2.4

13.7K 1.7K 244
                                    

Antahonist Before The Ending
2.4 Pergi

......

PLAKKK

Tamparan Gayatri meninggalkan bekas nyeri di pipi Rhea. Rhea memegang jejak tamparan mertuanya, tersenyum miring menanggapi perlakuan kasar yang diberikan sang ibu mertua dakjal.

"YAKK!!! DASAR WANITA BIADAB, KAU KAN YANG MENYEBARKAN BERITA ITU, MENGAKULAH!" Teriak Gayatri mendorong bahu Rhea sampai menantunya itu terhuyung mundur ke belakang.

Rhea bukan lemah, dorongan Gayatri terlalu berternaga, tubuhnya tidak siap menerima serangan tak terduga Gayatri.

Masih memegang pipinya yang memerah akibat ulah ibu mertuanya Rhea berlagak lugu seolah ia tidak mengerti apa-apa tetapi malah terpojokkan bak korban.

"Berita? Mungkinkah maksud ibu berita tentang ibu mertua yang membunuh ayahku?" Rhea bertanya menggunakan nada bicara seperti orang yang benar-benar tidak tau akan tema yang sedang di bahas wanita tua itu.

Sebelum menimpali Rhea, Gayatri berdecih muak, "Ciuh! Jangan panggil aku ibu mertua, aku bukan ibu mertua mu. Aku tidak punya menantu iblis semacam dirimu."

"Wanita rubah licik tak tau diri macam kau ini seharusnya bersyukur aku mau menerima mu sebagai menantu keluarga Hernanda, kau di lahirkan di keluarga miskin, kalau bukan karena persetujuanku menikahkan mu dengan putraku kau masih tetap miskin!"Cerca Gayatri megamati barang-barang yang di kenakan Rhea dari kepala hingga kaki, kaki hingga kepala lagi.

"Orang miskin memang tidak punya etika. Setidaknya jika tidak mampu membayar guru tata krama inisiatiflah sedikit belajar otodidak."

Kedua kalinya Gayatri mendorong bahu Rhea, namun kali ini Rhea bisa menghindarinya. Gadis itu berhasil memprediksi gelagat Gayatri sebelum wanita tua itu mengulangi hal yang sama.

"Dan orang kaya sepertimu memang tidak punya hati nurani, mengambil nyawa orang lain seperti mencabut kacang tanah," lirih Rhea penuh penekanan, suaranya hanya bisa di dengar Gayatri saja.

Mata Rhea menatap tajam Gayatri sambil tangan kirinya membuat gerakan membersihkan pakaian bagian dada kanannya yang tadi sempat di dorong ibu mertuanya.

Bola mata Rhea sedikit geser ke kiri, bisa Rhea lihat Khalid berdiri tak jauh di belakang Gayatri. Laki-laki itu hanya diam menonton. Raut dan tatapan laki-laki itu datar.

Gayatri menyadari kemana jatuhnya pandangan menantunya. Wanita tua itu menoleh ke belakang bagian kirinya menatap putranya yang masih menggunakan setelan jas berwarna hitam, putranya itu baru saja pulang kerja sewaktu ia datang kemari, belum sempat berganti pakaian.

"Khalid putraku, aku tidak berbohong ke padamu, dia, dia bersekongkol dengan Javier untuk menjatuhkan kita. Kemarin aku tidak sengaja menguping pembicaraan mereka berdua. Percayalah padaku, berita itu fitnah. Aku tidak pernah membunuh siapa pun, aku berani bersumpah dengan hidupku,"  Tuduh Gayatri tak lupa menyelipkan dustanya di kalimat yang keluar dari mulut manisnya, jemari telunjuknya menujuk di mana Rhea berdiri.

Mimik wajah Rhea sekejap tampak terkejut. Ia tidak meyangka Gayatri menguping rencananya. Kemarin malam Rhea dan Javier memang berbicara melalui telepon membahas kematangan siasat mereka.

Khalid mendekati Rhea, semakin dekat sampai jarak mereka tersisa dua langkah. Laki-laki itu menelisik mimik wajah istrinya intim. Hasilnya Khalid tak menemukan keganjalan, Rhea maju satu langkah unggul dari Khalid berhasil menutupi celah kelalaian yang tadi Rhea tak sengaja lakukan.

"Khalid, apa kau mempercayai perkataan ibumu, bahwa berita tentang ibumu yang membunuh ayahku itu adalah ulahku? Jika iya, berarti kau mempercayai isi berita itu dan kau mengakui ibumu seorang pembunuh? Karena tertulis di sana ibumu membunuh ayahku, kau mempercayainya?"

Antagonist Before The EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang