Part 15

2 1 0
                                    

Keesokan harinya, aku mengikuti briefing bersama pengurus OSIS seperti yang sudah dikatakan Kak Martin semalam. Berdasarkan hasil briefing, aku ditugaskan untuk berjaga di backstage dan memastikan para pengisi acara sudah siap bersama Jacqueline, Leon, dan Kak Martin. Karena briefing selesai 15 menit lebih lambat dari yang direncanakan, akupun terlambat untuk melakukan pemanasan suara dan latihan bersama anak paduan suara. Karena sudah terlambat, maka aku harus segera ke ruang doa. Bowo yang melihat aku masuk terburu-buru dengan menggunakan luaran warna hitam pun bertanya kepadaku.

Bowo: "Lice, kok telat?"

Alice: "Anu... Aku habis briefing"

Bowo: "Hah? Briefing? Briefing apa?"

Alice: "Briefing nya OSIS"

Bowo: "Lah kan kamu gak ikut OSIS"

Alice: "Emang aku gak ikut. Cuman ya aku disuruh sama Kak Martin perkara kekacauan kemaren"

Bowo: "Lah terus nanti kamu ngapain aja?"

Alice: "Aku jaga backstage nanti sama Kak Martin, Jacqueline, and Leon"

Bowo: "Ooo gitu..."

Clarissa: (menghampiri Alice) "Eh Lice, mending luarannya kamu lepas dulu lah... Kan nanti misa dulu pake baju putih. Kalo kamu pake luarannya malah jadi gak seragam. Nanti aja pas acara aja kamu pake"

Alice: "Iya dehh Ris..."

Singkat cerita misa pun sudah selesai dan berjalan dengan lancar tanpa satupun halangan. Apalagi tim paduan suara dapat bertugas dengan lancar. Setelah acara selesai, seluruh siswa masuk ke kelas dan merayakan natal secara sederhana di kelas masing-masing. Ada yang bermain games, makan bersama, tukar kado, dan lain-lain. Setelah acara di kelas, nantinya seluruh siswa kembali lagi ke aula untuk merayakan natal bersama melalui penampilan drama musikal. Namun satu jam sebelum acara di aula, seluruh panitia dan pengisi acara meninggalkan kelas untuk melakukan persiapan.

Awalnya tak ada kejadian aneh saat persiapan. Namun saat Clarissa, Ruben, Ika, Siska, dan Bella tampil vocal group, suara Clarissa menjadi parau. Aku pun langsung mengintip Clarissa dari samping panggung. Benar saja, Clarissa sedang dalam masalah saat bernyanyi. Di saat itu juga aku juga merasakan suasana yang tidak enak dalam hatiku. Dari pintu backstage, Kak Martin melihatku yang menatap ke arah Clarissa

Kak Martin: (menghampiri Alice) "Alice, balik sini"

Alice: (langsung menoleh) "Hah? Kenapa kak?"

Kak Martin: "Udah kamu balik aja. Takutnya kalau ada apa-apa"

Alice: "Lah itu Clarissa gimana kak?"

Kak Martin: "Tunggu dia selesai tampil aja baru kita urus"

Aku pun menuruti kata Kak Martin. Akhirnya setelah penampilan vocal group selesai, Clarissa turun dengan dibopong oleh Siska dan Ika sementara Ruben dan Bella menyusul dari belakang.

Alice: (Menghampiri Clarissa) "Ris, kamu gapapa?"

Clarissa: "Uhuk! G-gapapa Lice"

Ruben: "Ris, mending kita balik ke ruang doa aja. Kalau ada apa-apa kan enak ada yang nemenin. Aku sama yang lain nunggu disini"

Alice: "Kalau gitu aku anterin Clarissa sama Ika sekalian"

Kak Martin: "Aku sekalian ikut. Biar aman pas di tengah jalan. Kalian bertiga kalau ada apa-apa, bilang ke aku aja. Jacqueline, Leon, kalian jangan kemana-mana sampe kami balik. Jaga yang lainnya ya"

Jacqueline dan Leon: "Siap!"

Aku dan Ika membopong Clarissa sementara Kak Martin berjalan di depan kami. Sesampainya di ruang doa, Kak Martin membukakan pintu ruang doa.

Kak Martin: "Gais, sorry ganggu. Clarissa mesti istirahat disini"

Imanuella: "Lho Clarissa kenapa?"

Ika: "Ini, ga tau kenapa tiba-tiba Kak Clarissa suaranya jadi gak enak ditambah lagi dia lemes gini"

Bowo: (menimpali) "Wah kek nya dia habis makan aneh-aneh pas di kelas"

Kak Martin: "Eh iya bisa jadi. Alice, tadi pas acara di kelas, dia makan apa aja?"

Alice: "Dia tadi cuman makan pizza sepotong, burger sebiji, sama minum coca cola segelas kecil doang"

Bowo: "Kalau gitu, pasti Kak Clarissa makan aneh-aneh di hari-hari sebelumnya"

Alice: "Gak mungkin lah! Lah tadi pas misa suaranya dia masih oke kok. Kalau hari sebelumnya dia aneh-aneh pasti dari tadi pas misa suaranya udah mulai parau. Lah ini dari tadi suaranya masih oke"

Imanuella: "Bener juga kamu, Lice. Kan gak ada yang aneh-aneh dari tadi. Performa kita tadi juga bagus kok. Eh kalian berdua gak balik?"

Kak Martin: "Eh iya ya. Takutnya di backstage ada apa-apa"

Alice: "Duluan ya gais"

Me and The Magic WeaponTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang