Part 7

9 1 0
                                    

Keesokan harinya adalah hari dimana konser paduan suara diselenggarakan. Konser itu dilaksanakan pada malam hari sehingga para pengisi acara konser diijinkan untuk tidak mengikuti pembelajaran di pagi hari untuk agar tidak kelelahan saat konser nanti. Sorenya, para pengisi acara berkumpul di aula untuk melakukan persiapan mulai sebelum konser. Setelah itu, semua pengisi acara menunggu giliran mereka tampil di backstage. Karena giliran tampil ku masih sangat lama, aku memutuskan untuk pergi ke toilet sendirian. Setelah aku keluar dari bilik toilet, aku langsung kembali ke aula. Tiba-tiba aku merasa khawatir jika sosok itu muncul lagi dan kali ini rasa khawatirku semakin parah. Benar saja waktu aku sampai di lantai 3, sosok itu menampakkan dirinya tepat di depan mukaku dan aku berteriak ketakutan hingga akhirnya aku jatuh pingsan.

Setelah aku terbangun dari pingsan, aku mendapati diriku sudah berada di backstage. Di dekatku sudah ada Clarissa, Kak Evangeline, dan Kak Martin.

Clarissa: "Lice, akhirnya kamu cepet sadar!"

Alice: "Kak, Ris, kok aku udah di backstage? Perasaan tadi aku masih di lantai 3 deh..."

Kak Evangeline: "Tadi Kak Martin liat kamu jatuh pingsan di lantai 3. Nah akhirnya dia minta tolong kami semua buat bawa kamu kesini"

Alice: "Kok Kak Martin bisa tahu aku pingsan?"

Kak Martin: "Gini Lice. Tadi kan aku ke toilet tuh. Nah pas aku balik dari toilet, aku lihat kamu terkapar gitu. Aku bangunin kamu, kamu malah gak bangun-bangun. Aku langsung lari ke aula buat nyamperin yang lainnya buat minta tolong. Nah akhirnya aku sama Kak Ben yang gotong kamu pake tandu ke sini disusul sama Kak Evangeline"

Alice: "Oalah..."

Clarissa: "Lice, jujur deh. Kamu kok bisa pingsan gitu"

Alice: "Jadi gini. Aku kan ke toilet sendirian. Nah pas balik dan sampe di lantai 3, sosok yang kemaren muncul. Jadinya aku kaget sama ketakutan. Ya akhirnya aku jatuh gitu"

Clarissa: "Ya ampun Lice... Mestinya tadi kamu minta temenin aku... Kalau tadi ada aku disitu kan gampang jadinya"

Alice: "Ya maaf, Ris... Oh iya, giliran tampil kita berapa lama lagi ya?"

Kak Evangeline: "Masih 45 menit kok. Tenang aja, Lice... Kamu istirahat dulu aja... Nanti pas mau tampil bakal ada yang panggil kok..."

Clarissa: "Kak, aku temenin Alice gapapa kan? Takutnya ada apa-apa kalau Alice ditinggal"

Kak Evangeline: "Gapapa kok. Malah bagusan kalau kamu yang temenin. Yaudah kalau aku sama Kak Martin tinggal dulu ya"

Clarissa dan Alice: "Oke kak"

Tinggallah aku dan Clarissa saja di pojok backstage itu. Seketika aku tahu siapakah sosok itu dan aku sempat bengong sekitar 2 menit. Clarissa yang tahu aku bengong langsung mengajakku bercanda dan menceritakan cerita yang lucu agar aku bisa melupakan apa yang tadi sudah terjadi padaku selama menunggu giliran. Singkat cerita setelah selesai tampil, secara tiba-tiba Kak Martin menghampiriku dan mengajakku bicara sebentar.

Kak Martin: "Alice, aku mau ngomong sama kamu bentar"

Alice: "Eh iya... Ada apa ya kak?"

Kak Martin: "Jujur aja kemaren lusa, kan kamu diliatin sosok yang diceritain Mika, Mary, sama Imanuella itu. Terus kamu kan gak ketakutan banget pas itu dan habis itu kamu duduk menyendiri. Nah aku ngerasa keknya sosok itu ada sesuatu sama kamu... Emang bener kamu habis ada apa-apa sama dia?"

Alice: "Keknya emang gitu kak. Pas aku di toilet, dia emang bisik ke aku kalau aku bakal mati gitu..."

Kak Martin: "Nah pasti kamu habis ada masalah sama sosok itu"

Alice: (ragu-ragu) "Bisa dibilang demikian..."

Kak Martin: "I see. Aku tahu kamu takut buat ceritain... Cerita aja. Aku gak bakal apa-apain kamu"

Alice: "Sebenarnya yang dibalik sosok itu adalah mantanku... Pas aku SMP, aku pacaran sama dia. Suatu hari, aku dapet kabar dari sahabatku kalo mantanku ini udah ngerampok perhiasan mahal buat dijual terus hasil jualnya itu mau dibuat beliin aku HP sultan... Kan dia dapet uangnya dengan cara haram"

Kak Martin: "Terus dia beneran begitu?"

Alice: "Iya sih kak... Tapi langsung aku tolak HP dari dia terus aku langsung putusin aja"

Kak Martin: "Keknya dia sakit hati gara-gara kamu putusin. Saking sakit hatinya dia ngelakuin sesuatu buat balas dendam sama kamu. Tapi aku berpihak sama kamu kok Lice. Kamu hebat bisa nolak gitu. Kalau kamu terima HP itu, aku yakin sampai detik ini kamu gak ada disini. Pasti kamu udah dipenjara bareng mantanmu itu"

Alice: "Maksud kakak, dia bunuh diri terus ganggu aku dengan rupa gitu?"

Kak Martin: "Bisa jadi. Kemungkinan lain dia pergi ke 'orang pintar' buat kirim sosok gituan juga buat balas dendam. Jadi, kamu harus waspada aja. Kalau ada apa-apa, minta tolong aja. Jangan dipendem-"

Kak Evangeline: (menghampiri) "Ciee... perhatian sama adkel ya..."

Kak Martin: "Woilah gak gitu juga! Apaan sih!"

Kak Evangeline: "Bilang aja naksir... Gapapa Lice lanjut aja sama Kak Martin"

Alice: "Eh... Kita cuma ngobrol biasa kok... Bukan yang gimana-gimana gitu..."

Sejak saat itu, aku mulai dekat dengan kakak kelas. Terutama Kak Evangeline dan Kak Martin. Mereka sudah seperti kakakku sendiri.

To be continued

Me and The Magic WeaponTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang