan menceritakan pada Chrome apa yang terjadi 3700 tahun yang lalu.

Senku mengiyakan dan masuk ke dalam.

K(Name) dan Nathan duduk di luar sedang menatap langit yang di penuhi dengan banyak bintang.

Nathan mengamati kakaknya yang pandangannya tetap terpaku pada bintang yang jauh. Dia berdehem, tidak bisa menahan rasa ingin tahunya lagi "Kakak, apa kau masih menyukai Senku?" Nathan bertanya.

Senyum kecil tersungging di bibirnya

"Ya, aku masih menyukainya. Tapi akan ku pendam perasaan ini dalam-dalam agar hubungan kami tidak kacau." Nada suaranya tenang, namun ada nada sedih pada kata-katanya.

"Dia adalah cintaku, alasan aku hidup, dan awal dari ceritaku."

Dada Nathan terasa sesak mendengar jawabannya. Dia merasa terganggu karena kakaknya selalu menempatkan perasaan orang lain di atas perasaannya sendiri. Itu membuat Nathan jengkel. Terkadang dia merasa kakaknya selalu berubah menjadi orang lain.