Bab 1

2.8K 262 40
                                    

Cale mati karena ledakan mana mati yang dibawa oleh musuhnya, White Star.

Si brengsek itu tidak ingin mati sendiri, itu sebabnya dia membawa Cale mati bersamanya.

Sebelum mati Cale memastikan keluarganya aman dari jangkauan ledakan mana mati, diluar pintu masuk aula kuil Cale bisa melihat Rosalyn, Choi Han, dan lainnya datang bergegas kearahnya dengan wajah ngeri bersamaan dengan teriakan mereka, bahkan Clopeh gila itu juga bisa memasang wajah penuh putus asa yang bahkan Cale tidak harapkan.

Tapi itu membuat Cale merasa bersalah pada teman temannya dan keluarga nya, di sisi lain Cale merasa lega ketika melihat mereka semua tampaknya baik baik saja.

Jadi dia menggunakan kekuatan super rock untuk mengunci dirinya bersama White Star, membuat penghalang tanah yang susah dihancurkan cukup untuk menahan bom bunuh diri meledak keluar dengan kerugian yang lebih besar.

Cale mengabaikan teriakan yang ada di luar tanpa satu kata perpisahan untuk mereka. Ini menyedihkan tapi dia tidak ingin begitu dramatis seperti klise kematian tokoh utama, toh dia merasa tidak menyesal atas pilihannya.

Selama mereka hidup dan baik baik saja tanpa terluka fisik itu sudah cukup membuat dia tampak lega dan puas.

Itu bagus.

Meskipun Cale membenci sebuah kematian atau rasa sakit, sekarang kematiannya sudah tidak bisa terhindarkan lagi, itu hanya bisa membuatnya merasa pahit.

Cale menghela nafas berat.

'bahkan di dunia ini pun aku tidak di beri waktu untuk hidup malas malasan yang panjang..'

Cale melihat kebawah untuk bertatapan dengan mata White Star bersinar gila meskipun tubuh dia hampir sepenuhnya menjadi serpihan debu putih, dia melihat seringai kejam White Star untuk terakhir kalinya.

"Bajingan gila" Cale balas tersenyum.

"Heh. Persetan denganmu juga, Cale Henituse"

Senyum Cale luntur begitu dia memejamkan matanya, penglihatannya semakin terang dengan suara ledakan yang bergema memenuhi aula kuil God of Despair.

***

Cale terbangun dalam keadaan bingung, dia tidak berada di akhirat ataupun alam setelah kematian yang dia harapkan.

Tapi dia malah terbangun di tempat auditorium besar mirip seperti panggung acara pentas sekolah menengah, cale berdiri mematung di tengah pintu masuk auditorium.

Tidak ada siapapun didalam auditorium, dia melirik seluruh ruangan auditorium dengan alis berkerut.

Ini bukan berarti dia berada di dunia paralel seperti bumi 2 atau di manapun saat dia melakukan tes ujian dewa tersegel saat dia menyelamatkan Doodam, Alberu kecil dan bertemu dengan Choi Junggun alias Nelan Barrow.

Seluruh interior auditorium itu memiliki latar belakang dan desain arsitektur aneh yang terlalu asing untuk dunia yang dia ketahui.

Yang pasti ini juga bukan Korea.

Cale mengedipkan matanya berkali kali, dia bingung. Ya dia sangat bingung sekali.

Pertama tama ini pasti bukan alam setelah kematian, bukan dunia modern, juga bukan tempat yang dia kenal. Dimana ini?

Ada banyak pertanyaan yang terlintas dibenaknya, dia menutup matanya untuk menenangkan dirinya sendiri sebelum menghela nafas pelan, Seperti yang dia lakukan saat masuk ke tubuh Cale Henituse.

Dia ingin segera pergi untuk memeriksa tubuhnya.

Namun sekilas bayangan dia melihat kepalan kecil pada tangannya.

Go To Demon School Donde viven las historias. Descúbrelo ahora