- Lebih mengenal

315 36 1
                                    

Satu minggu berlalu dengan cepat, begitu juga dengan hubungan Hendery dan Xiaojun yang semakin dekat. Walaupun Hendery masih irit bicara seperti dulu, tapi pria berhoodie itu mulai menyapa Xiaojun setiap pagi. Bunga matahari mereka juga memperlihatkan perkembangan yang baik, mereka selalu bergantian untuk menyirami tanaman itu.

Saat ini Xiaojun sedang menyiapkan makan malam untuk dirinya dan juga Hendery, kebetulan Ibunya juga menelepon dan bertanya hal-hal tak penting. "Lain kali aku akan mengunjunginya, aku sibuk kerja Ma."

"Haish, hanya sebentar saja. Bilang pada bosmu untuk memberi waktu beberapa jam untuk ke sungai Han."

Xiaojun tertawa lebar sembari menaruh piring di meja counter. "Itu bukan cara kerjanya, Mama."

"Mama hanya bercanda, Mama bangga kau tak mau membolos hanya untuk sebentar saja."

Mata Xiaojun tiba-tiba menangkap tubuh Hendery yang berdiri di area masuk dapur. "Eh, sudah dulu ya. Aku harus kembali bekerja."

"Hm, semangat kerjanya. Jangan menyepelekan hal seperti ini."

Xiaojun terkekeh kecil mendengar nada tegas dari wanita yang melahirkannya itu, ia lalu membiarkan Ibunya mematikan teleponnya terlebih dahulu.

"Siapa?" Tanya Hendery, dia berjalan mendekat dan duduk di kursi yang tersedia.

"Mamaku, aku berbicara bahasa Kanton dengannya. Karena itu kau tak mengerti." Xiaojun ikut duduk tepat di sebelah Hendery. Lihat kan, mereka memang sudah mulai dekat.

"Aku mengerti sedikit, tapi tidak bisa membaca dan berbicara secara fasih."

Xiaojun mengangguk-angguk, sedikit bingung bagaimana Hendery bisa mengerti bahasa Ibunya.

"Perempuan yang melahirkanku berasal dari Makau."

"Hah? Kau anak campuran?"

"Kau berekspresi seolah-olah itu adalah hal yang buruk."

Dengan cepat Xiaojun berdehem berusaha mengontrol ekspresi keterkejutannya. "Maaf, tapi aku tak menyangka kau berdarah Thailand dan Makau. Orang seperti itu lumayan jarang ditemui."

"Jika bisa memilih, aku tak mau dilahirkan dari wanita itu." Hendery berbicara dan makan dengan tenang setelah itu.

Xiaojun mengerti kenapa Hendery berujar seperti itu, seorang istri meninggalkan suami dan anaknya yang masih membutuhkan kasih sayang seorang Ibu. "Hidup memang jahat jika terus dipikirkan, tapi lebih baik melanjutkan hidup tanpa melihat kebelakang." Xiaojun berujar untuk menenangkan Hendery yang mungkin sedang menahan rasa sakit di hatinya.

Setelah itu mereka berdua makan dengan tenang, Xiaojun mengambil piringnya sendiri dan milik Hendery untuk dicuci.

Tiba-tiba Xiaojun teringat sesuatu. "Hendery, kau tak pernah memanggil namaku. Kenapa?"

"Aku rasa tak perlu."

"Kenapa?"

"Cukup berbicara empat mata, kau tahu aku sedang berbicara denganmu."

"Kenapa?"

Hendery terdengar menghela nafas dari belakang dan itu membuat Xiaojun tertawa dan membalikkan badannya. "Hanya sekali saja, ayolah."

"Kenapa?" Sekarang, Hendery yang malah mengerjainya.

Namun, Xiaojun mempunyai alasan baik untuk pertanyaan itu. "Aku pikir akan lebih baik jika memanggil dengan nama. Aku selalu memanggilmu dengan Hendery, Hendery-"

"Xiaojun."

Yang dipanggil menerjapkan mata berulang kali, ada sesuatu desiran aneh ketika Hendery memanggil namanya. Ia pikir itu hanya efek dari sesuatu.

- Wound - [Henxiao] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang