Saya akan mempublish beberapa chapter ke depan ya 🥰
🌸🌸🌸
[Flashback]
Setelah semua sikap manis Jun itu, entah kenapa belakangan Kay merasa sikap remaja tampan itu mulai berubah kepadanya.
Seperti saat ini, dua remaja berseragam SMA itu berdiri berhadapan, yang satu bertubuh lebih tinggi dengan paras lebih tampan dan yang satunya bertubuh lebih kecil dan kurus dengan paras wajah yang manis dan cantik meskipun ia adalah anak lelaki.
"Kemarin aku menunggumu sampai gelap, Jun ah." Anak itu, Kaylan berkata dengan nada yang terkesan dibuat riang.
"Maaf, kemarin Jaerim latihan piano jadi aku menemaninya sampai malam." Jun menjelaskan kesibukannya semalam.
"Oh, kenapa kau tidak memberitahuku lewat pesan?"
"Aku lupa."
"Oh."
Jun mengamati paras teman yang sudah enam bulan menjadi teman sekelasnya ini, "kau marah padaku?" tanyanya.
"Tidak, aku hanya merasa sedikit kesal saja, kau tidak memberitahuku jika kau tak bisa datang." Kay menggelengkan kepalanya.
"Maaf, lain kali aku akan melakukannya."
🌸🌸🌸
"Jun ah, ayo kita makan ramyun bersama di kedai! kau berhutang janji padaku." Kay menagih janjinya.
"Maafkan aku, Kay. Aku harus menemani Jaerim mencari beberapa keperluannya."
Senyum riang Kaylan tadi kini seketika luntur, bibir bawahnya dimajukan demi rasa kecewanya. Tatapan mata yang tadi berbinar kini meredup.
"Ya sudah, tidak apa-apa." Ucap anak manis itu lirih, kini kepalanya menunduk lesu.
"Lain kali aku akan pergi denganmu, Kay."
Srettt!
Pucuk kepala Kay diusap lembut. Kay sedikit berjengit. Ketika ia mengangkat wajahnya, Jun sudah berbalik memunggunginya dan berjalan menjauh.
"Jun ah, kenapa kau selalu seperti ini? kadang kau membuatku merasa memiliki harapan denganmu, lalu detik berikutnya kau mematahkan harapan itu."
🌸🌸🌸
Kaylan berjalan cepat memasuki ruang kelas, ia sengaja datang sepagi ini untuk memberikan sarapan kepada Jun. Benar saja, Jun sudah ada di dalam kelas bersama tiga sahabatnya itu.
"Jun ah, aku membawakanmu sarapan." Kay menaruh kotak bekalnya tepat di depan Jun.
Jun meraih kotak bekal itu, "apa ini?" tanyanya dengan nada yang lembut.
"Aku membuat kimbap untukmu." Kay menjawab dengan nada bahagia.
Jun sudah akan membuka kotak bekal itu ketika Jaerim dan beberapa temannya muncul di sekitar mereka.
"Jun ah, lihat! aku memasakkan sarapan untukmu." Jaerim menaruh kotak bekalnya tepat di sebelah kotak bekal Kaylan. Jun justru melihat pada beberapa jari Jaerim yang dililit oleh plester luka.
"Kenapa dengan jarimu?" Jun bertanya dengan nada khawatir.
"Ah, ini tidak apa-apa. Kau kan tahu aku tak begitu pandai memasak. Karena aku memotong daging dan bawang, jariku tak sengaja teriris." Jaerim menjawab dengan nada yang terdengar polos.
Jun menggelengkan kepalanya, "dasar ceroboh, lain kali harus lebih hati-hati!"
Srettt!
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Pretty Boy II
General Fiction[Tamat] Malaikat cantik itu bertemu kembali dengan luka dari masa lalunya. [PDF]