05

14 7 1
                                    

05

****

Adriel membawa Kaisha yang masih menggigil dalam gendongannya melewati koridor menuju UKS dengan langkah cepat.

“Sha, maaf ya. Gue harusnya gak lepas pengawasan ke lo sedetikpun, kalau aja gue gak ninggalin lo, lo gak bakal kayak gini.” lirihnya sembari terus berjalan tanpa mengalihkan pandangannya menatap lorong koridor depan.

Seorang pemuda tinggi berwajah tampan yang juga merupakan most wanted terkenal disekolah itu berdiri disudut koridor sisi kiri mading menatap kepergian Adriel yang terburu-buru sembari membawa seorang gadis dalam gendongannya.

Dia, Nicholas.

Nicholas Alexsisco, aktor tampan rival dan saingan Adriel yang selalu menaruh rasa iri dan dengki karena karir Adriel jauh melampauinya. Ia membenci pemuda tersebut sejak awal karirnya mulai menuju masa sukses keemasan.

Tatapannya berubah sinis menatap Kaisha yang terdiam pasrah dalam gendongan sembari merangkul pundak Adriel menahan rasa dingin yang menjalar ke seluruh tubuhnya.

‘Finally.’ gumamnya menatap kepergian dua insan tersebut.

****

Ruang UKS
12:04pm

“Sha, lo istirahat disini dulu ya. Nih, pakai selimutnya. Biar gue nyalain penghangat ruangan nya dulu.” Adriel membaringkan Kaisha dalam brankar kemudian menyerahkan segelas air hangat pada gadis tersebut.

“Gue janji.. gak akan ninggalin lo lagi. Gue bakal buat perhitungan sama orang yang udah buat lo kayak gini.” lirihnya dengan suara pelan menatap Kaisha yang terbaring lemah.

****

“Nai! Gimana nih!? Kita lupa kalau CCTV sekolah terpajang nyaris disemua bagian. Pintu depan toilet siswi juga pasti ada deh, duh! Gue panik, Nai.” rengek Naya menarik-narik pundak Naila membuat gadis angkuh tersebut mendelik jengah.

“Naya! Kalem, deh. Punya muka cantik itu dimanfaatin! Tenang aja, lo lupa siapa gue? Gue ratu sekolah! Siapapun bakal tunduk dibawah kecantikan gue. Gue yang bakal urus masalah ini dan gue pastiin lo gak bakal dapat kesulitan.” ketus Naila menyombongkan diri.

“Y-yaudah deh, gue percayain sama lo ya.”

“Beres. Asalkan lo tetap di pihak gue buat si anak sok cantik itu tau diri dan gak nganggap gue remeh!”

“Oke deh, gue pastiin si keset sialan itu bakal tunduk dibawah kaki lo, queen bee sekolah.” sahut Naya menjentikkan jari sembari tersenyum sinis.

****

Kaisha terbangun dalam keadaan yang mulai membaik, dapat ia rasakan tubuhnya perlahan menghangat dan tak seburuk tadi.

Mendudukkan diri diatas brankar, gadis itu melayangkan pandangannya menatap sosok pemuda tampan yang tertidur dilantai ruang UKS tepat disebelah brankar tempatnya terbaring tadi.

Adriel.

“Segitunya lo niat nemenin gue.” gumamnya merasa tersanjung.

TRIRINGGG TRINGGG

Bunyi dering ponsel dari saku Diel membangunnya seketika. Pemuda tampan itu memang tipe seseorang yang mudah terbangun ketika mendengar bunyi bising selirih apapun.

“Kaisha? Lo udah bangun? Gimana? Udah baikan?” tanyanya sembari meraih benda pipih dalam saku nya.

“Udah baikan. Makasih, ya.”

Adriel menatap nama kontak si pemanggil yang menghubunginya.

‘Rio.’

“Kenapa?”

DIMENSI WAKTU (By : Livia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang