Chapter 7 : Perisai Pelindung

1.2K 91 24
                                    

"Revan? Itu kamu kan?" ujar Bu Risa, yang tiba - tiba memecah keheningan yang terjadi selama beberapa saat.

"Kau benar, sayang. Ini aku," sahut pria yang dipanggil Revan itu.

Pak Indra masih saja terdiam. Beliau ingin sekali menghajar pria yang ada di hadapannya itu, karena dia tahu apa alasan pria itu melakukan semua ini. Tapi, Pak Indra sudah belajar dari pengalamannya bahwa emosi tidak bisa menyelsaikan masalah. Dia harus sedikit bersabar sebelum bisa melayangkan serangannya pada pria ini.

Pak Indra tahu kalau emosi akan membuat banyak hal jadi kacau. Buktinya pria ini. Dia melakukan hal yang sperti ini karena dendam yang menguasai dirinya. Lalu, apa yang terjadi? Emosi itu hanya membuat masalah, bagi dirinya dan tentunya juga orang lain.

"Kau," kata Pak Indra.

"Ah, senang rasanya karena kau masih mengingatku. Yah baguslah, mungkin hanya teman - temanmu saja yang belum kenal denganku," sahut Revan.

Hendra hendak menyanggah apa yang dikatakan oleh pria itu. Karena walau dia belun pernah bertemu langsung dengan Revan, dia tahu persis siapa yang dihadapinya. Pengetahuannya akan penjahat di kota Inkuria cukup lengkap, jadi dia tahu siapa yang ada di hadapannya. Pria ini adalah orang disegani di dua sisi kota Inkuria, dan juga cukup berbahaya.

Tapi ketika Hendra menatap wajahnya yang congkak, entah kenapa dia malah ingin sekali untuk tertawa. Ah, rupanya aku tidak perlu memancing pria ini keluar dari sarangnya untuk dimusnahkan, karena dia malah muncul dengan sendirinya, pikir Hendra. Hendra tahu banyak hal yang terjadi di kota ini, termasuk apa tujuan Revan melakukan hal ini. Tapi, kalau mau jujur Hendra agak kaget karena Revan melakukan hal semacam ini. Karena menurut Hendra, hal seperti ini agak bodoh untuk penjahat semacam Revan.

"Untuk apa kau melakukan semua ini hah?" tanya Hendra, berusaha memancing percakapan.

"Ah, rupanya kau ada di sini, Hendra Wardana? Wah, aku beruntung sekali bisa bertemu denganmu! Kau tahu kan, ada banyak orang yang ingin sekali bisa menemuimu, terutama kalau mereka sudah mengetahui identitasmu yang sebenarnya. Kau bertanya untuk apa? Karena aku menuntut hak yang kumiliki. Indra merebutnya begitu saja dariku, dan aku akan mengambilnya sekarang."

Rekan - rekan mereka yang lain hanya bisa mengerutkan kening mereka karena tidak mengerti. Sementara itu, perkataan Revan tadi membuat Bu Risa mengingat hari - hari ketika dia masih bekerja di kantor polisi daerah yang berada di pinggiran Inkuria. Revan akan selalu berusaha untuk mendekatinya. Tapi dia tidak pernah tertarik padanya. Kalau mau jujur, cara Revan mendekatinya itu kadang agak menyeramkan.

Mungkin "menyukai" atau "mencintai" bukanlah kata yang tepat untuk menggambarkan Revan. Kata "terobsesi" lebih cocok untuk situasi ini. Karena hal ini sudah terjadi sejak lama.

Semuanya terjadi ketika Pak Indra, Bu Risa dan Revan masih merupakan polisi junior, mereka dulu sama - sama berada di Kepolisian Pusat Inkuria. Revan sudah terobsesi pada Bu Risa sejak lama, dan dia akan selalu berusaha untuk mendekati Bu Risa. Tetapi obsesinya harus terhenti karena Revan dipindahkan ke unit yang berada di daerah.

Semua orang mengira kalau Revan akan melupakan perasaannya seiring dengan waktu. Tapi sepertinya harapan itu tidak akan pernah terjadi. Setelah Bu Risa bercerai dengan Pak Indra, dia memutuskan untuk mengajukan diri dan pindah ke unit daerah. Dia tidak tahu kalau dirinya akan bertemu lagi dengan Revan di kantor barunya. Ketika keduanya bertemu, Bu Risa bisa segera mengetahui kalau pria itu masih sama seperti dulu.

Sementara itu, Hendra mengetahui sisi lain yang lebih berbahaya dari Revan. Kakeknya memberikan dia sebuah catatan tentang Revan, mengatakan kalau dirinya harus berhati - hati terhadap pria yang satu ini. Kakeknya benar soal itu. Beberapa tahun setelah kematian kakeknya, Hendra akhirnya tahu siapa Revan yang sebenarnya.

The Detective 2 : Love BattleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang