Chapter 16

2.1K 225 15
                                    

Author P.O.V

Keesokan harinya, wanita berambut putih itu membuka mata indahnya dengan perlahan. Nasib menjadi albino, matanya itu lebih sulit untuk menyesuaikan cahaya matahari dari pada manusia normal lainnya

Dia mengedipkan matanya berkali-kali, merasa aneh dengan sesuatu yang berat menindih perutnya. Kepalanya menoleh ke samping, wajah bak malaikat itu menatap seorang pria berambut merah muda yang tidur sambil melingkarkan tangannya ke perutnya

Semula, dia tidak merasa ada yang aneh hingga dia terkejut jika kemarin, Souta lah yang ada di sampingnya

Wanita itu, dengan perlahan menoleh ke sana kemari. Tidak menemukan tanda-tanda adanya Souta maupun Akane yang selalu setia menunggunya

Panik. Hanya itu yang menjelaskannya sekarang. Dia mencoba menggerakkan tubuhnya ke sana kemari, namun nihil. Cengkraman tangan Sukuna semakin melilit dengan kencang di perutnya. Jantungnya berdegup dengan kencang, nafasnya tidak teratur dan keringat dingin membanjiri tubuhnya

Pria itu menggeliat, merasa terganggu dengan gerakan (name). Mata merahnya perlahan terbuka, dia menatap bingung (name)

"Ada apa?" Wanita itu segera berhenti di posisinya dan menatap Sukuna takut-takut

"Souta... Dimana..?" Sukuna tersenyum

"Souta sedang bersama Elinora, bertemu dengan para bangsawan di luar sana. Dia harus di perkenalkan kepada dunia" panik di dalam diri wanita itu tergantikan oleh sedih

Kenapa? Kenapa Souta boleh di perkenalkan kepada orang-orang jika Elinora bersamanya? Sedangkan dirinya, sang ibu kandung tidak di perbolehkan keluar dari ruangan ini?

Wajahnya kembali datar seperti sedia kala. Sang raja tersenyum dan membaringkan kembali (name) dan memeluknya, erat dalam dekapan tubuhnya yang hangat

(Name) tidak punya pilihan, yang harus dia lakukan hanyalah diam. Dia tidak mau merusak suasana hati si pria ini

Tapi dia tidak tahan. Dia tidak mau berada di pelukan pria ini terlalu lama

"Yang mulia, anda belum sarapan, bagaimana jika sarapan bersama saya?" Mata merah itu menatap mata biru yang redup. Bibir manis itu tersenyum meskipun terlihat tanpa emosi

Pria itu tersenyum, "aku akan panggilkan Akane untuk membawakan makanan ke kamar ini" pria itu bangkit dari tempat tidurnya. Hanya menggunakan celana panjang, tanpa atasan

Mata biru itu melihat punggung kekar Sukuna berjalan menjauhi kasur menuju pintu dan sedikit membukanya. Sepertinya Akane yang menjaga diluar. Samar-samar, wanita itu dapat mendengar Sukuna yang meminta Akane membawakan makanan untuk dirinya dan Sukuna

Pria itu menutup kembali pintu ruangan yang megah. Dia kembali berjalan. Jika saja dia bukanlah korban dari si raja, dia pasti sudah jatuh cinta dengan ketampanan dan kekuasaannya

Pria itu memakai kemejanya sambil membelakanginya. Mata biru itu menatap ke arah lain

Wajah sang pria menoleh ke arah (name) yang membuang muka. Dia menghampiri dan duduk di kasur sambil menyentuh telapak tangan si wanita

"Aku mencintaimu" dia mencium tangan itu dengan lembut. Wanita itu tersenyum tanpa emosi. Dia tahu, itu bukanlah cinta

"Jangan tinggalkan aku, ya?" Mata merahnya menatap namanya di area tulang selangka si wanita. Sudah setahun tapi luka itu tidak pernah hilang

Wanita itu mengangguk. Meskipun begitu, wajahnya datar tanpa ekspresi sama sekali. Tidak mungkin dia menjawab 'aku ingin bunuh diri'

"Aku... Tidak akan meninggalkan mu.. yang mulia.." Pria itu tersenyum dan kembali mengelus pucuk kepalanya, membuat rambut putih itu acak-acakan

𝙎𝙊𝙑𝙀𝙍𝙀𝙄𝙂𝙉𝙏𝙔 || Yandere!Sukuna [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang