[Saya hanya akan mempublish beberapa full chapter ke depan ya, sisanya kalian bisa baca dengan mengorder PDFnya] 🥰
🌸🌸🌸
From: Miss Bertha
Rupper sejak tadi tidak mau makan, dia sepertinya menunggumu pulang.
Kaylan hanya diam sejak tadi sembari mengamati layar ponselnya segera mengetikkan balasan pesan pengurus rumahnya itu.
To: Miss Bertha
Beri dia beberapa daging, aku akan pulang tak lama lagi!
Sejenak Kay hanya menjadi penyimak dalam diam setelah membalas pesan Bertha. Ini adalah acara makan malam di sebuah restoran mahal yang terkenal dengan menu makanannya yang lezat telah berlangsung sejak hampir dua puluh menit yang lalu. Seisi meja dipenuhi obrolan hangat bersama direktur baru yang sungguh ramah dan rendah hati. Hampir semua karyawan dari divisi perencanaan dan divisi pemasaran mengikuti acara makan malam ini. Seisi ruangan dengan enam meja berukuran panjang dipenuhi oleh manager dan staf dari VQ. Sialnya Kay harus satu meja dengan direktur baru itu. Meski ia tak bergabung dalam obrolan nyatanya beberapa kali mereka meminta pendapatnya.
"Jadi Mr Jun dulunya juga bersekolah di SMA Dong-han?" Jihui, gadis berusia 28 tahun yang juga berasal dari Korea Selatan itu bertanya dengan penuh semangat bertanya dari mejanya, menatap berbinar pada pemuda tampan bertubuh tinggi tegap itu.
"Ya, aku menghabiskan masa SMAku di sekolah itu." Jun menjawab dengan tenang.
"Luar biasa! itu adalah sekolah khusus anak laki-laki yang sangat keren. Semua yang bersekolah di sana adalah anak orang kaya." Jihui menambahkan, seisi meja mengangguk mengerti.
"Dan anda berkuliah di Eropa?" Jed bertanya dengan nada yang sopan, dia adalah warga negara Kanada keturunan Chinese.
"Ya, di Cambridge." Pria setampan aktor Korea itu menjawab tenang.
"Luar biasa!" Seisi meja berdengung ramai ketika nama universitas itu disebutkan, tentu tidak mengejutkan untuk ukuran seorang Kim Hajoon.
"Tunggu! bukankah Mr Hwang juga bersekolah di Dong-Han namja godeunghakgyo?" Soobin, pria Korea berkacamata di sana mengingat sesuatu.
Kay yang namanya disebut hanya diam, duduk tenang dengan tatapan terarah pada pria yang bertanya, mengangguk pelan tanpa menjawab dengan kata-kata.
"Apakah itu artinya kalian saling mengenal, Sajangnim?" Soobin bertanya dengan sopan namun sarat nada penasaran.
"Aku tak begitu mengingat." Jun menjawab santai sementara Kay tak bereaksi apa-apa, kembali diam dalam ketenangannya.
"Tak bisa dipercaya, kita semua kini bertemu di negeri ini." Jihui berkata pelan. Ia benar, karena perusahaan besar ini milik pengusaha Kanada berdarah Korea, maka terdapat banyak karyawan dan petinggi berdarah Korea di sini termasuk Kay, Jihui dan Soobin.
"Mr Hwang, kau tak punya sesuatu yang ingin disampaikan kepada atasan baru kita?" Alex Yang bertanya, sedikit menggoda uke cantik dan populer itu.
Kay refleks menatap rekan kerjanya itu lalu menggeleng, "semua yang ingin kukatakan sudah kalian katakan." Jawabnya tenang.
"Sejak hari di mana aku meninggalkan Korea, aku bersumpah untuk tidak akan pernah mengenalnya lagi!" Hatinya bergumam namun ekspresi wajahnya nampak datar.
Jed dan Alex saling tatap ketika Kay yang terkenal jarang tersenyum itu tiba-tiba tersenyum dengan sangat manis.
"Apakah kalian ingin menambah minumannya?" Pemuda berparas menarik itu bertanya, sepasang mata birunya berkedip polos, bibir berwarna cherry matangnya terbuka dan kemudian tertutup membuat seketika para pria di sana menahan napasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Pretty Boy II
General Fiction[Tamat] Malaikat cantik itu bertemu kembali dengan luka dari masa lalunya. [PDF]