Part 5

7 1 0
                                    

Setelah 5 hari aku bersekolah di sekolah yang baru, kondisi mentalku terasa lebih tenang. Namun di hari Sabtu, aku dapat kabar yang kurang mengenakan. Kabar itu kudapatkan dari Aji melalui chat.

Aji: "Lice, gawat banget ini!"

Alice: "Ada apa nih?"

Aji: "Juan udah gak bener"

Alice: "Gak bener gimana?"

Aji: "Dia jadi kriminal"

Alice: "Kriminal gimana?"

Aji: "Jadi dia itu pura-pura pacaran sama cewek lain. Nanti beberapa hari kemudian, dia ajak itu cewek ke tempat sepi buat diperkosa. Nah tujuan dia memperkosa tuh cewek, biar dia bisa ambil perhiasannya buat dijual. Nah hasil jualnya itu nanti dipake buat beliin kamu HP"

Alice: "HAH!? SERIUS!? Kamu ada bukti gak?"

Aji: "Untung kamu tanya itu. Aku punya banyak. BTW sabar ya. Soalnya berat banget videonya sampe 1 GB lebih. Kebetulan pas dia di toko emas, aku ada disitu. Aku denger omongan dia sama kawannya gatau siapa aku gakenal"

(Aji mengirim video)

Aji: "Tuh buktinya"

Alice: "Bentar aku liat dulu"

(Alice melihat video yang dikirimkan Aji)

Alice: "Buset dah. HP sultan sih gue mau ya. Tapi gak gini juga caranya woilah!"

Aji: "Makanya itu Lice. Mending sekarang kamu putusin Juan. Takutnya kalau dia dah beliin HP nya buat kamu terus ketahuan polisi, kamu ikut kena. Kamu blok nomor dia sekarang terus besok kalau kamu ketemu dia di gereja, kamu langsung minta putus terus pergi dan jangan dengerin apa yang dia bilang"

Alice: "Oh oke Ji"

Tanpa berlama-lama, aku langsung memblokir nomor WA Juan. Keesokan harinya setelah misa selesai, aku langsung berjalan keluar dari gereja. Tapi ketika aku hendak keluar pagar gereja, Juan menarik tanganku dengan tiba-tiba.

Juan: "Beb, kok kamu kemaren ngeblok aku? Padahal aku mau traktir kamu lho-"

Alice: (nada marah) "Apaan sih! Aku gak mau ditraktir sama kamu lagi!"

Juan: "Lho kenapa? Aku dah beliin kamu HP lho..."

Alice: "Aku gak butuh HP itu! HP ku masih bagus!"

Juan: "Yakin gak mau? Ini HP mahal lho"

Alice: "HP mahal sih aku mau. Cuman kalau kamu belinya pake hasil rampokan, aku gak mau!"

Juan: "Uang rampokan dari mana? Ini uang dari hasil kerja sampingan"

Alice: "Gak usah bohong kamu! Aku dah tahu semuanya!"

Juan: "Hah? Kamu tahu dari siapa?"

Aji: (menghampiri Alice) "Gue yang kasih tahu ke dia!"

Juan: (terkejut) "Aji? Lo kan sahabat gue juga!"

Aji: "Mentang-mentang kita sahabat terus cara lo yang haram itu bisa gue halalkan? Gak segampang itu bro!"

Juan: (sinis) "Emang lo punya buktinya? Gak usah nuduh kalau gak punya bukti!"

Aji: "Gue punya kok! Nih gue tunjukin!"

(Aji menunjukkan video ke Juan)

Juan: "Oh... Dasar penguntit kau!"

Aji: "Jangan main-main lo sama gue!"

Alice: "Juan, mulai sekarang kita putus! Gak sudi aku kalau kamu jadi perampok kek gitu! Aku gak mau kalau aku kena tangkep polisi gara-gara kamu! Aku mau hidup tenang pokoknya!"

Aku pun menampar muka Juan berlari sekencang mungkin menjauhi Juan diikuti oleh Aji. Setelah berlari cukup jauh, kami pun merasa lelah. Ditambah dengan cuaca saat itu yang cukup panas membuat tubuh kami basah karena keringat yang bercucuran. Tak jauh dari tempat kami berhenti, terdapat warung soto ayam. Kami memutuskan untuk beristirahat disitu dan masing-masing memesan soto serta es teh manis. Setelah kami memesan dan membayar, kami langsung duduk di tempat yang masih kosong.

Aji: "Lice, sumpah kamu hebat banget tadi. Bahkan kamu berani banget nampar Juan"

Alice: "Aelah Ji, demi kebenaran dan harga diri kita kan harus berani kek gitu... BTW makasih ya, Ji tadi kamu dah gercep bantuin aku. Kalau gak ada kamu, keknya aku dah dihabisi sama Juan"

Aji: "Gausah gitu Lice... Kan peran sahabat emang harus gitu... Jujur aja pas kamu adu mulut sama Juan tadi aku dah naik darah gara-gara Juan tambah ngotot. Makanya aku langsung kesitu tanpa ba bi bu hah heh hoh. Eh iya, gimana kamu di sekolah barumu?"

Alice: "Puji Tuhan baik. Gak ada yang namanya dibully. Awal masuk, aku dah disambut kek artis cuy. Kalau aku ada apa-apa, mereka siap bantuin. Jujur aku gak nyangka sih bakal kek gitu"

Aji: "Nah bener kan kata aku sama yang lain? Tuh akhirnya kamu enak di tempat baru-"

Abang Penjual Soto: "Permisi, 2 soto ayam dan 2 es teh manis nya mbak, mas..."

Alice: "Oh iya, makasih ya... Yuk dimakan, Ji. Keburu dingin nih"

Aji: "Eh iya Lice. Cepet makannya, kita bisa cepet pulang"

Kami pun menyantap soto ayam dan es teh manis yang telah kami pesan. Setelah makan, kami pun berjalan pulang bersama. Kebetulan arah rumah kami masih searah. Kami berjalan sambil mengobrol. Pada akhirnya kami sampai di rumah kami masing-masing.

To be continued

Me and The Magic WeaponTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang