5. the story

221 35 18
                                    

Entah sudah berapa lama Haruto enggan beranjak dari tempat tidurnya dia hanya memandangi telapak tangannya yang sudah di perban dengan rapi.

Sesaat dia tersenyum saat mengingat bagaimana tadi malam dia memperhatikan mashi yang sedang fokus membersihkan dan mengobati luka di telapak tangannya.

Mashi mengobati luka haruto ketika dia pikir haruto sudah terlelap. Haruto memang sebelumnya sudah tidur, tapi dia terbangun karena merasakan kehadiran seseorang di dekatnya.

"Ckkk, dasar tukang selingkuh." Senyuman haruto luntur saat mengingat kejadian saat mashi meluk junkyu. Mashiho yang sudah hampir selesai mengobati luka Haruto kaget mendengar cicitan haru. Dia langsung ketakutan, dia menatap ke arah Haru yang menatapnya dengan tatapan marah.

"Selingkuh?"

"Ga usah ngelak bitch, gw lihat lu sama junkyu."

"Aku ga .."

"Udah diem dan pergi, sebelum gw kehilangan kesabaran gw."

"Dengerin dulu Ru.."

"Pergi lue brengsek.."

"Hmm, baiklah tapi aku kelarin obatin tangan kamu dulu."

Entah keberanian apa yang membuat mashi tidak langsung menuruti kata-kata haru. Dia merasa marahnya Haru kali ini beda. Mashi menatap sejenak kearah Haru yang ternyata juga sedang menatapnya. Mereka saling mengunci pandangan mereka satu-sama lain. Ada makna tersirat disana, dan entah mengapa keduanya enggan untuk berpaling.

"Mmm.. udah." Akhirnya mashi yang mengalihkan pandangannya terlebih dahulu sambil melepaskan tangan Haru yang telah selesai di perban.

"Duduk disini, temenin gw tidur, gw bakal bayar lue lebih mahal daripada yang kak junkyu bayar buat lue jadi jalang nya dia. Dan lue ga perlu ngelakuin apa-apa, cukup duduk disini." Mashi yang hendak beranjak menghentikan langkahnya, dia melihat ke arah haruto yang masih memejamkan matanya sambil lengan kirinya menutupi dahinya.

"Jalangnya kak kyu? Bayaran?" Mashi menghela nafasnya karena bingung kenapa haruto menuduhnya selingkuh, dan kata-kata kasar haruto seharusnya membuat dia marah kan? Tapi tidak, dia tidak marah. Entahlah, mashiho selalu merasa bahagia saat berada di dekat haruto meskipun ada rasa takut karena perilaku dan perkataan haruto yang seringkali kasar.

"Kamu yang ngusir kamu yang minta ditemenin. Hmmm, dasar bocah memang." Mashiho mengata-ngatain Haru bocah dalam hati, kalau dalam hati mah bebas, Haru ga akan tau juga.

Mashi perlahan mendekat kembali keranjang haruto, duduk dan menyenderkan diri di headboard ranjang haruto. Sejenak dia melirik kearah haruto yang awalnya tidur telentang jadi tidur menyamping ke arah mashiho. Dan mashiho kembali dibuat kaget saat tangan kiri haruto menarik tangan kiri mashiho dan menggenggamnya. Mashiho tersenyum saat dia melihat tangannya yang kecil seperti menghilang digenggaman tangan haruto yang besar.

Jantung mashiho semakin tidak karuan saat tangan lembut haruto menggenggam tangan mashiho makin erat. Mashiho akhirnya juga mengeratkan genggamannya dan mengusap usap punggung tangan haruto dengan ibu jarinya.

"Haru..."

"Mmmm..???"

"Perut kamu bunyi, kamu lapar?" Tanya mashi takut-takut.

"Bikin malu aja nih perut, ganggu aja suasananya lagi adem gini." Kesal haru dalam hatinya, dia kesal karena bunyi perutnya mengakibatkan kenyaman yang dia rasakan dari usapan jari mungil mashi di tangannya jadi terganggu.

"Masakin.." kata haru masih dengan posisi yang sama. Dia menyadari kalau dia memang lapar, sejujurnya dia tidak makan dari siang, dan tadinya dia mau ngajak mashi makan sushi yang dia beli tadi, tapi dia malah ketiduran karena pemandangan yang tidak mengenakkan tadi.

✓Just don't hate me to much ( Mashiruto, Yoshiho)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang