- Seseorang

364 37 5
                                    

"Kira-kira begitulah untuk house tournya." Ten menoleh pada Xiaojun yang masih melihat-lihat isi rumahnya. "Tugasmu adalah untuk membersihkan semua bagian rumah ini sampai aku pulang, kau boleh memasak dan memakai alat dapur semaumu, tapi kau harus membuat dua porsi. Saudaraku kadang suka datang untuk makan."

Xiaojun mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mengerti. "Apa itu saja?" Tanyanya.

Ten terlihat ragu untuk berbicara selama beberapa detik. "Jangan pernah naik ke lantai tiga, kau hanya boleh naik turun ke lantai satu dan dua serta basement. Kau harus pulang sebelum jam delapan. Sudah itu saja, aku harus pergi."

Xiaojun menahan nafas ketika mendengar semua larangan dan peringatan itu, memangnya kenapa dengan lantai tiga? Walaupun begitu dia hanya bekerja disini, tak sopan jika bertanya hal privasi. Xiaojun dengan cepat mengikuti Ten ke garasi, sekedar mengantar. Ia takjub dengan dua mobil bermerek terkenal dengan harga yang tentunya tak usah dipertanyakan lagi, pekerjaan Ten sungguh bagus.

"Hati-hati Ten-ssi!"

Setelah itu mobil yang dikendarai Ten menghilang di balik gerbang otomatis. Xiaojun keluar dari garasi dan masuk kembali kerumah. Sepertinya ia harus membersihkan lantai satu terlebih dahulu.

Pekerjaan Xiaojun lakukan dengan senang hati, dari mulai menyapu, mengepel, membersihkan debu. Beberapa bingkai foto di meja televisi menarik perhatian Xiaojun, terlihat Ten bersama seorang pria yang jauh lebih tinggi tersenyum kearah kamera. Tapi bukan hanya itu yang ia lihat. Ada sebuah kanvas dengan cat, tak berbentuk apa-apa melainkan hanya abstrak hitam dan merah.

"Apa Ten seorang seniman? Pantas jika gajinya sangat tinggi!" Xiaojun meletakkan kembali kanvas tersebut dan melanjutkan kembali pekerjaannya. Ia tersenyum puas ketika lantai satu telah selesai dibersihkan olehnya, sekarang tinggal lantai dua dan setelah itu dia akan membeli makan di luar. Terlalu malas untuk memasak walaupun dia bisa karena diajarkan oleh Ibunya.

°°

"Melelahkan sekali membersihkan rumah besar ini, tak apa asal gajinya banyak." Ia berjalan ke ruangan terakhir yang harus dibereskan, yaitu kamar tidur Ten. Cukup banyak lukisan abstrak dengan hanya cat tersusun rapih di dalam lemari kaca. Xiaojun tak mau membukanya karena mungkin itu karya Ten yang paling spesial, ia hanya membuka lemari dan melipat kembali beberapa baju yang sedikit berantakan.

Tuk

Xiaojun menoleh kebawah ketika merasakan kakinya disentuh sesuatu, tangannya mengambil sebuah foto berukuran kecil, sepertinya terselip di salah satu baju. Sekali lagi itu adalah Ten dengan seorang pria, kali ini bukan pria yang tinggi itu melainkan seseorang yang memakai hoodie sama persis dengan laki-laki yang ia lihat semalam.

"Ini hanya kebetulan, lagipula mereka terlihat bahagia." Gumam Xiaojun sedikit tak nyaman.

Xiaojun keluar dari kamar Ten berniat untuk ke bawah, sampai ia melewati tangga menuju lantai tiga. Di bagian tembok terdapat goresan yang cukup panjang merobek wallpaper dinding. Xiaojun menggeleng cepat membuang pikiran untuk naik ke atas. Alhasil ia keluar dari rumah Ten tak lupa untuk menguncinya. Xiaojun tidak tahu bahwa seseorang di lantai tiga dengan ruangan penuh goresan menunggu kedatangannya sembari memainkan pisau.

°°

Convenience store adalah tempat terbaik hanya sekedar duduk sembari memakan ramen dan meminum minuman yang tersedia di rak. Contohnya sekarang adalah Xiaojun, ia juga tak lupa membeli cup ramen untuk saudara Ten yang akan datang kapan saja.

"Permisi, apa kita boleh duduk di sebelahmu?"

Merasa dia yang ditanyakan, membuat Xiaojun melihat kearah belakang. Terdapat dua orang laki-laki menatapnya dengan tatapan menunggu. "Tentu saja, silahkan."

- Wound - [Henxiao] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang