Bonus chapter

186 16 1
                                    

Haruto sedang fokus dengan berkas-berkas yang menumpuk dimeja kerja dikantornya. Walaupun masih terlihat gagah lelaki jepang yang sangat tampan itu terlihat makin kurus setiap harinya.

"Kamu yakin kamu yang akan ke Paris?"

Haruto sejenak mengalihkan atensinya kearah pintu dimana junkyu sudah berjalan kearahnya.

"Ia kak." Jawab haruto singkat setelah dalam hitungan detik dia sudah kembali fokus pada berkas-berkas didepannya.

"Tapi kamu baru balik dari Macau kemaren haruto."

"Gpp kak, gw lebih tenang kalau gw yang kesana langsung."

"Tapi lu CEO nya dek, lue harus banyak-banyakin disini, dikantor pusat."

"Gpp kak, kan ada lue yang handle disini."

"Kali ini biar gw ya yang mantau cabang yang di Paris."

"Nggak kak, gw aja. Rawoon masih bayi kak, masa kakak langsung ninggal-ninggalin dia."

"Hmmmm"

Junkyu menarik nafas dalam. Dia menatap iba kearah haruto yang kini makin gila kerja. Ini sudah tahun ke-dua mashiho dan haruto putus dan mereka belum pernah bertemu lagi setelah itu. Terakhir junkyu dengar mashiho kembali kejepang bersama mashiko. Junkyu sendiri sudah menikah dengan jihoon dan bahkan sudah punya anak berusia satu tahun yang mereka beri nama rawoon.

Junkyu memperhatikan wajah haruto yang hampir 2 tahun ini juga tidak pernah memancarkan kebahagiaan atau keceriaan. Wajah itu sekarang selalu terlihat lelah dan murung.

Yang haruto lakukan saat ini hanya makin menyibukkan dirinya dengan membuka cabang-cabang baru dinegara-negara lainnya. Dia tidak pernah melakukan apapun selain bekerja, bahkan saat sabtu minggupun dia akan sibuk dengan berkas-bekasnya. Dia tidak pernah kemana-mana walau hanya sekedar ngopi santai di coffe shop.

Waktu tidurnya tiap harinya juga hanya sekitar 3 sampai 4 jam setiap hari nya, itu pun kebanyakan menangis saking merindukan mashiho. Dia selalu menyibukkan dirinya karena tidak ada sedetikpun dalam hidupnya dia bisa melupakan mashiho, dia selalu merindukan simungil yang sepertinya sudah memiliki hati dan pikirannya sepenuhnya.

"Haruto.." junkyu memanggil lembut.

"Ya kak?" Jawab haruto lembut juga.

Junkyu memeluk pundak haruto dari samping, menepuk-nepuk pundak orang yang sudah dia anggap adik itu. Haruto menengadah dan menatap kosong kearah junkyu.

"Cari dia haruto. Gw udah ga kuat lihat lue kayak boneka kayak gini." Ujar junkyu sambil mengusak lembut kepala haruto.

"Kakak masih ada yang mau diobrolin? Gw banyak kerjaan kak." Haruto mengalihkan pembicaraan junkyu dan kembali mengalihkan atensinya kembali keberkas-berkasnya.

***
"Arghhhhh..." Sesaat setelah junkyu meninggalkannya diruangannya, mashiho merasakan sakit kepala yang luar biasa. Dadanya dirasakan sangat sesak saat ini. Rasa itu masih ada, rasa bersalah akan keguguran yang dialami mashiho masih membuatnya lemah, ditambah lagi rasa rindunya pada mashiho yang sudah tidak terbendung lagi. Tapi dia harus kuat untuk tidak menemui mashiho. Dia harus rela menderita demi kebahagiaan mashiho dengan orang lain. Kebahagiaan yang tidak akan mashiho dapatkan jika terus bersama nya.

Haruto meraih air minum dan meneguk nya untuk membantunya menelan obat penenang yang dia masukkan kemulutnya, entah berapa butir dia tidak tahu.

"Guk.. guk.. guk..." Haruto tersadar saat mendengar gonggongan lembut dari seekor anjing poodle berwarna coklat cerah yang baru terbangun dikandang kecil nya.

Haruto tersenyum hampa dan berjalan menuju anjing kecil tersebut.

"Kotet lapar?" Tanya haruto sambil menggendong anjing lucu itu setelah mengeluarkan dari kandangnya.

✓Just don't hate me to much ( Mashiruto, Yoshiho)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang