- Stalk

341 35 2
                                    

Renjun, Yangyang, dan Xiaojun kembali bertemu setelah beberapa hari tak melihat satu sama lain. Bersamaan dengan Hendery yang masih tetap mengabaikannya, membuat Xiaojun kesal dan ikut berdiam diri, ini pertama kalinya mereka bertengkar sebagai 'sepasang kekasih'. Sore ini, mereka hanya berkunjung ke berbagai toko.

"Serius, daritadi aku merasa aneh."

"Ada apa?" Tanya Renjun, ia masih melihat buku-buku yang akan dibelinya.

Yangyang menjawab. "Apa kau merasa tak nyaman? Seperti ada yang memperhatikan kita daritadi."

Xiaojun yang mendengar itu segera menengok ke kanan dan kirinya. Dirinya merasa tak ada siapapun sebelum matanya menangkap dua buah mata yang terhalangi buku tengah menatapnya. Kakinya dengan reflek bergerak mundur, menabrak rak buku yang menjulang tinggi. Renjun dengan sigap segera menarik Xiaojun dari sana, takut ada buku yang akan jatuh dan menimpa kepala temannya.

"Kau ini kenapa? Walaupun bukan tempat berbahaya, tapi tetap saja akan ada hal buruk yang terjadi." Ujar Renjun, terlihat marah.

Matanya kembali melirik ke tempat ia melihat mata itu. Kosong, apa dia sudah mulai gila sekarang?

"Tidak ada, aku mau pulang. Sampai jumpa."

Kedua temannya sangat bingung melihat kepergian Xiaojun yang tiba-tiba.

°°

Sekarang, ia berjalan di trotoar menuju apartemennya. Kepalanya terus saja mengingat tentang kejadian itu, tentunya membuatnya merinding. Xiaojun tiba di gang yang tak terlalu kecil, jika melewati gang ini maka dirinya akan lebih cepat berbaring di kasurnya.

Srek Srek

Xiaojun menghentikan langkahnya. 'Sepertinya aku akan mati.' Batinnya sambil menutup mata. Tak mau menunggu untuk diserang, ia berjalan kembali sedikit lebih cepat. Ketika dirasa waktu yang tepat, Xiaojun berbalik untuk menangkap seseorang yang akan membunuhnya sedari tadi.

"Eh?"

Xiaojun terkejut melihat Hendery dengan hoodie kesayangannya berada dibelakang dirinya. "Apa yang kau lakukan?! Aku takut setengah mati!" Xiaojun menghela nafas panjang setelahnya.

Hendery tak menjawab.

"Jawab pertanyaanku, jangan berlagak tak ingin berbicara. Kau mengikutiku dari perpustakaan tadi, kan?"

Hendery mengangguk.

"Sudahlah." Xiaojun berniat berbalik tapi ia menyadari sesuatu. "Tunggu, kau keluar rumah seorang diri?!" Dengan perasaan senang, ia mendekati Hendery dan menggoyangkan kedua bahunya.

"Ya, aku keluar rumah karena ingin melihatmu."

Xiaojun berhenti dan menatap Hendery. "Aku merasa kehilangan ketika tak berbicara denganmu akhir-akhir ini, maka aku mengikutimu saja untuk melihatmu."

"A-Astaga, itu salahmu juga." Xiaojun menunduk, pasti pipinya sudah memerah mendengar itu.

"Aku menyesal sudah mengabaikanmu, aku terlalu egois." Suara helaan nafas terdengar dari Hendery.

"Sudahlah, pulang saja sana." Si Xiao mengusir pelan.

"Biarkan aku menginap."

"Apa?! Tidak ada, pulanglah!"

"Aku takut pulang sendiri."

"Jadi, kau tak takut mengikutiku kesana-kemari?"

"Kenapa aku harus takut pada kekasihku?"

Xiaojun terlihat kesal sekaligus malu, ia hanya berbalik lalu berjalan menuju apartemennya. Membiarkan Seulgi nanti menanyakan pria menyeramkan di belakangnya. Benar saja, wanita itu sedang berada di luar sambil membawa karung.

- Wound - [Henxiao] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang