Part 14

2 1 0
                                    

Ternyata aku dibawa ke tempat dimana aku mendapatkan senjata ajaibku dan bertemu dengan Christa untuk pertama kalinya. Sudah dipastikan Christa yang membawaku kesini. Benar saja, tak lama kemudian Christa muncul di hadapanku.

Christa: "Hai Alice!"

Alice: "Oh, Hai Christa! Kenapa kau membawaku kesini lagi?"

Christa: "Aku ingin menyampaikan dua kabar. Satu kabar baik, dan satu kabar buruk"

Alice: "Bisakah kau beritahu kabar apa saja itu?"

Christa: "Nah, kabar baiknya semua teman terdekatmu akan mendapatkan senjata ajaib sepertimu"

Alice: "Wah... Apakah senjata mereka sama?"

Christa: "Oh tentu tidak. Pasti berbeda. Bahkan kekuatan yang mereka dapatkan tentu juga akan berbeda darimu"

Alice: "Maksudmu elemen yang mereka dapatkan juga berbeda? Tapi kau memberiku semua elemen"

Christa: "Itu baru sebagian. Nanti ada salah satu temanmu yang akan mendapat semua elemen. Bisa dibilang kekuatan dia yang paling kuat diantara kamu dan teman-temanmu yang lain"

Alice: "Siapa temanku yang kau maksud itu?"

Christa: "Kau tak perlu mengetahui itu sekarang. Oh ya, kabar buruknya anak buah Duke Black kini bertambah 2 orang"

Alice: "Hah? 2 orang? Bagaimana bisa?"

Christa: "Sulit untuk dijelaskan sekarang. Dan lebih buruknya lagi 2 orang itu mengenalmu dan mengetahui keberadaanmu"

Alice: "Christa, kau tidak bercanda kan?"

Christa: "Aku tidak bercanda... Memang kenyataannya begitu... Tapi tak perlu khawatir. Selain dibantu teman terdekatmu, aku akan memperkuat kekuatanmu"

Alice: "Memperkuat yang bagaimana?"

Christa: "Nanti kau akan merasakannya. Tapi sekarang kau harus pergi. Teman-temanmu sudah menunggumu"

Alice: "Tunggu Christa, kenapa kau tak menjawab pertanyaanku sekarang-"

Belum sempat pertanyaanku terjawab, aku sudah dibawa kembali lagi ke aula. Semua orang yang ada di aula mengelilingiku.

Alice: (terbangun) "D-dimana aku sekarang?"

Clarissa: "Lice, kamu gapapa kan?"

Alice: "I-iya. Dimana aku sekarang?"

Imanuella: "Kamu sekarang di aula Lice! Kamu tadi lenyap begitu saja!"

Alice: "L-lenyap?"

Bowo: "Ya, kamu lenyap. Seperti dibawa ke dunia lain-"

Kak Martin: "Woi Bowo! Jaga omonganmu!"

Alice: "Aku memang dibawa ke dunia lain. Tempat dimana aku mendapatkan kekuatanku"

Clarissa: "Hah? Serius? Kamu ngapain aja disana?"

Alice: "Hanya percakapan biasa dengan Christa. Tapi aku gak boleh ngomongin yang tadi Christa bilang ke kalian"

Bowo: "Tapi kau sempat bertanya kan ke Christa?"

Alice: "Aku dah bilang, aku gak boleh ngomongin itu ke kalian..."

Kak Martin: "Apaan kau ini, Wo. Gapapa Lice, yang penting kamu bisa balik dengan selamat"

Alice: (mengangguk lalu tersadar) "Oh iya, terus Jacqueline gimana sekarang?"

Jacqueline: (menghampiri Alice) "Aku dah gapapa kok Lice"

Alice: "Jacqueline? Kamu beneran gapapa?"

Jacqueline: "Iya. Aku dah gak lemes lagi kayak tadi. Aku dah sehat kayak normalnya diriku"

Alice: "Syukurlah..."

Leon: "Eeehhh gais, bukannya kita dah waktunya pulang ya? Ini dah lewat banget gak sih jam nya?"

Imanuella: "Sekarang jam berapa memangnya?"

Leon: "Sekarang jam... 17.30"

Alice: "HAH!? DAH MAGHRIB!? ORTUKU UDAH NUNGGU LAMA DONG!"

Imanuella: "Santai aja Lice! Ga usah terlalu panik gitu!"

Clarissa: "Iya, apalagi kondisimu masih kayak gitu"

Jacqueline: (menenangkan Alice) "Tenang aja Alice... Aku bakal bantuin buat jelasin ini semua... Kan tadi kamu dah nolongin aku... Sekarang gantian aku yang nolongin kamu..."

Alice: "Eh... Thank you Jacqueline... Thank you semuanya... Sorry jadinya aku ngerepotin kalian semua..."

Kak Martin: "Gapapa Lice... Oh iya, barang-barangmu ada disitu. Tadi Jacqueline sama Leon bawain itu kesini-"

Jacqueline: "Cieee perhatian... So sweet banget sih kalian... Mending jadian aja deh kalian!"

Clarissa: "Cieee" (bersiul)

Alice: (dalam hati) "Dasar temen ga ada akhlak"

Kak Martin: (dalam hati) "Sinting kau Jacqueline. Padahal kau dah punya ayang"

Bowo: (dalam hati) "Mohon bersabar ya gaes... Emang berat ujian kalian berdua ini"

Setelah semua membubarkan diri, aku langsung membereskan barang-barangku dan menuju ke parkiran mobil bersama Jacqueline. Kedua orang tuaku sudah menunggu sekitar satu jam lebih. Jacqueline membantuku menjelaskan alasan aku pulang lebih lama kepada kedua orang tuaku. Untungnya kedua orang tuaku memaklumi itu semua. Sesampainya di rumah, aku langsung membereskan barang-barangku, lalu mandi dan makan. Setelah makan, aku membuka HP ku. Di HP ku, terdapat notifikasi WhatsApp chat dari Kak Martin.

Kak Martin: "Alice, barusan anak-anak OSIS ngomongin soal tadi dan ini penting buat kamu"

Alice: "Penting kayak gimana kak?"

Kak Martin: "Jadi gini. Besok kamu ikut kami anak-anak OSIS pas acara. Biar kamu lebih aman dari incaran mantanmu yang freak itu"

Alice: "Hah? Ikut OSIS? Aku mesti ngapain?"

Kak Martin: "Nah besok kamu harus ikut briefing jam 05.30. Kita ada perubahan pembagian tugas. Paling lambat briefing selesai jam 06.00"

Alice: "Hmm. Oke siap"

Kak Martin: "Oh ya mumpung aku masih inget, besok kamu jangan lupa bawa hem hitam buat luarannya"

Alice: "Luaran kayak gimana?"

Kak Martin: "Ya anggep aja kayak jas nya anak OSIS itu"

Alice: "Hmm... Okelah kalau gitu"

Kak Martin: "Bagus. Semoga besok semuanya lancar"

Me and The Magic WeaponTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang