🌸🌸🌸
Vancouver, Canada. Masa sekarang.
"Mr Kim sangat tampan! bukankah dia tipe ideal setiap gadis?"
"Apakah dia sudah punya kekasih?"
"Menurutmu? apakah mungkin pria sesempurna itu belum memiliki kekasih?"
"Usianya dua puluh tujuh, selain ia adalah salah satu pewaris VQ, dia juga sangat cerdas dan berbakat bahkan sejak umurnya masih belasan tahun."
"Kudengar sejak masa sekolah ia adalah siswa idola!"
"Ya, benar. Bukankah circlenya juga sangat populer? konon petinggi Victory dan putera pemilik grup Leon adalah teman-teman baiknya!"
"Tak sabar melihatnya di kantor kita dan menjadi atasan kita!"
"Hhhhh!"
Kay- demikian Kaylan Hwang biasa dipanggil- menghela napasnya ketika seisi meja menjadi terlalu bersemangat untuk membahas atasan yang baru itu. Hanya dirinya satu-satunya yang merasa biasa-biasa saja. Para gadis dan pria-pria manis bahkan pria tampan merasa sangat excited ketika mendengar jika posisi direktur operasional mereka akan diisi langsung oleh Kim Ha-joon, pemuda berusia 27 tahun, putera CEO dan pemilik perusahaan.
Kay hanya menarik dan menghela napas berkali-kali sembari menatap suasana tenang dan aesthetic di malam hari pusat kota Vancouver. Musim gugur membuat suasana nampak romantis dan menyenangkan, tapi tidak untuk perasaan seorang Kay Hwang, seorang pemuda peranakan Korea-Kanada yang mendadak merasa datar ketika mendengar kabar tentang direktur baru VQ.
"Sebegitu menariknya, ya?"
"Huh?" Seisi meja kini spontan melihat ke arah salah satu staf kesayangan direktur lama mereka ini.
"Di mataku itu nampak biasa-biasa saja!" Kay berkata dengan nada angkuh, dagunya diangkat tinggi dengan ekspresi pongah.
Para gadis tersenyum masam sementara para pria bergumam, beberapa pria tampan mengangguk setuju, "ya, Kay benar, selain dia putera CEO serta cucu kesayangan dari founder VQ, selebihnya dia biasa saja. Tampan? masih banyak yang jauh lebih tampan, kecerdasan? Mr Callum, direktur pemasaran juga terkenal cerdas sejak masa sekolah, lihat saja divisi pemasaran selalu sukses." Alex Yang, salah satu rekan kerja Kay mendukung penilaian pemuda berparas menarik itu.
Kay mengangguk, menatap para gadis dengan senyum penuh kemenangan.
"Kau pernah bertemu dengannya, Kay?" Ruina, gadis yang berdarah Thailand bertanya dengan nada sedikit curiga.
Kay tertawa kecil sembari menggelengkan kepala, "hanya dengan melihat fotonya saja aku sudah tahu dia orang seperti apa." Jawabnya dengan santai.
Para gadis berdengung tak terima, Kay berdiri dari duduknya, "aku harus ke toilet." Pamitnya lalu pergi tanpa menunggu tanggapan orang-orang di meja. Sepeninggal Kay, seisi meja menjadi ramai kembali.
"Bukankah menurut kalian Mr Hwang terlalu sombong?" seorang gadis bertanya dengan pelan.
"Dia populer, tentu saja orang seperti Mr Kim tidak seberapa menarik baginya." Pria di seberang si gadis memberikan pendapatnya.
Pria lain mengangguk, "Kay Hwang adalah pria pihak bawah yang paling populer di kalangan para pria gay, bukankah ia sering membelokkan pria normal bahkan hanya dalam pandangan pertama?" ucapnya seakan meminta pendapat teman-temannya yang lain.
"Ya, tentu saja! uke paling menarik dan populer di kalangan para pria yang telah mematahkan banyak hati pria kaya, mendapat gelar karyawan terbaik dua tahun berturut-turut, kurasa ia memandang Mr Kim hanya dengan sebelah mata." Pria lain mengangguk setuju.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Pretty Boy II
Aktuelle Literatur[Tamat] Malaikat cantik itu bertemu kembali dengan luka dari masa lalunya. [PDF]