04😍

11 6 0
                                    

04

****

SEKOLAH MUSIK & PERFILMAN GOLD GENERATION.
07:08am

Kaisha terpaku menatap gedung besar setinggi harapan orang tua yang menjulang dikaki langit biru. Halamannya luas dengan furnitur dan tampilan megah yang tak terkatakan.
Jejeran mobil-mobil mewah dan canggih terparkir dalam sebuah bilik kaca yang luas di sisi kiri halaman.

Lalu lalang siswa-siswi tampak memenuhi lingkungan dalam gerbang. Kaisha merasa sedikit gugup, ditatapnya Adriel yang berdiri tepat disebelahnya. Pemuda tampan itu membangunkannya pagi-pagi buta lantas memberinya seragam sekolah. Seragam putih lengkap dengan dasi merah bergaris dan jas hitam yang membuat tampilan terkesan berwibawa. Seragam itu juga memiliki tombol kecil dibagian belakang yang kata Diel merupakan tombol pencucian otomatis.

Merasa seragam kotor, tekan tombol itu. Jadi, kalian tak perlu merendamnya dalam sabun deterjen dan air kemudian mencucinya setengah mati.

“Gue ragu-ragu mau masuk ke dalam.” cicit Kaisha memilin ujung seragamnya sembari menundukkan kepala.

Adriel menatapnya lembut, menarik pergelangan gadis tersebut kemudian berjalan perlahan menuju gerbang.

“Ada gue. Lo bakal baik-baik aja.” sahutnya santai.

Kerumunan lalu lalang para siswa-siswi yang merupakan aktris, aktor, model, penyanyi, bahkan juga calon selebriti yang masih dalam proses membangun karir seketika mengarahkan perhatian mereka sepenuhnya pada bintang sekolah mereka yang selama ini sudah jelas merupakan most wanted dambaan setiap orang.

“Kak Diel datang, woi!”

“Anjay, masa depan gue makin hari makin ganteng aja. Bersinar, berkilau!”

“Didengar kak Naila, mampus lo!”

“Eh, eh? Dia bareng cewek gak sih itu?”

“Kak Diel bawa siapa tuh?”

“Adeknya kali.”

“Jangan-jangan pacarnya.”

“Gak mungkin pacarnya kak Diel dari kalangan gak populer.”

“Bisa-bisa jadi hari patah hati se-Indonesia kalau tuh cewek beneran doi nya.”

“Tuh cewek cantik sih sebenernya, tapi kelewat natural. Gak ada polesan make up, gak trendi!”

Bisikan demi bisikan masih terdengar dari segala sudut, tak henti-hentinya mereka menatap Kaisha dan Adriel yang berjalan membelah keramaian. Tatapan lekat mereka arahkan pada Kaisha yang dibuat semakin gugup. Para siswa-siswi bahkan mengikuti langkah keduanya secara diam-diam.

Hingga mereka semua tiba didepan kantor guru umum dan mendengar Adriel mengurus konfirmasi pendaftaran formulir gadis disebelahnya yang menyatakan bahwa mulai hari ini Kaisha merupakan bagian dari siswi di Sekolah Musik dan Perfilman Gold Generation.

Mereka semua dibuat terkejut, ada seorang cewek yang berhasil mendekati Adriel bahkan membuat cowok tampan tersebut bersedia repot-repot mengurus pendaftarannya. Para siswa-siswi merasa yakin, gadis itu pasti punya hubungan keluarga dengan Adriel sehingga membuat aktor tampan bersifat dingin tak tersentuh itu, sudi meliriknya dan bersedia direpotkan.

“Sepupu nya kali, woi.”

“Bisa jadi.”

Celetukan demi celetukan dari berbagai sudut pandang masih terdengar menggema dikoridor depan ruang kantor umum tempat Adriel dan Kaisha menghadap guru pengurus.

Mereka menatap Kaisha penuh rasa penasaran. Ya, mereka semua. Nyaris semua, kecuali salah seorang gadis cantik yang menatap Kaisha dari balik jendela kaca kantor umum dengan tatapan benci penuh kedengkian. Tatapannya tajam dan sengit. Ia mengepalkan tangan penuh amarah yang menyesakkan dada.

DIMENSI WAKTU (By : Livia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang