Part VII

2 1 0
                                    

"meski kau tak berada di sisiku, kau kan selalu berada di dalam doaku".

Mentari kini telah memancarkan sinarnya, tanpa di sadari ternyata Rakha tertidur di rumah sakit atau bisa disebut menginap tanpa rencana. Kini ia terbangun dari tidur nya dan menatap kembali Nayla yang kini tengah tertidur lelap, cahaya matahari menyorot wajah Nayla, lantas Rakha pun menghadang cahaya tersebut menggunakan lengannya.

Rakha memandang Nayla dengan penuh perhatian, ia ingin sahabatnya yang dulu kembali padanya. Tiba tiba Nayla pun terbangun dari tidurnya dan melihat ke arah Rakha sejenak.

"ngapain lo liatin gue kek gitu?", tanyanya dengan nada ketus.

"eh.. Enak aja, lagian gak ada kerjaan banget ngeliatin lo", ucapku sembari memalingkan wajahku.

"mm.. Lo mau sarapan gak?, gue beliin ya daripada makanan rumah sakit gak enak", sambungku.

"gak usah gue lagi gak pengen makan", timpalnya menolak mentah mentah.

"ck, lo tuh masih sakit butuh asupan gizi yang cukup biar ada tenaga",

"gak usah lagian gue itu cewek kuat gak perlu makan",

"jangan nolak! Dahlah gue beli dulu kalo gak gue kasih tau dokter biar lo dipaksa makan obat pait", ucapku, lantas aku segera pergi ke luar dari ruang tersebut dan kemudian bergegas mencari makanan.
.
Sesampainya aku pedagang kaki lima yang menjual bubur, aku berfikir dan menyadari apa yang membuat Nayla kemarin dan hari ini berbeda, ya dia kemarin mengatakan aku kamu dan lembut, sedangkan pagi ini ia mengatakan gue lo dengan judes seperti biasanya. Kok aneh ya?.

Kemudian panggilan abang penjual bubur membuyarkan lamunan ku.

"dek, ini buburnya", ucap penjual tersebut sembari menyodorkan 2 bungkus bubur di dalam strerofoam.

"eh, iya mang ini uangnya", timpalku yang kemudian memeberikan uang sejumlah 10 rb.

Lantas aku pun bergegas menuju rumah sakit dan memasuki ruang rawat Nayla.
                          🕊🕊🕊

POV NAYLA__
.
Aku pun akhirnya dapat membuka mataku sepenuhnya, rasanya sangat pegal karna sudah berminggu minggu tidak menggerakkan tubuhku. Kini pagi ini adalah hari pertama aku siuman dari koma ku, aku mendapati Rakha yang tengah memandang ku dengan tatapan aneh lantas aku pun memarahinya.

Dan ia pun memutuskan untuk membelikan ku makanan, aneh kok gini ya? Padahal biasanya seseorang yang baru siuman pasti bakal terharu dan lantas memanggil dokter akan tetapi itu semua tak dilakukan Rakha malah ia menawariku sarapan. Kok gini sih, apa dia udah hilang akal?.

Aku pun masih memikirkan hal yang telah terjadi, sejenak aku mengingat bahwa selama aku koma aku mendapati sosok laki laki yang diyakini akan menjadi suami ku kelak di masa depan, dan sosok itu sangat membuatku terkejut.

Flashback, ingatan masa Nayla koma...

Kini aku mendapati diriku tengah duduk di sebuah hutan rindang dan dihadapanku sebuah sungai panjang dengan air yang jernih, aku kebingungan karna aku tak tahu ini dimana. Aku pun terus berjalan kesana kemari namun semakin aku berjalan jauh ke dalam hutan semakin ku tersesat. Di saat aku berjalan aku merasa ada seseorang yang mengikuti ku dari belakang, saat itulah aku mulai ketakutan lantas aku pun berlari secepatnya hingga kaki ku tersandung batu dan jatuh ke dalam lubang.

Aku melihatnya, aku melihat sosok hitam menyeramkan yang mengikuti ku dari tadi, kemudian ia masuk ke dalam diriku, rasanya begitu sakit seolah olah ia menggores ku menggunakan pisau dari dalam tubuhku. Aku pun tak kuat menahan sakit dan lama kelamaan aku pun tak sadar kan diri.
.
.
Aku pun kini membuka mataku dan mendapati diriku di taman bunga yang begitu indah dan rapi, aku pun bangkit dari tidurku dan berjalan melihat sekeliling. Namun ternyata saat aku berjalan jalan di atas bunga bunga indah tersebut aku melihat kaki ku yang sudah berdarah begitu banyak. Ternyata ini kebun bunga mawar yang berduri lebat. Aku pun berusaha untuk menghindari bunga bunga tersebut.

Di saat aku sudah mulai kelelahan, tiba tiba seseorang menarik ku dari arah belakang dan kemudian membekap mulutku dan membawa ku ke bawah pohon sejuk.

Ia kemudian mendudukan ku di hadapannya sembari mengusap mataku yang sudah berair.

"lo gak usah nangis, lo kan kuat", ujarnya.

"....Kha, pliss tolong gue.. Gue gak mau disini. Gue pengen balik", lirih ku

"insya allah Nay, lo tau kan nanti ketika lo balik lagi lo bakal jadi milik gue seutuhnya",

"hah? Maksud lo apa?",

"kelak lo akan menjadi pasangan hidup gue dan kita akan menua bersama hingga takdir memisahkan kita".

Kemudian belum sempat ku bicara ia telah hilang dari hadapan ku seperti angin. Aku pun mencari cari Rakha, sahabat yang paling ku rindukan.

"Rakha! Kha... Pliss jangan tinggalin gue sendiri disini", teriak ku sambil bercucuran air mata.

Aku pun kemudian terduduk lemas di bawah pohon tadi sambil merenungi segala hal.
.
Flashback off...

Tiba tiba pintu ruangan terbuka dan mendapati sosok Rakha yang membawa plastik hitam di tangan nya. Mungkin ia telah membeli makanannya.

Kemudian dia menghampiriku dan duduk di kursi samping brankar ku.

"Nay sekarang lo makan dulu ya..", ucapnya sembari mengeluarkan isi yang ada di dalam palastik tadi.

"tunggu gue mau tanya, kenapa lo tampak biasa aja? Sedangkan gue ini kan baru siuman dari koma gue kan", tanyaku menaikan satu alisku.

"apa maksud lo?, lo kan kemarin aja udah siuman. Lo gak inget?",

"gak mungkin! Gue gak inget apapun",

"udahlah gak usah di pikirin, mending sarapan dulu", ucapnya yang kemudian menyodorkan bubur kepadaku.

Aku pun meraih nya dan menyuapkan bubur tersebut kedalam mulutku.

"mm...katanya gak mau nieh..", goda nya.

"ooh yaudah nih gue gak mau!", sahutku yang kemudian menaruh bubur tersebut ke atas meja.

"eh ya enggak lah bercanda doang, kok dianggap serius sih bu", ledek nya.

Akupun kembali meraih bubur tersebut dan kemudian kembali menyuapkan bubur tersebut ke dalam mulutku.

"mm.. Lo gak pergi ke kampus?", tanyaku sembari meraih tisu.

"gak dulu", singkatnya yang kemudian mengambilkan selembar tisu dan mengelapkan nya ke mulutku.

Aku pun terdiam dengan tindakan nya.

"Rakha", sahutku.

"mm.. Apa?", tanya nya sembari membuang tisu tersebut ke dalam tong sampah di bawah brankar.

"Btw gue ngambil tisu niatnya bukan ngelap mulut gue tapi... Ngelap tangan gue yang kena bubur...", ujar ku dengan tatapan datar.

"mm.. Ya.. Yaudah tinggal ambil aja lagi tisu nya lagian tadi gue liat ada bubur dikit di sudut bibir lo, jadi gue kira lo mau ngelap mulut lo", ucapnya sembari gelagapan tak jelas dan memalingkan wajah nya dariku.

"gak jelas banget sih ni anak", batin ku yang kemudian mengelap kan tisu ke tangan ku.
                             🕊🕊🕊

Meaningful LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang