- Airport

671 43 0
                                    

"Iya Ma, jangan khawatir." Pemuda Cina dengan aksen Guangdong itu berbicara di telepon yang sepertinya adalah Ibunya.

"Telepon Mama tiap hari ya Dejun, kirimkan foto-foto pemandangan Korea supaya Mama bisa perlihatkan ke Internet."

Sang anak hanya tertawa sembari berjalan menuju tempat pengambilan koper. Matanya bergerak-gerak mencari kopernya yang berwarna hitam dengan gantungan kunci berbentuk dinosaurus. Setelah menemukannya ia kembali berjalan menuju luar bandara.

"Sudah dulu ya Ma, aku sudah harus pergi ke apartemen."

"Hati-hati Xiaojun, istirahatlah yang banyak."

Telepon pun tertutup secara sepihak oleh Xiaojun. Ia baru sadar belum memberi foto suasana bandara Korea untuk Ibunya. Setelah memfoto, Xiaojun langsung mengirimkannya sebelum seorang pria berpakaian serba hitam menabraknya sampai terjatuh.

Xiaojun meringis ketika tangannya sedikit lecet walaupun bukan terkena aspal, ia menengok tajam kearah orang yang menabraknya tadi. Rupanya ada empat orang berpakaian sama dengan kacamata hitam, kecuali seseorang yang berada ditengah-tengah para bodyguard. Pria itu terlihat muda, hanya memakai masker dan topi, seperti seorang Idol Korea.

Pria itu terlihat berbisik pada salah satu bodyguard-nya. "Maaf, Tuan." Kemudian pergi tanpa membantu Xiaojun berdiri. Xiaojun cukup terkejut dengan kejadian tadi, ia kesal karena ada orang yang tidak tahu diri seperti itu. Bukannya membantu malah pergi.

Ia berdiri dan membersihkan tangannya di dalam toilet terdekat, Xiaojun memesan taksi online untuk pergi ke apartemen yang ia sewa untuk sementara.

°°

"Hei, kau bukan orang Korea ya?" Setelah mengambil kopernya dari bagasi, ia ditanya oleh sang driver lewat kaca mobil. "Iya, Tuan. Saya orang Cina."

"Bahasa Koreamu bagus, anak muda."

"Terimakasih, saya masih harus banyak belajar." Jujur saja, bahasa Korea Xiaojun sangat blepotan dibandingkan dengan Idol Trainee yang berasal dari negara lain. Cukup dengan Idol, mari kembali ke cerita.

Bapak itu tersenyum dan menjalankan mobilnya meninggalkan Xiaojun yang kebingungan. "Kenapa orang Korea aneh sekali sih?" Ia menarik kopernya ke dalam gedung apartemen, Xiaojun masih harus bertemu dengan pemiliknya untuk mendapatkan keycard kamarnya.

"Permisi!"

Tidak ada jawaban, di dalam juga sangat sepi.

"Ada apa?"

Xiaojun sedikit tersentak mendengar suara dari arah belakang, tawa canggung terdengar dari pemuda beralis tebal itu. "Hahaha.. saya Xiaojun-"

"Oh, pria dengan banyak typo ya?"

"Hah?"

"Ini keycard-mu, lain kali baca ulang ketikanmu saat mengirim pesan. Aku Seulgi."

Xiaojun mengedipkan matanya beberapa kali, lalu mengambil kartu yang dipegang Seulgi. "Terimakasih." Perlahan kakinya berjalan menaiki tangga sambil sesekali melihat wanita itu yang masih menatapnya langkah demi langkah.

Pip! Ceklek

"Hm, tidak buruk untuk ₩55,000 perbulan." Walaupun agak kosong, ia nanti bisa mendekorasinya sendiri, tentunya tak permanen.

Xiaojun menaruh kopernya sembarang arah lalu menyalakan pendingin ruangan. "Aku akan mencari pekerjaan terlebih dahulu. Aku benar-benar harus bekerja besok." Laptop serta charger miliknya ia keluarkan dari dalam tas ranselnya. Setelah laptopnya menyala, Xiaojun segera membuka website yang menurutnya bagus untuk mencari pekerjaan. Ia mencari hingga tepat jam sembilan malam, sepertinya memesan online dengan uang sisa tak begitu buruk.

- Wound - [Henxiao] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang