Chapter 19

1.9K 217 10
                                    

Author P.O.V

Keesokan harinya, di siang hari, wanita itu sedang berdiam diri di ruangannya seperti biasa, duduk sambil menyender di kasurnya. Kali ini dia sedang membaca buku baru yang diberikan Sukuna. Sudah tidak ada rantai di kakinya, hanya saja Sukuna melakukan sesuatu kepada kakinya sehingga membuatnya tidak bisa berjalan terlalu banyak atau dia akan lumpuh total

Wanita itu tidak masalah dengan keadaan dirinya yang sudah hilang akal, tidak bisa berjalan, gila atau apapun orang-orang menyebutnya. Emosinya sendiri sudah hilang, sehingga dia selalu tersenyum dengan tatapan kosong dalam situasi apapun. Kecuali jika itu bersama anaknya

Jemarinya memindahkan halaman buku. Tulisan-tulisan yang kecil tidak menghentikan aktifitasnya membaca. Entah buku apa yang sedang di bacanya

Akane sedari tadi berdiri disamping sambil memperhatikan nonanya. Dilihat dari manapun, meskipun tidak terlalu banyak bergerak, tidak terlalu sering terkena matahari ataupun udara yang sejuk, makan tidak teratur dan tidur yang berantakan, wanita albino mata biru ini tetap cantik

Rambut putihnya terlihat gemilang di bawah cahaya matahari, kulit pucatnya teerlihat halus, dan mata birunya terlihat bersinar jika terkena cahaya bulan

Keadaan selalu tenang dalam ruangan itu. Masalah yang ada diluar dan masalah kerajaan tidak berpengaruh karena Sukuna yang melindungi (name) untuk terlihat dari dunia luar. Masalah mereka hanya satu, yaitu Sukuna itu sendiri

Wanita itu mengira jika tahun berlalu maka obsesinya itu semakin pudar, namun dia salah. Obsesi pria itu semakin besar, bersamaan dengan tubuh Souta yang semakin besar. Tapi setidaknya, Sukuna menjadi lebih 'lembut' dan 'pengertian' kepada wanita albino itu

"Nona, saya pamit mengambil makan siang nona" (name) mengangguk. Akane pergi keluar dari ruangan itu dan segera menuju dapur kerajaan. Wanita itu sibuk membaca kata demi kata hingga suara ramai dari luar kamar mengambil alih perhatiannya. Keningnya mengernyit mendengar suara gaduh

Orang-orang berlari di luar kamar. Dia bingung. Apa yang terjadi hingga membuat orang-orang berlarian seperti itu?

Selang beberapa menit, Akane masuk ke dalam ruangan dengan nampan yang dia bawa. Dia berjalan ke arah meja dan menaruh makan-makanan tersebut

Akane kembali berjalan menuju (name) untuk membantunya berjalan. Selain Sukuna yang merupaka pelaku, yang mengetahui kondisi kaki (name) hanyalah Akane

Wanita itu duduk di kursi biasa. Memakan makanannya dalam diam. Sekarang dia bisa melakukan segalanya sendiri, hanya berjalan yang tidak bisa dia lakukan sendiri. Kemarin, saat berdansa bersama Souta, 5 menit sekali dia harus menghentikan dansa dan duduk di kasur selama beberapa menit

Souta sempat curiga dan selalu bertanya apakah mamanya baik-baik saja. Wanita itu hanya tersenyum dan mengangguk. Akane sendiri tidak bisa melakukan apapun jika itu berurusan dengan kedua kaki (name)

Setelah makanannya habis, mata biru redup itu menatap Akane

"Akane, ada apa diluar sana? Kenapa begitu berisik?" Akane ikut menatap pintu yang di tatap wanita itu

"Sedang ada penyambutan selir baru. Seluruh pelayan merapikan istana" kening wanita itu sedikit mengernyit. Mata redupnya menatap Akane bingung

"Selir? Apakah selir hingga membuat keributan seperti ini?" Akane mengangguk

"Selir yang dimaksud adalah putri kekaisaran. Bahkan ratu Elinora sendiri terancam posisinya sebagai ratu hanya karena kekuasaan yang dimiliki putri kaisar" mata biru itu mengedipkan kedua matanya bingung

"Tapi kenapa putri kekaisaran mau menikahi yang mulia raja?"

"Banyak yang mengatakan, jika yang mulia raja adalah raja yang memiliki kekuasaan terbesar, dan konon yang mulia putri kekaisaran memang menyukai yang mulia raja Sukuna hingga rela menjadi selir. Yang mulia kaisar membolehkan putri kekaisaran menikahi yang mulia raja Sukuna" wanita itu mengangguk

𝙎𝙊𝙑𝙀𝙍𝙀𝙄𝙂𝙉𝙏𝙔 || Yandere!Sukuna [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang