"ku yakin kau adalah malaikat tak bersayap yang datang hanya untuk ku".
5 hari pun berlalu__
Kini Nayla telah di perbolehkan kembali ke rumahnya dan juga telah diketahui mengapa Nayla bertingkah aneh seperti itu. Memang selama lima hari ini Nayla kadang menjadi dirinya kadang tidak.
Menurut psikolog Nayla mungkin mendapat kepribadian ganda yang akan sulit di hilangkan. Mungkin dari kecelakaan selepas hari itu dan mungkin jiwa kepribadiaan ini Nayla dapat dari alam bawah sadar nya saat koma. Kepribadian nya ini mempunyai sifat yang sopan dan ramah namun dibalik sifatnya yang baik ia begitu sadis dan bisa saja membunuh atau menyakiti dirinya sendiri.
Jadi Rakha akan terus berada dekat dengan Nayla dan tak akan membiarkannya terluka karna kepribadian gandanya ini. Bahkan selama di rumah sakit Nayla sudah mendapat beberapa goresan luka dari pisau buah akibat kepribadian gandanya ini.
.
.
Lantas Rakha pun menuntun Nayla yang sudah cukup pulih ini untuk keluar dari rumah sakit dan menuju parkiran. Rakha pun membuka kan pintu mobil nya untuk Nayla."tumben banget perhatian ke cewek", goda Nayla.
"ya iyalah kan lo masih belum terlalu pulih, lagian orang sakit harus dapet perhatian layak nya orang manja", timpal Rakha dengan judes
"najis, udah lah sana!! Gak guna banget", sewot Nayla yang mulai frustasi dengan sahabatnya ini, dan memasuki mobil.
Lantas Rakha pun segera memasuki kursi pengemudi dan menyalakan mesin mobilnya. Mobil Rakha pun melesat di jalanan dengan keren nya.
Setibanya kami di rumah Nayla, Rakha pun menuntun Nayla menuju rumah yang terhitung cukup sederhana namun di dalamnya terdapat suasana minimalis, sangat nyaman.
Rakha pun mengantarkan Nayla ke kamarnya dan menyuruh nya beristirahat namun Nayla menolak nya.
"bosen banget sih, masa tidur lagi tidur lagi. Emang gue kukang apa sampe harus tidur setiap saat", gerutuku melipatkan tangan di dada.
"kan lo belum pulih banget Nay, dahlah jangan bedegong apa!", ucap Rakha.
"ish, tapi gue lagi pengen makan kue coklat...", rengek ku
"yaudah lo tunggu disini", ucap Rakha sembari keluar dari ruangan ini.
"lo mau kemana?", teriak ku melihat Rakha yang pergi tanpa mengubris perkataan ku.
Beberapa menit berlalu__
Rakha pun kembali dengan kue coklat sesuai permintaan ku dan kini ia duduk di sisiku dan memberikan kue tersebut kepada ku. Kemudian perlahan ia menyuapkan beberapa potong kue ke dalam mulutku.
"kha, lo beli dari mana kue nya? Enak banget!", ujarku
"kepo, pokoknya gue beli di toko langganan gue. Udah cepet habisin habis itu tidur". Sahutnya kemudian kembali menyuapiku dengan sepotong kue terakhir.
"mm.. Gak mmm.. Mau ah, gak mau tidur males. Lagian selama di rumah sakit perasaan gue cuma tidur aja seharian gak ada hiburan, sekali nya bangun cuma buat ngelamun trus ngobrol ama lo."
"heh lo lupa di rumah sakit juga lo gak ngelakuin itu doang, lo kan bikin heboh satu rumah sakit sampe lo nyakitin diri sendiri trus lo ngancem buat ngebunuh orang", ucap Rakha terus terang.
"tapi kan aku cuma pengen senang senang doang kha, lagian aku pengen banget ngerasain mati daripada tersiksa di kuburan kehidupan ini haha....", timpalku tertawa riang.
Tanpa pikir panjang Rakha pun memeluk Nayla, karna ia sudah merasakan Nayla sudah kembali kepada kepribadiaan gandanya. Langsung Rakha memepererat pelukannya agar Nayla tak kembali memeberontak.
Nayla pun terlelap tidur dalam pelukan nya, sementara Rakha yang kemudian perlahan lahan mencoba menidurkan Nayla di ranjang, setelah sukses menidurkan nya di antara tumpukan bantal, sejenak Rakha melihat wajah Nayla yang begitu manis dengan noda kue coklat yang masih ada di bibir pink alaminya.
Kemudian Rakha pun mengusap bibir tersebut dengan ibu jarinya dan mengecup kening Nayla secara lembut.
"gue sayang sama lo Nay, andaikan lo tau kalau gue tuh suka sama lo... Gue gak bisa ngebayangin apa yang akan terjadi diantara kita. Entah kapan perasaan ini muncul, gue bener bener gak sadar", batin Rakha. Lantas ia pun beranjak meninggalkan Nayla yang tengah tertidur pulas di kamarnya.
🕊🕊🕊
KAMU SEDANG MEMBACA
Meaningful Love
Teen FictionCinta itu tak selamanya indah, kadang mendapatkan kadang juga kita harus merelakan. begitu pun dengan kisah cinta mereka. apakah hanya sebuah pertemanan atau lebih? mereka tak dapat membedakan cinta dan persahabatan. namun disaat mereka saling menge...