06
****
“Kaiiiii! Lo keren banget, sumpah! Si Nailampir tadi sampai kicep gitu liatnya.” seru Hazel bersemangat.
“Gue gak tau kalau lo sebenarnya punya suara sebagus itu, liat deh, mendadak lo jadi famous. Banyak banget yang mulai perhatiin lo.” celetuk Debby melanjutkan.
Mereka kini berada dikoridor depan usai mendengar serangkaian informasi penting dari Bu Mira di aula tadi. Menyusul Kaisha yang baru saja kembali dari ruang guru, mereka menatap sahabat baru nya itu dengan tatapan penuh binar.
“Kalian bisa aja,” balas Kaisha pelan, gadis itu merasa senang jauh dilubuk hatinya. Perasaan yang hangat menjalar memenuhi sanubari. Ia merasa harapan untuk bermimpi itu kembali timbul.
Setidaknya, ditempat ini ia bisa melupakan sesaat persoalan penyakitnya. Ya, walau entah kapan dirinya bisa kembali pulang ke zaman asalnya.
****
“Nai! Naila!” seru seseorang yang berlari-lari dikoridor, mempercepat langkah sembari menyerukan nama seorang gadis yang tengah berjalan dengan perasaan dongkol. Gadis itu berbalik menoleh dengan tatapan angkuh, dinaikannya sebelah alis begitu menatap si pelaku yang memanggil namanya.
“Niko?”
Pemuda berpostur tinggi dengan wajah tampan dan ketenaran yang bukan main itu menghentikan langkah tepat didepan Naila.
Ya, benar.
Dia Nicholas. Nicholas Alexsisco.“Gue mau nawarin lo kerja sama.”
****
Bel akhir penanda jam pulang sekolah berbunyi nyaring diseluruh penjuru gedung megah sekolah musik tempat Adriel dan Kaisha menimba ilmu.
Kerumunan para siswa-siswi mulai ramai riuh berdesak-desakan meninggalkan halaman sekolah. Kecuali, beberapa insan yang masih memiliki kepentingan. Ya, termasuk Adriel dan Kaisha yang dimintai untuk tinggal sepulang sekolah demi mengikuti pelatihan musik sebagai persiapan olimpiade.
Sedari tadi, gadis berambut coklat karamel itu terus menyibukkan diri dengan menatap lekat aktor tampan yang membawanya ke ruangan rapi disalah satu sudut koridor lantai tiga. Ruangan itu bersih dan rapi.
Beberapa peralatan dan fasilitas tertata apik didalamnya. Benar, seperti meja belajar, komputer, sofa duduk yang empuk, kompor gas, panci pemanas air, kulkas mini, kursi duduk serta sebuah springbed mini dan karpet lembut berbahan wol halus.
Lebih mirip seperti ruang serbaguna. Sedari tadi dibuat bingung, Kaisha kini mengetahui bahwa ruangan itu ternyata dulunya merupakan gudang penyimpanan yang kini menjadi ruang pribadi Adriel selaku donator tetap. Adriel meminta pihak sekolah untuk memberikan ruangan itu khusus untuknya, dan ya permintaannya disetujui.
Ia dan teman-temannya sering sekali duduk nongkrong ditempat itu. Tahu teman-teman Adriel?
Benar sekali,
Nathaniel Rionaldi Avanka yang seringkali dipanggil Rio atau Nathan ini merupakan pemuda tampan berjiwa gamers sejati.
Selanjutnya ada Affandi Aksa Calvino yang akrab di sapa Alvin. Dia ini pemuda berpostur tinggi dengan wajah tampan yang termasuk dalam kelompok ras terkuat didunia. Tahu, kan? Yap, keturunan wibu akut! Bagi nya, tiada hari tanpa anime dan dunia per-jepangan.
Kemudian ada Erlangga Fernandito alias Angga yang menjadi most wanted pecinta olahraga. Mulai dari renang, basket, voli, badminton, futsal, karate bahkan gerakan pemanasan, seluruhnya telah bertahun-tahun menjadi makanan kesehariannya.
Terakhir, ada Al Hafis si tampan berkepribadian humoris sekaligus pemilik tawa candu. Pemuda tampan berlesung pipit dengan selera humor yang mengguncangkan semesta ini bukan main kocaknya. Seisi dunia bisa-bisa dibuat meninggal terpingkal-pingkal karena ulahnya. Jangan lupakan, dia ini punya gen darah biru pewaris takhta keturunan para pengagum rutinitas molor kebo. Baginya, tidur adalah hobi! Tidur adalah penyelamat! Tidur adalah kewajiban, hidup adalah turu!
KAMU SEDANG MEMBACA
DIMENSI WAKTU (By : Livia)
Teen Fiction||Masih tahap revisi|| Menceritakan Tentang Kaisha Dan Adriel Yang Terlibat Cinta Dalam Dimensi Waktu.