🌸🌸🌸
Meski seisi kantor dihangatkan dengan gosip tentang pertunangan antara atasan mereka, Mr Jun mereka dengan putera keluarga Lee, nyatanya yang mereka lihat sang direktur justru dengan terang-terangan mendekati Kaylan Hwang meski selalu mendapat penolakan. Kay juga tidak pernah bersikap baik dan ramah terhadap pria itu.Kay menunjukkan sikap anti-patinya kepada pria Kim tersebut. Seperti malam ini ketika Jed dan rekan-rekannya berkumpul di Asteria, club malam di mana mereka biasanya berkumpul, Jun datang bersama teman-teman dekatnya. Karena Kay dekat dengan Jed dan rekan-rekannya, maka Jun pun menjadi dekat dengan para pemuda itu.
"Kau menyurvei perusahaan di Australia?" Jed bergumam di sisi Kay. Beberapa hari yang lalu ia memergoki pemuda berparas menarik ini menelusuri beberapa perusahaan besar di Australia.
Kay mengangguk pelan, "aku ingin resign jika sudah menemukan tempat kerja baru yang cocok." Jawabnya pelan.
"Apa ini karena Mr Jun?" Jed bertanya lagi sembari mengamati Jun dan teman-temannya yang berjalan mendekat dari meja bartender. Kali ini mereka hanya duduk di sofa tak jauh dari lantai dansa. Kay tak menjawab, ia hanya diam sejenak sembari menatapi para pria yang kini telah menuju ke arah mereka dan duduk di sofa yang sama dengan yang mereka duduki. Kay belum menjawab pertanyaan Jed.
"Hai, Kaylan!" Raviel menyapa pemuda paling menarik perhatian di sana.
Kay tak menjawab sapaan itu, ia hanya diam sembari memegangi gelas berisi minuman beralkoholnya. Kini ia beralih menatap Jed, "jika aku mabuk, jangan biarkan orang lain membawaku pulang atau aku takkan mau mengenalmu lagi!" Ancamnya.
Jed mengangguk pelan, "ya-ya!" jawabnya dengan yakin.
Suasana meja menjadi ramai, para gadis sedikit kegirangan mendapati tiga pria tampan dan mapan lainnya bergabung di meja mereka. Katty Young tak bisa menyembunyikan pancaran keriangan dari matanya, berusaha menarik perhatian salah satu yang dianggapnya paling menarik, Park Yohan yang nampak lebih tenang dibanding dua yang lainnya.
Kay hanya berbicara kepada Jed yang duduk tepat di sisinya, wajahnya mulai memerah karena toleransinya terhadap alkohol sangat rendah namun ia sangat suka meminumnya.
"Kau sudah mabuk." Jun berbicara dari sofa di seberang Kaylan. Yang ditanya tak bereaksi apa-apa, berlagak tak mendengar.
"Kay selalu begitu, kenapa dia sangat membenci direktur?" Leslie berbisik di sisi telinga Ruina.
"Kudengar dari Jed, mereka teman SMA." Ruina balas berbisik.
"Oh, apakah ini semacam masalah lama?" Leslie bertanya lagi.
"Bisa jadi tapi aku tak berani untuk menduganya." Ruina berkata lebih pelan.
"Bagaimana jika kita tanyakan saja kepada Kaylan?" Leslie bertanya lagi.
"Apakah kau sudah gila? dibanding harus bertanya kepadanya, aku lebih berani bertanya kepada direktur Kim." Ruina berkata dengan penuh keyakinan ditanggapi dengan anggukkan setuju dari Leslie.
"Apakah Kaylan begitu diidolakan semasa SMA?" tiba-tiba Yoon Jihui bertanya. Seisi meja kini beralih menatap kepada Jun dan teman-temannya. Para gadis rupanya begitu penasaran dengan kabar yang mereka dengar jika atasan baru mereka ternyata adalah teman semasa SMA dari salah satu rekan kerja mereka namun mereka nampak sangat tak akur sejauh ini.
"Ya, tentu saja." Raviel satu-satunya yang menjawab, mengamati paras cantik yang nampak memerah padam di depan sana.
"Jika Kaylan adalah yang tercantik di sana, biar kutebak jika Mr Kim adalah yang tertampan?" Jed ikut berbicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Pretty Boy II
Ficção Geral[Tamat] Malaikat cantik itu bertemu kembali dengan luka dari masa lalunya. [PDF]