🔞 AWI 10 🔞

3.7K 300 88
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari itu, siang itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari itu, siang itu. Aku sendiri tak menyangka akan menyerahkan diri begitu cepat. Apalagi di meja ruang tamu kekasihku. Kami bercinta seperti kucing pada musim kawin. Karena setelah ke meja, masih pindah ke sofa panjang.

Tunggu, tunggu. Tapi kau paham istilah kucing kawin tidak?

Itu adalah saat kucing melakukan seks sehari penuh. Setiap ronde bervariasi antara 10-40 menit, dan begitu birahi ulang, kami akan kembali berpeluk. Kusambut sentuhan Mile saat dia datang, kujepit penisnya diantara belahan bokongku. Tapi kadang memakai paha, genggaman tangan, dan mulut atasku.

Kukocok penisnya menggunakan jari jemariku. Kubenamkan batang itu ke dalam mulutku, kuremas pinggangnya. Lalu dia menjambak rambutku--bahkan aku lupa preferensi seksualku. Apakah aku masih tertarik ke wanita saja (?) atau mulai berubah. Yang pasti aku bahagia melakukan ini untuk Mile. Hanya Mile.

Dia memujiku karena cepat belajar, bilang tubuhku begitu hangat, sampai-sampai mampu menghangatkan hati dia juga. (Ah, benarkah?) Baguslah kalau begitu. Kupikir yang kulakukan hanya menjadi pasangan yang baik. Karena aku ingin memuaskan Mile, seperti dia berniat memberikan momen terbaik padaku.

Mile memang hanya mengatakan cinta setelah ronde pertama, tapi kulihat sebelah matanya juga menangis. Dia di puncak kehidupan yang selama ini dijalani penuh kebosanan. Lalu menggempurku lagi sambil meremas punggung sofa-nya. Dia bilang, "Kenapa aku baru menemukanmu sekarang, Sayang? Kenapa aku harus berputar selama 40 tahun lebih," lalu memeluk dua kaki rampingku pada dadanya.

Dalam posisi aku berebah, penis Mile pun terus menorobos liangku yang membalut dia. Sementara aku memberikan kepuasan duniawi yang akan dia kenang sepanjang hidup.

Tak terhitung berapa kali otot perutku dimuncrati sprema Mile. Bahkan bokong belakang, wajah, dan punggung bawahku juga.

Saat tubuhku dibalik, Mile memeluk pinggulku segera. Dia tak membiarkanku menungging berlama-lama, lalu memposisikan aku duduk dalam kondisi dadanya pada punggungku. Biarkan aku mendengarkan debaran pada jantungnya. Dan biarkan aku ingat betapa hebat cintanya padaku. Semua itu kusadari karana lengan kekar pria ini kukuh merengkuh diriku. Membuatku terpejam penuh syukur. Lalu balas menggenggam lengan liatnya menggunakan semua jemariku.

𝐀𝐅𝐅𝐀𝐈𝐑 𝐖𝐈𝐓𝐇 𝐈𝐍𝐅𝐈𝐃𝐄𝐋𝐈𝐓𝐘 ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang