"terkadang untuk bahagia itu kita harus merelakan, walaupun itu artinya merelakan orang yang dicintai".
10 maret, 2034.
.
Pagi ini aku memulai rutinitasku yang cukup membosankan, seakan akan rutinitasku di setiap pagi berulang terus menerus setiap harinya.Namun berbeda dengan hari ini, kenapa? Karna ini adalah hari minggu, hari wekeend ku dari kampus. Walaupun tugas rumah menumpuk akan tetapi tak ada salah nya untuk cuti dari keseharianku yang membosankan.
Untuk menghilangkan rasa bosan ini lebih baik aku pergi ke rumah my friend, sahabat laki laki ku. Sesampainya aku tiba di rumahnya aku mendapati pintu nya tak dikunci, lantas aku pun memasuki rumahnya. Sahabat ku ini tinggal sendirian di rumah sebesar ini, ia ditinggal orang tuanya ke luar negri untuk beberapa bulan. Padahal rumahnya begitu besar namun ia enggan untuk memperkerja kan seorang pembantu,
"untuk apa memperkerja kan seorang pembantu kalau gue sendiri masih bisa bersih bersih. Hambur duit aja". Ucapannya saat itu.Lantas aku menaiki tangga ke lantai dua kemudian mendapati kamar dia yang terbuka sedikit lantas aku mengintip ke dalam dan menemukan bahwa sahabat ku itu masih tertidur pulas,
"padahal ini udah jam 08.15, tapi dia masih tidur disini!", batin ku yang mulai kesal.
Kemudian aku masuk kedalam kamarnya dan membuka tirai kamarnya agar sinar matahari masuk ke dalam kamar yang sangat gelap dan berdebu ini.
"RAKHA!, wake up." sahut ku yang mulai menarik selimut putih yang ia kepal
"ah Nay, diem dong. 5 menit lagi". Ucap Rakha yang merasa terganggu oleh sahabat nya ini
"gak! Ini udah siang cepet bangun terus mandi!", ucapku yang mendengus kesal kepada nya.
"males, lagian ini kan hari libur jangan ganggu ah". Sahut nya dan kembali menutupi mukanya dengan selimut.
"oke kalau gitu, gue bakalan bakar buku novel lo kalau lo gak mau bangun!",
"yaudah sok weh", sahutnya yang menantang ku.
Kemudian aku mengambil korek dan membakar kertas kosong, masa iya aku harus ngebakar novel dia. Lalu Rakha pun terkejut karna ia menghirup bau tak sedap dan sontak bangkit dari ranjangnya.
"Nayla!! Lo gila ya!?", bentak nya, dan kemudian melihat novelnya yang masih utuh tanpa ada lecet.
"awas aja kalo lo berani nyentuh novel gue! Gue bunuh lo", ancam nya sambil memeluk novel tersebut dengan erat.
"yaudah bunuh aja, gue gak takut kok, udahlah daripada lo sok keren mending mandi sonoh!".
"iya bawel...", ucapnya yang kemudian bergegas mengambil handuk dan berjalan ke kamar mandi.
🕊🕊🕊
KAMU SEDANG MEMBACA
Meaningful Love
Teen FictionCinta itu tak selamanya indah, kadang mendapatkan kadang juga kita harus merelakan. begitu pun dengan kisah cinta mereka. apakah hanya sebuah pertemanan atau lebih? mereka tak dapat membedakan cinta dan persahabatan. namun disaat mereka saling menge...