22. 💔 Bukankah Seharusnya Aku Merasa Puas? 💔

498 43 8
                                    

Type: Spoiler

Words: 1600

🌸🌸🌸



[Flashback]

Seoul, Korea Selatan. 2011.

Apa ini?" Kay sedikit heran ketika Sunoo menaruh selembar kertas yang dilipat di mejanya.

"Itu dari Jun." Sunoo berkata dengan pelan.

"Oh." Kaylan segera mengambil kertas itu dan membukanya.

"Pulang sekolah, tunggu aku di kedai Bibi Kang, aku akan mentraktirmu!"

Ketika Kay menoleh ke arah Jun, remaja itu tersenyum sembari mengedipkan sebelah matanya.

Blushhh!

Kay merasa wajahnya memanas, Jun nampak nakal sekaligus cute saat melakukan itu. Kay merasa malu sekaligus terpesona.


🌸🌸🌸


Kay sudah terlalu lama duduk seorang diri di kedai ini. Sejak tadi sore sampai nyaris jam sembilan malam tapi Jun yang mengajaknya berjanji di tempat ini tak kunjung datang.

"Kau sebaiknya memesan makan malam, ini sudah larut. Kau akan sakit jika tidak segera mengisi perutmu." Bibi Kang, pemilik kedai mendekati Kaylan.

"Tapi temanku belum datang, Bi." Kay berkata dengan nada lirih.

"Temanmu sepertinya tidak akan datang, Nak. Kau sudah menunggu selama enam jam kalau kau lupa." Bibi Kang berkata dengan nada lembut.

Kay tertegun, meski ia sudah tahu seberapa lama ia menunggu tapi ketika disebutkan oleh Bibi tentang waktu yang ia habiskan untuk menunggu, tetap saja ia syok.

"A-aku pulang saja, Bibi. Aku akan makan malam di rumah saja." Kay beranjak dari duduknya, ia berjalan keluar dari kedai itu dengan diiringi tatapan iba dari Bibi Kang.

Kay berjalan menyusuri jalanan malam yang ramai menuju halte. Ia menaiki bus menuju ke arah rumah yang saat ini ia tumpangi. Kay merasa lelah dan juga kecewa, ini yang kesekian kalinya Jun menjanjikan sesuatu namun mengingkarinya pada akhirnya. Seharusnya Kay sudah jera, selama Jaerim ada di sekolah ini, Kay selalu berakhir diabaikan oleh Jun padahal Junlah pihak yang mendekatinya lebih dahulu.

Kay menatap kesibukan malam di jalanan kota Seoul ini, sampai suatu ketika matanya menemukan pemandangan itu. Jun ada di sana, ia sedang memasangkan jaketnya di tubuh seseorang, itu Lee Jaerim. Mereka baru saja keluar dari sebuah toko buku. Jun juga terlihat membawakan beberapa paper bag yang pasti berisi buku-buku milik Jaerim.

Kay tiba-tiba merasa kedua matanya memanas, dadanya sesak dan hatinya terasa sakit. Di keremangan bus, Kay menangis dalam diam. Kay menangis demi mengingat perlakuan Jun selama ini, nampak mendekatinya, memberikan janji-janji dan berakhir dengan menyakitinya.




🌸🌸🌸

"Semalam aku menunggumu selama enam jam, Jun ah." Kay menatap kesal pada pemuda ini.

Jun menatapnya dengan pandangan bersalah, ada raut penyesalan di matanya, "maafkan aku, Kay. Jaerim tiba-tiba minta ditemani ke toko buku. Kau tahu? saat itu ia pernah diganggu para pria mabuk di sana." Ucapnya dengan nada khawatir.

"Tapi dia punya sopir, dia juga biasanya ditemani Kavin Hyung." Kay masih berusaha membuat Jun mengerti jika tindakannya salah dan itu sungguh keterlaluan.

Oh My Pretty Boy IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang