Chapter 7

3.5K 298 14
                                    

Author P.O.V

(Name) terbangun dari tidurnya saat pagi hari keesokan harinya. Dia menatap kesamping, merasakan kehadiran seseorang dan benar saja, Sukuna sedang tertidur di sampingnya. Harus dia akui, Sukuna terlihat sangat normal jika dia sedang tertidur. Wajahnya terlihat sangat tenang tanpa adanya hawa yang membuat dirinya takut

Sialnya dia, mata merah itu perlahan membuka dan menatap dirinya dengan seringai. Refleks, si wanita langsung membuang muka

"Puas menatap wajahku? Hmm?"
Sukuna menyeringai di saat melihat 'wanitanya' itu semakin membuang muka. Padahal dia sedang ketakutan

"Ah.. yang mulia.. itu.. ratu...?" Dengan takut-takut, dia menatap wajah Sukuna. Tidak sesuai ekspektasi, Sukuna tersenyum lebar dengan rona merah di pipinya

"Dia sudah mati" mata biru itu sempurna membulat

"Kau tidak perlu khawatir lagi, sweetie. Tidak akan ada yang menyakitimu lagi. Dan tidak akan ada yang membuat mu ingin meninggalkan ku" (name) hanya diam. Padahal, alasan kenapa dia ingin pergi adalah Sukuna itu sendiri

"Hari ini akan ada acara pemakaman ratu. Jadi kemungkinan, aku akan sibuk dan berpura-pura bersedih. Jangan pergi kemanapun, sweetie. Aku akan menyuruh Akane untuk menemanimu. Jangan lupa, makan makanan yang diberikan Akane" wanita itu diam. Sukuna beranjak dari atas kasur dan masuk ke dalam kamar mandi. 13 menit berlalu, pria itu sudah keluar dengan wangi sabun segar yang menempel di tubuhnya dan pakaian baru

Pria itu menatap (name) yang masih diam di kasur dan pergi keluar. Beberapa menit setelah kepergian Sukuna, seorang wanita masuk ke dalam ruangan. Akane, dengan satu orang lain mengikutinya di belakang. Wanita yang mengikutinya menggunakan gaun hitam, menandakan belasungkawa atas meninggalnya ratu

(Name) yang menatap jendela itu tidak memperhatikan 2 orang mendekati dirinya hingga namanya dipanggil

"Nona, saya membawakan sarapan anda. Dan... Ada seorang tamu penting yang ingin bertemu dengan anda.." (name) tidak menoleh dan mengabaikannya, menatap lurus ke jendela

"Duchess... Maafkan, ah.." yang di panggil duchess itu berjalan melewati Akane dan langsung duduk di samping (name). Tidak ada percakapan. (Name) masih menatap lurus dengan wajah datar, belum menyadari siapa yang ada di sampingnya

"(Name)-chan, semua akan baik-baik saja" suara yang sangat ia kenal. Kepalanya langsung menoleh menatap wanita di sampingnya. Matanya melebar melihat wanita berambut cokelat panjang dan mata panda yang tercetak jelas

"S-shoko-nee..." Wanita itu langsung memeluk dan menangis di pelukan wanita yang dia panggil dengan embel-embel 'nee' yang menandakan mereka dekat. Shoko yang dipeluk itu memeluk balik dan mengelus surai putih yang lembut itu dengan penuh kasih sayang. Dia sendiri sudah menganggap (name) sebagai adiknya karena kedekatannya dengan kakak dari keluarga Gojo itu

"Tidak apa.. tidak apa.. nangis lah.. aku sudah mendengar semuanya dari sudut pandang Suguru dan Akane. Maafkan Suguru, ya? Dia sendiri bingung harus bereaksi seperti apa saat (name)-chan di tangkap di depan penduduk. Dia menyesal, meskipun sudah kehilangan jarinya. Dia menganggap kehilangan jarinya sebagai hukuman tidak bisa membebaskan mu dari jeratan yang mulia raja" dia semakin menangis, mengetahui masih ada orang-orang yang peduli kepadanya. Hanya saja, mereka tidak berani bertindak karena yang mengekang (name) adalah seorang raja yang wilayahnya luas, meskipun bukan seorang kaisar

"Shoko-nee.. aku-- hiks.. aku hanya ingin-- hiks.. hidup.. bebas..." Dia lanjut menangis tersedu-sedu di pelukan Shoko. Shoko menutup erat kedua matanya dan semakin memeluk dengan kencang. Namun, Shoko mendorong pelan (name) dan menatap mata biru itu dengan tatapan maaf

𝙎𝙊𝙑𝙀𝙍𝙀𝙄𝙂𝙉𝙏𝙔 || Yandere!Sukuna [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang