24. 🖤 Orang Suruhan Jun? 🖤

516 52 3
                                    

Type: Spoiler

Words: 900




🌸🌸🌸






[Flashback]

Seoul, Korea Selatan. 2012.

Setelah perayaan kelulusan siswa tingkat akhir, pada malam ini diadakan pesta perpisahan oleh beberapa kelompok siswa. Mereka merayakannya di sebuah cafe mewah dengan acara yang berkesan.

Kaylan berdiri di sudut cafe, setelah tiga tahun akhirnya ia sampai pada titik ini, susah payah menyelesaikan pendidikannya meski terkadang ia merasa seperti ingin menyerah. Satu-satunya penyemangat untuknya di sekolah pun sudah tidak lagi dekat dengannya.

Ya, sejak kejadian di kapal sekitar setahun yang lalu, di mana Jun meninggalkan dirinya di laut, Kay memutuskan untuk menjaga jarak dari Jun Kim. Ia tahu jika namja itu sudah sampai pada fase muak bahkan jijik pada dirinya. Sebelum Jun benar-benar meleledak karena amarah, maka Kay memutuskan untuk menjauh. Bukan karena ia takut pada Jun, tapi ia tak mau Jun semakin membenci dirinya. Meski ia teramat menyukai pemuda Kim itu, tapi ia tak mau menjadi egois. Ia sudah berhasil melakukannya sampai sejauh ini. Ia mengurangi bertemu pemuda itu, mengurangi mengirimi pesan berisi perhatian seperti biasanya. Ia juga tidak pernah lagi membawakan makanan buatannya untuk namja itu seberapa ingin pun ia.

Sekuat tenaga Kay menahan dirinya untuk tidak menempeli Jun dan ia berhasil sampai hari ini. Meski selama setahun ini ia kerap tersakiti dengan drama-drama yang dimainkan oleh Jaerim, namun Kay masih mampu melewatinya. Meski Jun kerap menemuinya untuk menegur atas perbuatan yang dituduhkan oleh Jaerim padanya, Kay tidak berpikir untuk membenci pemuda itu.

Kay masih berdiri dalam kebingungan karena tak ada satu pun orang yang nampak bersedia berbicara pada dirinya. Tiba-tiba ponselnya berbunyi, sebuah pesan masuk di aplikasi chattingnya. Kay segera membukanya.

"Temui aku di belakang gedung ini, aku ingin bicara denganmu sekarang."

Kay berkali-kali membaca pesan itu, sebaris pesan yang dikirim oleh Jun Kim. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama mereka menjauh karena drama Jaerim, Jun mengiriminya pesan yang terlihat normal.

Kay melihat sekelilingnya, ia tak menemukan Jun di mana pun. Apakah Jun ingin mengucapkan salam perpisahan padanya?

Kay kemudian memutuskan untuk menemui pemuda itu. Ia juga bermaksud meminta maaf atas semua gangguan yang ia perbuat pada anak itu selama ini. Kay merasa jika ia harus meminta maaf kepada Jun sebelum mereka berpisah dan melanjutkan pendidikan masing-masing.

Kay meninggalkan keriuhan di dalam cafe. Ia berjalan melewati halaman cafe, memasuki sebuah gang tepat di samping gedung cafe itu dan berjalan menyusuri jalanan sepi itu. Setelah berjalan beberapa lama, ia menemukan beberapa pemuda berdiri di tepi jalanan menurun.

"Kau Kaylan?" pemuda bertubuh tinggi bertanya kepadanya.

Kay mengangguk kaku, ia merasa aneh dengan situasi ini. Ia merasa jika ini seperti tidak baik-baik saja. Tatapan dingin pemuda di depannya ini membuat hatinya tidak tenang.

"Jun Kim ingin bertemu denganmu, di sana!" pemuda itu menunjuk sebuah bangunan di lembah, tepat di seberang rel kereta api.

Kay merasa ragu, ia juga merasa khawatir dan takut. Banyak rasa berpadu menjadi satu. Ia merasa lebih baik membatalkan saja niatnya.

"A-aku harus pergi." Kay akan berbalik namun pemuda yang lebih tinggi menangkap tangannya dan memegangi dengan erat.

Kay berusaha meronta, ia tak mau pergi bersama para pemuda ini.

"Lepassshh!"

Bugghhh!

"Akkhhh!" Kay merintih kesakitan ketika perut rampingnya disikut dengan lutut oleh pemuda ini. Seketika ia menjadi lemah dan tak mampu lagi melawan ketika tiga pemuda itu menyeret tubuhnya menuruni lembah, menyeberangi rel kereta api dan memasuki bangunan yang ternyata adalah bangunan terbengkalai yang telah kosong itu.

Tubuh Kay dibanting dengan kasar, tiga pemuda di depannya menatap dengan pandangan meremehkan dan mengejek.

"Jun Kim ingin kami menghabisimu!" salah satu berkata dengan kasar.

"Apakah dia Kaylan Hwang yang tersohor dari Donghan itu?" yang lain bertanya.

"Oh, jadi aku tidak salah lihat?" Yang pertama mengajak bicara sekaligus menumbangkan Kay tadi bertanya, ia  kini membungkuk untuk menatap wajah Kay.

"Sangat cantik! tapi sayang, tugas kami adalah menyakitimu dan merusak wajahmu, bukan mengangumi parasmu!"

"Arrgghhhh!" Kay mengerang ketika rambutnya ditarik paksa oleh pemuda itu dengan sangat kasar.


Bughhh!

"Akkhhh!"

Kay berteriak ketika kepalanya dibenturkan di lantai beton yang dingin dan kotor itu.

"Gang Woo ya, cepat lakukan sebelum ada yang melihat kita!"

"Ya, lakukan atau Jun Kim tidak akan membayar kita!"


Kay menggelengkan kepalanya, ia sangat kesakitan dan juga ketakutan. Ia berharap seseorang datang dan menolongnya saat ini. Ia melapalkan doa-doa di dalam hatinya, ia berteriak memanggil ayahnya, ia juga berharap kakaknya atau Jun datang menolongnya tapi ia kemudian ditampar oleh kenyataan, ayahnya sedang berada jauh di Kanada, kakaknya tidak pernah menganggap dirinya sebagai seorang adik, dan Jun? bukankah orang-orang ini adalah suruhan Jun untuk mencelakakan dirinya?

Kay menggeleng lemah, ia kemudian hanya bisa meronta dan melawan sebisanya ketika mereka mulai memukuli dan menendang tubuhnya. Kay berusaha menutupi wajahnya namun sia-sia, ia dihajar oleh tiga pemuda bertubuh jauh lebih besar dari dirinya.

Kay menangis tanpa suara, ia sudah tak mampu melawan lagi. Ia pada akhirnya hanya bisa pasrah. Ia sudah tak mampu bersuara lagi meski hanya untuk menangis, ia hanya berusaha bertahan sebisanya. Perlahan kesakitan yang luar biasa itu mulai berubah menjadi rasa dingin.

Kay merasa dunia perlahan menjadi sepi dan dingin. Ia tak mampu mendengar suara apa pun, lalu ia mulai melihat kegelapan.

Ya, sepi, dingin dan gelap!

[Flashback end]



🌸🌸🌸






"Orang suruhan Mr Jun?"

"Kenapa dia setega itu?" Ruina kembali bertanya, terlalu pelan seakan ia bertanya kepada dirinya sendiri.

"Dia melakukan itu karena Lee Jaerim. Di matanya hanya ada Jaerim dan ia tak mampu berpikir lebih jauh ketika Jaerim selalu menjadi prioritas baginya." Kay menjawab dengan teramat tenang.




🌸🌸🌸






Oh My Pretty Boy IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang