02

13 6 0
                                    

02

****

Talk show berjalan beberapa menit lamanya, dengan diisi serangkaian kejadian curi-curi pandang antar Adriel yang mulai merasa tertarik pada Kaisha, si gadis berpenampilan sederhana di era dunia modern masa kini.

Disaat semua orang memakai pakaian yang terbuat dari bahan otomatis sehingga dapat mengaktifkan sistem pencucian instan cahaya ultraviolet, gadis itu malah memakai pakaian sederhana bahan biasa yang harus disikat bersih dengan air dan sabun deterjen.

Talk show berakhir dilanjutkan dengan sesi foto yang membuat aktor tampan itu seketika dikerumuni sehingga kehilangan jejak pandang terhadap Kaisha. Sementara itu, Kaisha kini berjalan menelusuri setiap sudut gedung konser mewah yang dipijakinya.

Berusaha mencari jalan keluar selain pintu utama yang dijaga oleh petugas keamanan. Naik ke lantai atas, hasilnya nihil. Diatas hanya tersimpan beberapa barang-barang yang terbungkus dalam kardus beserta setumpuk surat kabar dan majalah yang memberitakan kabar mengenai aktor populer tampan tadi.

‘ADRIEL ANGKASA, PERAIH NOBEL PENGHARGAAN AKTOR DENGAN PRESTASI TERBAIK 2050.'

'ADRIEL ANGKASA RYZIELLODITH, PUTRA TUNGGAL PENGUSAHA ELEKTRONIK TERKENAL, MASUK JAJARAN NOMINASI SELEBRITI TERFAVORIT URUTAN KE-2 TAHUN 2051.'

'ADRIEL ANGKASA, DIKABARKAN MULAI SIBUK MEMBINTANGI PERAN DALAM SINETRON “PENGAGUM SENJA" SEBAGAI LAWAN MAIN AKTRIS CANTIK NAILA CLARENCIA.'

Demikian beberapa subjudul koran-koran yang terpampang diatas meja lantai dua, sepertinya lantai ini dikhususkan sebagai tempat penyimpanan barang. Kaisha memutuskan turun kembali ke lantai dasar tempat mimbar berada.

Dibawah, keadaan sekitar mulai lenggang. Tak seramai tadi, sepertinya acara telah berakhir dan banyak dari penggemar yang memutuskan untuk pulang usai memperoleh kesempatan berselfie ria bersama sang idola. Kaisha kembali mencoba memberanikan diri untuk mengambil langkah seribu melewati pintu keluar dihadapannya.

SRET!

Sayang sekali, lengannya dicekal oleh petugas keamanan yang buru-buru datang menghadang.

“Maaf. Anda? Nona yang tadi. Harap menyerahkan tiket konser tanda keanggotaan jika tidak ingin dianggap telah menyusup masuk dan menonton secara gratis tanpa membeli tiket.”

Kaisha bungkam.

Bagaimana ini!?

“M-maaf, Pak. Tiket saya hilang. Tapi saya harus pulang sekarang, permisi!” sanggah Kaisha berusaha menerobos, namun lagi-lagi dicekal. Sia-sia saja.

“Maaf, peraturan tidak memperbolehkan hal seperti ini. Anda wajib membayar denda sebagai kompensasi tanggungjawab kehilangan tiket. Sistem peraturan seperti ini sudah umum untuk konser terkenal seperti ini.” sahut petugas Security dengan tegas membuat nyali Kaisha seketika menciut.

‘Tamat sudah!’ batinnya dalam hati.

“Maaf. Ini ada apa, Pak?” ucap seseorang dari arah belakang dengan nada sopan menanyai sang petugas begitu mendengar keributan didepan pintu jalur keluar.

“Maaf atas ketidak nyamanannya, nona ini berusaha menerobos pintu keluar tanpa menyerahkan tiket dengan alasan kehilangan tanpa menyelesaikan administrasi denda seperti peraturan yang berlaku.” jawab petugas keamanan menjelaskan secara rinci.

Pemuda tampan yang menanyai dengan nada sopan tadi, memasukan kedua tangannya kedalam sisi kiri dan kanan saku hoodie hitam yang dikenakannya. Wajahnya menyiratkan raut wajah santai yang ramah.

“Oh. Cewek ini tadi nggak sengaja jatuhin tiketnya pas talkshow sesi wawancara, saya liat ada tiket jatuh dari saku nya. Tiketnya ada sama saya. Tolong, biarkan dia keluar.” ucapnya santai membuat Kaisha membulatkan kedua mata seketika.

DIMENSI WAKTU (By : Livia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang